USAHA SHEIKH MUJIBUR RAHMAN DALAM MENDIRIKAN DAN MEMPERTAHANKAN PEMERINTAHAN BANGLADESH | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Minggu, 03 Desember 2023

USAHA SHEIKH MUJIBUR RAHMAN DALAM MENDIRIKAN DAN MEMPERTAHANKAN PEMERINTAHAN BANGLADESH

 

Abstrak

Dalam sejarah lahirnya Bangladesh, terdapat salah satu tokoh penting, yakni Sheikh Mujibir Rahman. Sheikh Mujibur Rahman adalah seorang pemimpin yang sangat karismatik pada tahun 1970-an. Ia mendapatkan penghormatan, bukan hanya pada golongan Muslim, melainkan juga pada golongan akademisi di Dunia Barat. Oleh sebab itu, maksud dari penyusunan jurnal ilmiah ini adalah untuk memahami lebih luas tentang Sheikh Mujibur Rahman, terutama dalam perjuangannya untuk membentuk dan mempertahankan negara Bangladesh. Penulisan ini mengaplikasikan metode sejarah yang memiliki empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebelum Bangladesh ada, negara ini bergabung dengan Pakistan sebagai hasil dari Bristh Raj, dengan terbaginya Pakistan menjadi Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Namun, kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan politik membuat Pakistan Timur ingin merdeka, dan Sheikh Mujibur Rahman adalah salah satu tokoh yang mendukung perjuangan tersebut. Selama perjuangannya untuk menjadikan Pakistan Timur menjadi Bangladesh dan mempertahankan pemerintahan Bangladesh, beliau memiliki karir politik yang mencakup menjadi pemimpin mahasiswa misionaris di Gopalganj, anggota dewan legislatif, sekretaris jenderal Partai Liga Awami, dan presiden pertama Bangladesh.

 

Kata kunci: Mujibir Rahman, Bangladesh, Pakistan


PENDAHULUAN

Dalam membahas peran suatu tokoh dalam sebuah peristiwa sejarah, terdapat teori dinamika penggerak sejarah yang membahas peran jenius dan pahlawan. Teori ini diperkenalkan oleh sejarawan Inggris, Thomas Carlyle (1795-1881). Seluruh perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek hayat pada insan yang ada di dunia seperti pemahaman manusia, penerapan pengetahuan, kebijakan dalam tata kelola suatu negara, ilmu dalam berbisnis, dan tata laku masyarakat yang digerakkan oleh orang-orang jenius, pahlawan atau tokoh-tokoh penting (Carlyle, 1841). Meskipun kebenaran teori ini masih diperdebatkan, namun teori ini memberikan sudut pandang baru dalam interpretasi sejarah.

Salah satu tokoh berperan dalam menggerakan sejarah kemerdekaan Bangladesh adalah Sheikh Mujibur Rahman. Sheikh Mujibur Rahman merupakan salah satu pemimpin yang sangat karismatik pada tahun 1970-an, dari anak Benua India. Nama dan pengaruhnya telah melampaui seluruh penjuru dunia. Ia mendapatkan penghormatan, bukan hanya pada golongan Muslim, melainkan juga pada golongan akademisi di Dunia Barat. Gagasan pemikiran keagamaannya menjadikan Mujibur Rahman sebagai seorang pembaharu Muslim modern, sejajar dengan tokoh-tokoh pembaharu terkemuka seperti Muhammad Iqbal, Muhammad Abduh, dan Jamaluddin al-Afghani.

Mujibur Rahman, anak seorang pemilik tanah kelas menengah, mengenyam pendidikan hukum dan ilmu politik di Universitas Calcutta dan Dacca (sekarang berganti nama sebagai Universitas Dhaka). Meskipun sempat dipenjara saat masih remaja karena terlibat dalam gerakan pemisahan British Raj, ia memulai karir politik resminya pada tahun 1949 sebagai salah satu penerus Liga Awami. Liga tersebut mengadvokasi otonomi politik bagi Pakistan Timur, wilayah yang terletak di bagian timur Pakistan yang terpisah. Keberpihakan ini menyebabkan penangkapan Mujibur Rahman pada akhir tahun 1960-an yang kemudian memicu kerusuhan massa yang menuntut otonomi khusus di Pakistan Timur.

