HALAMAN UTAMA

Senin, 13 Desember 2021

Dinamika Kelompok Sosial

 


Perubahan struktur kelompok sosial karena sebab-sebab dari luar. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

 

1. Perubahan situasi atau keadaan di mana kelompok tadi hidup

 

Perubahan pada situasi dapat pula mengubah struktur kelompok sosial tadi. Ancaman dari luar, misalnya seringkali merupakan faktor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok sosial. Situasi membahayakan yang berasal dari luar memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan para anggota kelompok sosial untuk mementingkan diri sendiri.

 

2. Pergantian anggota-anggota kelompok

 

Pergantian anggota kelompok contohnya, personalia suatu pasukan. Angkatan bersenjata sering mengalami pergantian dan hal itu tidak selalu mengakibatkan perubahan struktur secara keseluruhan. Akan tetapi, ada pula kelompok-kelompok sosial yang mengalami kegoncangan-kegoncangan apabila ditinggalkan salah seorang anggotanya, apalagi kalau anggota yang bersangkutan mempunyai kedudukan penting misalnya, dalam suatu keluarga. Apabila seorang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga kemudian meninggal dunia, hal ini dapat menimbulkan guncangan besar terhadap keluarga tersebut. Bisa saja keluarganya jatuh miskin karena tidak ada lagi yang menanggung kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.

 

3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi sosial dan ekonomi.

 

Perubahan ini dapat dilihat di sekitar kita. Misalnya, dalam keadaan depresi suatu keluarga akan bersatu untuk menghadapinya walaupun anggota-anggota keluarga tersebut mempunyai agama ataupun pandangan politik yang berbeda satu dengan lainnya.

 

Di dalam dinamika kelompok, mungkin terjadi pertentangan antarkelompok. Apabila terjadi peristiwa tersebut maka secara hipotesis prosesnya adalah sebagai berikut.


  • Apabila dua kelompok bersaing, akan timbul stereotip.
  • Kontak antara kedua kelompok yang bermusuhan, tidak akan mengurangi sikap bermusuhan itu sendiri.
  • Tujuan yang harus dicapai dengan kerja sama, dapat menetralisasi kan sikap bermusuhan.
  • Di dalam kerja sama mencapai tujuan, stereotip yang semula negatif menjadi positif.

 

Konflik antarkelompok mungkin terjadi karena persaingan untuk mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau terjadi pemaksaan unsur-unsur kebudayaan tertentu. Di samping itu, mungkin ada pemaksaan agama, dominasi politik atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Contohnya, adalah hubungan antara kelompok mayoritas dan minoritas. Reaksi golongan minoritas kelompok mungkin dalam bentuk sikap tindak menerima, agresif, menghindari atau asimilasi.

 

Masalah dinamika kelompok, juga menyangkut gerak atau perilaku kolektif. Gejala tersebut merupakan suatu cara berpikir, merasa dan beraksi suatu kelompok individu yang serta merta dan tidak berstruktur. Sebab-sebab suatu kumpulan individu menjadi agresif antara lain adalah:

 

  • frustasi selama jangka waktu yang lama.
  • tersinggung.
  • dirugikan.
  • ada ancaman dari luar.
  • diperlukan tidak adil.
  • terkena pada bidang-bidang kehidupan yang sangat sensitif.

 

Contoh kasusnya adalah perkembangan yang terjadi dalam dunia politik di negeri kita, yang memperlihatkan partai peserta pemilu dari yang semula berjumlah hanya tiga partai pada masa Orde Baru, kemudian berubah setelah memasuki masa pasca reformasi menjadi sistem multipartai yang memunculkan puluhan partai. Hal ini menandakan bahwa dinamika yang terjadi di masyarakat terjadi karena perubahan pola pikir dan sistem pemerintahan. Kelompok dalam bidang politik pada akhirnya memiliki tujuan dan cara yang berbeda dalam melaksanakan kemajuan masing-masing. Contoh lainnya adalah dalam bidang pendidikan, yaitu terjadinya perubahan kurikulum yang digagas oleh kelompok pendidik yang memiliki gagasan baru dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan.

 

Sumber:

 

 

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

 

Lawang, Robert M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.