Teori
Masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Nusantara
A.
Apersepsi
Tahukah kamu
bagaimana agama hindu dan buddha masuk ke nusantara? Salah satu proses
masuknya agama tersebut adalah melalui jalur perdagangan sutra rute laut.
Sebelumnya jalur sutra melalui rute darat yang melewati wilayah Timur Tengah dan
Asia Tengah. Pada tahun 1453, Turki menutup jalur sutra rute darat setelah
menaklukan konstantinopel sehingga rute dialihkan melalui rute Laut. Rute laut
melewati Selat Malaka yang membuat agama, budaya dan lain lain masuk ke
Nusantara. Selain itu, perdagangan nusantara dapat menjual rempah rempah dengan
mudah.
B.
Teori Masuknya Agama Hindu dan Buddha Pasif
Arti Teori ini
adalah masyarakat Nusantra mempelajari agama Hindu dan Buddha melalui
masyarakat India dan China yang datang ke Nusantara. Teori pasif ini antara
lain;
1. Teori Brahmana
Dikemukakan oleh Van Leur. Ia
mengatakan bahwa kaum brahmana diundang oleh raja di Nusantara karena raja
tersebut tertarik dengan ajaran Hindu dan Budha.
2. Teori Waisya
Dikemukakan oleh N.J Krom Yang menyebutkan
bahwa pedagang dari India yang beragama Hindu dan Buddha. Pedagang india
berdagang di Indonesia sambil menyesuaikan keadaan laut. Selama berdagangan di
Indonesia mereka menyebarkan agama dan budaya Hindu dan Buddha.
3. Teori Ksatria
Dikemukan oleh C.C. Berg, Mookerij,
J.C. Moens. Ia mengatakan bahwa di daratan India dan China terjadi perang saudara.
Raja kalah dari perang tersebut melarikan diri ke Nusantra untuk berlindungi.
Lambat laun mereka kerajaan bercorak Hindu dan Buddha.
C.
Teori Masuknya Agama Hindu dan Buddha Aktif
Arti
teori ini adalah masyarakat Nusntra belajar langsung ke India untuk mempelajari
agama Hindu dan Buddha. Salah satunya adalah Teori Arus Balik. Teori ini dikemukan oleh F.D.K Bosch. Ia
mengatakan bahwa kaum pelajar di Nusantra tertarik dengan ajaran Hindu dan
Buddha mereka kemudian berguru ke India. Setelah berguru ke India, mereka
pulang ke Nusantara dan menyebarkan ajaran Hindu dan Buddha.
Sumber :
Iwan Setiawan, Dedi, Suciati, A. Mushlih.2017. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