Dalam pemilu bulan Desember 1970, Liga Awami yang dikomandokan Mujibur Rahman, sukses dalam memperoleh mayoritas kursi pada Majelis Nasional. Setelah itu, Mujibur Rahman menuntut kemerdekaan bagi Pakistan Timur. Pasukan dari Pakistan Barat kemudian dikirim untuk merebut kembali kendali atas Pakistan Timur, namun mereka mengalami kekalahan dalam perang kemerdekaan Bangladesh. Akibatnya, Pakistan Timur mengubah namanya menjadi Bangladesh dan pada akhir tahun 1971, Bangladesh secara resmi diproklamasikan sebagai republik yang merdeka. Pada bulan Januari tahun 1972, Mujibur Rahman yang baru saja dibebaskan dari penjara, dilantik sebagai presiden pertama di bawah pemerintahan parlementer baru di negara tersebut.

Dalam latar belakang tersebut, penulis ingin memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai upaya Sheikh Mujibur Rahman dalam mendirikan dan mempertahankan pemerintahan Bangladesh. Selain itu, penulis juga dapat menyimpulkan peran Sheikh Mujibur Rahman dalam pembentukan negara Bangladesh yang terletak di Teluk Benggala Timur. Perbedaan utama dari penulisan ini dengan penulisan yang sudah ada adalah adanya kajian yang lebih mendalam mengenai Sheikh Mujibur Rahman, terutama dalam perjuangannya untuk mendirikan dan mempertahankan pemerintahan Bangladesh.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode sejarah sebagai pendekatan penulisan. Metode ini melibatkan pengujian, analisis, dan kajian kritis terhadap buku-buku dan artikel ilmiah yang dipublikasikan melalui literasi digital yang dapat dipercaya. Tujuannya adalah untuk memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan peristiwa dan proses sejarah secara sistematis dan objektif. Metode sejarah harus dilakukan dengan ketat dan objektif, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan sumber informasi yang mungkin mengandung bias atau tidak didasarkan pada fakta (Gottschalk, 1975). Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam menggunakan metode sejarah adalah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

Bagian awal pada metode sejarah yaitu heuristik yang berarti seni atau ilmu untuk menemukan solusi atau solusi baru yang dapat menyelesaikan masalah. Menurut sumber lain, heuristik adalah cara untuk mengungkapkan pemikiran agar masalah dapat segera terselesaikan. Dalam konteks sejarah, heuristik disebut metode penelitian yang melibatkan langkah-langkah dalam mengumpulkan berbagai jenis data penelitian, seperti buku-buku dan artikel ilmiah yang telah dipublikasi oleh penulis terdahulu (Rainer, 2004). Jadi, heuristik adalah aturan sederhana dan efektif yang digunakan manusia untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan.

Setelah sumber-sumber terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan kritik terhadapnya. Kritik ini sangat penting untuk memastikan orisinalitas dan legalitas dari sumber tersebut, dengan demikian dapat dijadikan sebagai data yang valid untuk menjawab pertanyaan penelitian. Terutama dalam konteks sejarah, kritik terhadap sumber-sumber dilakukan untuk memperoleh kepercayaan terhadap sumber yang akan digunakan. Verifikasi atau kritik sumber sejarah penting dalam penelitian sejarah. Peneliti memeriksa dan memverifikasi data sejarah yang digunakan (Abror, 2020).

Dalam tahap berikutnya, penulis akan melakukan interpretasi terhadap sumber sejarah. Hal ini dapat menimbulkan subjektivitas dalam proses tersebut. Secara umum, interpretasi merujuk pada suatu proses yang melibatkan pemberian pendapat, kesan, gagasan, serta pandangan secara teoritis terhadap suatu objek tertentu. Proses ini muncul dari ide yang mendalam dan dipengaruhi oleh latar belakang individu yang menciptakan objek tersebut (Abror, 2020). Dengan demikian, pengertian interpretasi dapat disimpulkan sebagai penafsiran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap sumber sejarah.

Tahap akhir dari metode sejarah dapat disebut sebagai historiografi. Historiografi merupakan proses penulisan mengenai sejarah di mana data yang telah digabungkan menjadi sebuah narasi sejarah. Pada tahap ini, penulis akan mengungkapkan pemahaman dan interpretasi mereka mengenai peristiwa sejarah dengan cara menganalisis naratif deskriptif yang logis dan dapat dipercaya (Sumargono, 2021). 

                                                                        HASIL DAN PEMBAHASAN

1.    Biografi Singkat Mujibur Rahman

Nama Mujibur Rahman, atau lebih dikenal dengan nama Sheikh Mujib, adalah seorang pemimpin karismatik yang sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat Bangladesh. Tanggal 17 Maret 1920, beliau dilahirkan di kampung Tungipara, daerah Gopalganj yang berada di kawasan Britsh Raj, tepatnya di provinsi Benggala. Beliau adalah anak ketiga dari hasil pernikahan dari Sheikh Lutfar Rahman dan Sheikh Shahara Khatun, yang berasal dari keluarga muslim terhormat (Rahman, 2014). Selain itu, dalam bahasa Bengali, ia juga diberi gelar kehormatan Bangabandhu, yang berarti pemimpin yang dihormati.

Pada tahun 1927, Mujibur Rahman memulai pendidikan dasarnya di Gimadanga pada usia tujuh tahun dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1932. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Mujibur Rahman melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama yang berada di Gimadanga. Akan tetapi, Mujibur Rahman terpaksa berhenti belajar karena harus menjalani operasi pada salah satu matanya pada tahun 1934. Saat itu, ia berusia empat belas tahun dan dipaksa untuk istirahat dari studinya oleh keluarganya. Satu tahun kemudian, Mujibur Rahman kembali bersekolah, mengingat beliau sudah sembuh dan duduk di bangku sekolah yang bernama Sekolah Menengah Pertama Gopaganj, saat itu beliau masih kelas III. Setelah lulus dari sekolah tersebut, Mujibur Rahman menyambungkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Misionaris dan pada tahun 1938 beliau berhasil menyelesaikannya (Nurula, 2004).

Sheikh Mujibur Rahman melakukan pernikahan, ketika mulai beranjak dewasa pada umur 18 tahun bersama seorang wanita yang berumur 8 tahun yang bernama Fazilatunnesa. Perempuan yang bernama Fazilatunnesa dikenal sebagai sosok perempuan yang memiliki hati yang lembut dan peduli terhadap orang-orang miskin di masyarakat Tungipura. Ia dilahirkan pada tanggal 8 Agustus 1930 dan dibesarkan di Kampung Tungipara yang berada di Kabupaten Gopalganj.

Dari perjodohan tersebut, pasangan suami istri itu diberkahi dengan lima buah hati. Kelima anak mereka terdiri dari dua putri yang memiliki identitas yakni Sheikh Hasina dan Sheikh Rehana, serta tiga putra yang memiliki identitas yakni Sheikh Kamal, Sheikh Jamal, dan Sheikh Rasel (Haider, 2010). Kedua putri mereka, yakni Sheikh Hasina Wazed, merupakan anak sulung yang lahir pada tanggal 28 September 1947 di Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Hasina menjadi Perdana Menteri di Bangladesh pada usia 48 tahun. Dia menjabat dari tahun 1966-2001 dan dari tahun 2009 hingga sekarang. Di sisi lain, Sheikh Rehana merupakan putri bungsu yang memiliki tanggal lahir yakni 15 Agustus 1974 di Tungipara, Kabupaten Gopalganj.

Sedangkan, pada tanggal 5 Agustus 1949 Sheikh Kamal lahir dari pasangan tersebut di Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Sheikh Kamal merupakan alumni dari Universitas Dhaka dengan jurusan Sosiologi. Ia menikah dengan Sultan Kamal Khukur yang lahir pada tahun 1951 di Dhaka. Selanjutnya, putra keduanya, Sheikh Jamal, lahir pada tanggal 28 April 1954 di Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Sheikh Jamal juga merupakan alumni dari Universitas Dhaka dengan bidang ilmu seni musik. Beliau juga mengikuti kursus musik yang menggunakan alat musik gitar di Sekolah Musik Chhayanaut. Pada tahun 1971, Jamal dikenal sebagai eksekutor gerakan perlawanan Mukti Bahini. Mukti Bahini adalah organisasi perang gerilya Bangladesh yang berperan penting dalam perang kemerdekaan Bangladesh. Istri Jamal memiliki nama Parveen Jamal Rosy yang lahir pada tahun 1956 di Syihet. Terakhir, anak bungsunya, Sheikh Russel, lahir pada tanggal 18 Oktober 1964 di Dhaka. Beliau merupakan dokter yang lulus dari Universitas Dhaka.

Sheikh Mujibur Rahman tutup usia pada tanggal 15 Agustus 1975 di Dhaka akibat dibunuh dengan sengaja. Kejadian pembunuhan Sheikh Mujibur Rahman ini terjadi saat tentara perwira atau militer junior menyerang tempat tinggal Presiden Sheikh Mujibur Rahman dengan menggunakan tank, yang memiliki tujuan awal untuk membekuk beliau. Ketika pembunuhan terjadi, Mujibur Rahman tetap berperilaku elok dan menjamu, seperti seorang pemimpin negara pada umumnya. Namun, perbuatan yang dibunuh secara sengaja tersebut tetap terlaksanakan sebab telah disusun sedemikian rupa agar rencananya berjalan dengan lancar.

2.    Peran Mujibur Rahman dalam Membentuk Negara Baru di Teluk Benggala Timur

Sejak Pakistan merdeka sebagai akibat dari Indian Independence Act 1947, terdapat kenyataan dan rasa tidak puas dari masyarakat Bengali dalam bidang politik. Penyebab utama ketidakpuasan ini terletak pada fakta bahwa jumlah penduduk Bengali atau Pakistan Timur mencapai 54% dari semua masyarakat Pakistan, akan tetapi pengaruh politik terpusat pada penduduk Pakistan Barat, terutama penduduk Punjab. Rasa tidak senang masyarakat Bengali juga timbul saat koordinator dari Partai Liga Muslim, yakni Husain Shaheed Suhrawardy, gagal menjadi chief minister atau gubernur Provinsi Pakistan Timur. Sebaliknya, yang terpilih adalah seseorang Pakistan Barat yang berdialek Urdu, bernama Khwaja Nazimuddin. Hal ini menyebabkan Suhrawardy berhenti dari perkumpulan Partai Liga Muslim. Di saat itu juga, pada tahun 1949 beliau membuat Partai Liga Awami, tak lama kemudian menjadi populer di masyarakat Pakistan Timur karena mendukung semangat kemerdekaan bagi masyarakat Bengali (Suwarno, 2012).

Kondisi masyarakat Bengali ini, membuat Mujibur Rahman bergabung dengan Partai Liga Awami yang dipimpin oleh Husain Shaheed Suhrawardy. Pada tahun 1948, Mujibur Rahman mulai melakukan karir politiknya, yakni Mujibur Rahman melakukan lawatan ke departemen hukum di Universitas Dhaka dan mengadakan afiliasi dengan mahasiswa, petani, serta elite politik di sana. Setelah diselenggarakan dialog antara elite politik, mahasiswa serta petani di Universitas Dhaka yang dipimpin oleh Mujibur Rahman, terbentuklah sebuah perhimpunan bernama The All-Party State Language yang disahkan pada tanggal 11 Maret 1948.

Pada tanggal 11 Maret 1948, Dewan Aksi The All-Party State Language mengajukan pemogokan umum terhadap perusahaan-perusahaan milik negara Pakistan terkait masalah bahasa (Hasina, 2020). Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Partai Liga Muslim yang akan menjadikan dialek Urdu sebagai dialek atau bahasa resmi negara Pakistan, yang ditentang oleh masyarakat Bengali. Saat itu, Mujibur Rahman dan beberapa anggota dewan ditangkap, yang kemudian memicu protes dari komunitas mahasiswa. Pemerintah Pakistan yang dikuasai oleh Partai Liga Muslim terpaksa membebaskan Mujibur Rahman dan pimpinan mahasiswa lainnya pada tanggal 15 Maret 1948 setelah menghadapi gerakan mahasiswa yang kuat. Pada tanggal 16 Maret 1948, Dewan The All-Party State Language mengadakan pertemuan umum di Universitas Dhaka yang diketuai oleh Mujibur Rahman. Keputusan dialog tersebut mencetuskan bahwa bahasa Pakistan Timur adalah Bahasa Bengali, sedangkan bahasa resmi negara Pakistan harus ada dua, yakni Bahasa Urdu dan Bahasa Bengali.

Karir politik Mujibur Rahman terus berlanjut, dimulai dari Sekertaris Jenderal Liga Awami di Pakistan Timur hingga berhasil memenangkan pemilihan umum pada tahun 1970. Pada tahun 1970, pemilihan umum di Pakistan dimenangkan oleh Liga Awami yang diketuai oleh Sheikh Mujibur Rahman. Mereka sukses meraih mayoritas kursi pada Majelis Nasional dengan memperoleh 223 dari total 237 kursi yang ada. Setelah kemenangan tersebut, Mujibur Rahman yang sudah menjadi Perdana Menteri akibat pemilu tersebut, mengemukakan tuntutan otonomi khusus bagi Pakistan Timur kepada Majelis Nasional. Pada tanggal 23 Juni 1955, dewan Liga Awami mengatakan bahwa konstituen partainya keluar dari Majelis Nasional apabila tuntutan otonomi khusus tidak dipenuhi untuk masyarakat Bengali. Namun, Zulfikar Ali Bhutto dari Liga Muslim menolak Mujibur Rahman sebagai Perdana Menteri dan mengusulkan adanya dua Perdana Menteri untuk Pakistan Barat dan Timur. Pendapat dari Bhutto ini menimbulkan kemarahan dan kerusuhan di Pakistan Timur.

 Pakistan Barat merespon kerusuhan di Pakistan Timur pada tahun 1958 yang dimana Pemimpin Liga Awami, Mirja Iskandar menunjuk Ayub Khan sebagai chief minister atau gubernur Provinsi Pakistan Timur (Bishwas, 2005). Setelah ditunjuk oleh Liga Awami, Ayub Khan segera memberlakukan darurat militer di Pakistan Timur. Pada tahun yang sama, Mujibur Rahman mengubah skema politiknya dengan menggugat disintegrasi bangsa dari Pakistan dan membuat pemerintahan sendiri yang kelak dijuluki sebagai Bangladesh, mengingat tuntutan sebelumnya hak otonomi khusus ditolak.

Pada akhirnya, pada tanggal 25 Maret 1971 Angkatan Darat Pakistan melancarkan Operasi Searchlight. Operasi ini bertujuan untuk mengatur pergerakan nasionalis Benggala di Pakistan Timur. Pada tanggal 26 Maret 1971, operasi ini berhasil merebut kendali atas kota-kota utama di Pakistan Timur. Dalam waktu empat minggu, operasi ini berhasil menghilangkan semua bentuk oposisi, baik dari segi politik maupun militer. Kejadian ini menjadi titik awal dari maklumat kemerdekaan Bangladesh dan perang kemerdekaan Bangladesh untuk mencapai terbentuknya negara baru di Teluk Benggala Timur, yaitu Bangladesh.

Pada tanggal 25 Maret 1971, tentara Pakistan melakukan tindakan kekerasan yang sangat meresahkan orang-orang Bengali. Tindakan tersebut memicu kemarahan yang sangat besar di kalangan masyarakat Bengali. Sebagai tanggapan atas kejadian tersebut, Sheikh Mujibur Rahman, mengesahkan sebuah maklumat resmi yang menyatakan kemerdekaan Bangladesh. Deklarasi tersebut diharapkan dapat menemukan jalan keluar atas pekara yang dilawan oleh masyarakat Bengali akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh tentara Pakistan. Beberapa kutipan yang penting mengenai deklarasi kemerdekaan Bangladesh sebagai berikut.

Hari ini, Bangladesh telah mencapai kemerdekaan dan kedaulatan. Pada malam Kamis yang lalu, Angkatan Darat Pakistan Barat secara mengejutkan melakukan serangan terhadap kantor polisi Bangladesh di Razarbagh dan pangkalan tentara Bangladesh di Pilkhana, Dhaka. Tidak sedikit warga yang tidak bersalah dan tidak bersenjata tewas di Dhaka dan daerah lainnya di Bangladesh. Konflik Bangladesh dan Pakistan terus berlanjut. Rakyat Benggala dengan penuh keberanian berjuang untuk mencapai kemerdekaan Bangladesh. Semoga Allah memberikan pertolongan dalam perjuangan kita untuk mencapai kebebasan.

Melalui siaran radio, Sheikh Mujibur Rahman memerintahkan penduduk Bengali untuk memberontak terhadap tentara pendudukan Pakistan Barat pada tanggal 25-26 Maret 1971. Pada jam 01.30 dini hari, Sheikh Mujibur Rahman ditawan dan dilaporkan oleh Radio Pakistan pada tanggal 29 Maret 1971. Sebuah surat kawat yang berisi pernyataan maklumat Sheikh Mujibur Rahman ditemukan oleh sekelompok mahasiswa di Chittagong dan diinterpretasi ke dalam dialek Bengali oleh Dr. Manjula Anwar. Namun, mereka tidak dapat menyebarluaskan pesan tersebut melalui Stasiun Radio Agrabad karena sudah diduduki oleh tentara pendudukan Pakistan Barat. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menyeberangi Jembatan Kalurghat menuju Stasiun Radio Agrabad, daerah yang diduduki oleh Resimen Benggala Timur yang dipimpin oleh Mayor Ziaur Rahman. Tentara Benggala Timur melindungi pos penyiaran tersebut saat melakukan persiapan penyebaran gelombang radio. Pada pukul 19.45 tanggal 27 Maret 1971, Mayor Ziaur Rahman menyatakan kemerdekaan atas nama Sheikh Mujibur Rahman. Dengan dimulainya deklarasi kemerdekaan ini, perang kemerdekaan Bangladesh dimulai.

Pada saat perang kemerdekaan Bangladesh, Mujibur Rahman ditangkap tanpa alasan yang jelas dan dibawa ke penjara di Pakistan Barat melalui Pesawat Militer. Ia kemudian dipindahkan ke sebuah penjara di dekat Faisalabad dan dijaga ketat. Selama perang berlangsung, Syekh Mujibur Rahman dipindahkan ke Penjara Pusat Mianwali dan diisolasi di selnya. Anak sulungnya, Kamal, juga ditangkap dan dibawa ke Pakistan Barat, sementara banyak pemimpin Liga Awami lainnya melarikan diri ke India. Persidangan militer terhadap Mujibur Rahman yang dipimpin oleh Jenderal Pakistan Rahimuddin Khan pun dilaksanakan, namun prosesnya tidak pernah dipublikasikan. Meskipun dijatuhi hukuman mati, eksekusi Mujibur Rahman ditunda sebanyak tiga kali, tanpa adanya kejelasan dari Ayub Khan (Ispahani, 2015).

Operasi Angkatan Darat Pakistan di Pakistan Timur secara luas dianggap sebagai tindakan genosida, menurut masyarakat dunia. Pasukan Pakistan melakukan kekejaman terhadap warga sipil Bengali, sementara milisi Jamaat seperti Razakar, Al-Badr, dan Al-Shams memberikan dukungan kepada Pakistan Barat dengan menargetkan para intelektual, profesional, politisi, pelajar, dan warga sipil Bengali lainnya untuk dilenyapkan. Banyak perempuan Bengali juga menjadi korban pemerkosaan. Akibat situasi yang semakin memburuk, banyak umat Hindu di Teluk Benggala Timur kabur dengan melewati tapal batas ke negara bagian India, seperti Benggala Barat, Assam, dan Tripura. Batalion tentara dan polisi Bengali segera melakukan perlawanan dan para elite Liga Awami mendirikan Provisional Government of Bangladesh (pemerintahan darurat). Perlawanan besar-besaran yang dipelopori oleh Mukti Bahini juga terjadi di seluruh wilayah Pakistan Timur. Kendati demikian, mendapat desakan dari komunitas internasional, pemerintah Pakistan mengabaikan untuk mebebaskan Mujibur Rahman ataupun memilih untuk bernegosiasi dengan cara diplomasi. Keluarga Mujibur Rahman pun menjadi tahanan rumah selama periode ini.

Pada tanggal 16 Desember 1971, pasukan Pakistan menyatakan kekalahannya kepada Bangladesh. Kejadian ini mengakibatkan runtuhnya penguasa rezim militer dibawah kekuasaan Ayub Khan di Pakistan Timur dan Bangladesh menjadi sebuah negara yang bebas dan independen. Setelah Ayub Khan mengundurkan diri, Zulfikar Ali Bhutto merespons tekanan internasional dengan membebaskan Mujibur Rahman dan anak sulungnya pada tanggal 8 Januari 1972.

Setelah dibebaskan, Mujibur Rahman mengadakan lawatan ke London, Inggris untuk berjumpa dengan Perdana Menteri Inggris Edward Heath. Keduanya membahas status keanggotaan Bangladesh di Commonwealth of Nations. Dari London, Mujibur Rahman bertolak menuju New Delhi (India) dengan tujuan membahas kerja sama antara kedua negara tersebut antara Mujibur Rahman dengan Perdana Menteri India Varahagiri Venkata Giri.

Setelah beberapa jam di Delhi, Mujibur Rahman kembali ke (Ibukota) Dhaka di Bangladesh yang baru merdeka. Sebelum pesawat mendarat, pesawat itu mengelilingi Ibukota Dhaka untuk melihat banyak orang yang berkumpul di Bandara Tejgaon untuk menyambut kedatangan Mujibur Rahman. Pada saat di Ibukota Dhaka, kepulangan Mujibur Rahman digambarkan sebagai lautan manusia karena orang-orang itu memenuhi landasan bandara dan melanggar barisan keamanan ketika para menteri kabinet masuk ke pesawat untuk membawa Mujibur Rahman keluar dari pesawat tersebut (Hossain & Kamal, 2013). Mujibur Rahman diberi tanda kehormatan oleh anggota Angkatan Darat Bangladesh, Angkatan Laut Bangladesh, dan Angkatan Udara Bangladesh yang baru terbentuk, setelah perang kemerdekaan Bangladesh. Mujibur Rahman kemudian naik truk terbuka melewati kerumunan yang padat untuk berpidato di Lapangan Ramna, di mana sepuluh bulan sebelumnya dia mengumumkan deklarasi kemerdekaan Bangladesh. Di Lapangan tersebut, Mujibur Rahman diangkat menjadi presiden pertama di Bangladesh.

3.    Masa Pemerintahan Mujibur Rahman sebagai Usaha Memperkokoh Kedaulatan Bangladesh

Sebagai negara yang baru saja merdeka, Mujibur Rahman melakukan berbagai program kerja untuk mempertahankan kedaulatan negara Bangladesh. Misalnya, keputusan presiden Mujibur Rahman mengubah Pengadilan Tinggi Pakistan Timur menjadi Mahkamah Agung Bangladesh.

Adapun, pada bulan Januari 1972, Mujibur Rahman memperkenalkan republik parlementer melalui keputusan presidennya. Struktur negara yang muncul dipengaruhi oleh model Westminster dimana perdana menteri adalah pemimpin yang paling berkuasa, sementara itu presiden bertindak sebagai kepala negara. Anggota parlemen yang dipilih pada pemilihan umum tahun 1970 menjadi anggota Majelis Konstituante Bangladesh. Rancangan konstitusi yang dihasilkan oleh Komite Perancangan Konstitusi yang dipimpin oleh Dr. Kamal Hossain, diadopsi pada tanggal 4 November 1972 dan mulai berlaku pada tanggal 16 Desember 1972.

Selain itu, Mujibur Rahman berkomitmen untuk mengadakan persidangan bagi pelaku kekejaman pada genosida Bangladesh tahun 1971. Pada tahun 1973, pemerintah Bangladesh memperkenalkan Undang-Undang Kejahatan Internasional (Pengadilan) untuk mengadili 195 tawanan perang Pakistan dengan pengawasan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Dalam bidang ekonomi, Mujibur Rahman memberlakukan pajak terhadap pemilik tanah yang memiliki luas tanah lebih dari 25 bigha atau 37,5 hektar (bigha adalah satuan luas, 1 bigha = 1,5 hektar). Pada tahun 1974, pemerintah Bangladesh berusaha mengundang perusahaan minyak internasional untuk melakukan eksplorasi di Teluk Benggala guna mencari cadangan minyak bumi dan gas alam. Salah satu perusahaan yang diundang adalah Shell. Shell kemudian menjual lima ladang gas kepada pemerintah Bangladesh, yang kemudian menjadi dasar pendirian Petrobangla. Petrobangla merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang pencarian, pendayagunaan, dan jual beli pada minyak bumi, gas alam, serta sumber mineral lainnya. Selain itu, Mujibur Rahman berusaha memulihkan Pelabuhan Chittagong pasca genosida Bangladesh tahun 1971, mengingat pelabuhan ini digunakan sebagai tempat ekspor dan impornya suatu barang sehingga mempertahankan kedaulatan ekonomi Bangladesh (Hassan & Mubashir, 2000).

Pencapaian utama kebijakan luar negeri Mujibur Rahman adalah berhasil mengamankan normalisasi dan hubungan diplomatik dengan sebagian besar negara di dunia. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Bangladesh dengan Commonwealth of Nations, PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok. Diplomasi Mujibur Rahman yang cerdas juga berhasil memperoleh dukungan dari Uni Soviet yang memasok beberapa skuadron pesawat MiG-21 untuk Angkatan Udara Bangladesh. Selain itu, Mujibur Rahman berhasil meyakinkan Tiongkok untuk menarik vetonya pada tahun 1974 sehingga memungkinkan Bangladesh untuk bergabung dengan PBB (Ludden, 2011). Kecerdikan diplomasi Mujibur Rahman juga berhasil membuat Amerika Serikat mengakui kemerdekaan Bangladesh pada tanggal 4 April 1972 dan menjanjikan bantuan sebesar US$300 juta. Disusul oleh Inggris, Malaysia, Indonesia, Jerman Barat, Denmark, Norwegia, dan Swedia juga mengakui adanya negara Bangladesh pada bulan Februari 1972 berkat jalan diplomasi oleh Mujibur Rahman.

KESIMPULAN

Ada banyak tokoh penting dalam mempengaruhi sebuah peristiwa sejarah lahirnya Bangladesh, salah satunya adalah Sheikh Mujibur Rahman. Sheikh Mujibur Rahman merupakan sosok yang sangat signifikan dalam sejarah Bangladesh dan memiliki berbagai alasan yang menjadikannya beliau begitu penting. Keberadaan Sheikh Mujibur Rahman dalam sejarah Bangladesh tidak dapat diabaikan, dan beliau tetap menjadi tokoh yang dihormati di Bangladesh dan di seluruh dunia.

Kontribusi politik beliau dalam karir politiknya yang pertama kali adalah sebagai pemimpin mahasiswa misionaris di Gopalganj. Mujibur Rahman, seorang mahasiswa yang terkenal cerdik, telah melakukan banyak hal aspek politik dan disanjung oleh penduduk Pakistan Timur karena sikap sosialitasnya terhadap kalangannya. Salah satu upaya tindakan Mujibur Rahman adalah upayanya untuk mengesahkan dialek Bengali sebagai dialek yang diakui di Pakistan, meskipun ia menghadapi penolakan yang keras dari Majelis Nasional Pakistan.

Adapun peran lain Mujibur Rahman adalah anggota dewan Legislatif Liga Awami. Kemudian karir ini berlanjut menjadi Sekertaris Jenderal Liga Awami di Pakistan Timur. Sampai di suatu titik, ia berhasil memenangkan pemilihan umum pada tahun 1970, meskipun pemilu tersebut tidak anggap sah oleh Pakistan Barat. Setelah memenangkan pemilihan umum itu, Mujibur Rahman menuntut otonomi khusus untuk Pakistan timur kepada Majelis Nasional Pakistan. Namun tuntutan tersebut ditolak dan membuat rakyat Bengali marah sehingga memicu Operasi Searchligth guna menghapus kaum oposisi terhadap pemerintahan Pakistan. Operasi ini membuat terjadi genosida Bangladesh tahun 1971, hal ini membuat Mujibur Rahman mendeklarasikan kemerdekaan Bangladesh dan mengajak seluruh rakyat Bengali untuk mengusir tentara Pakistan di Teluk Benggala Timur. Pasca mendeklarasikan tersebut, Mujibur Rahman ditangkap dan ditawan oleh Pakistan Barat selama perang kemerdekaan Bangladesh. Setelah perang kemerdekaan Bangladesh, Mujibur Rahman dibebaskan setelah mendapatkan tekanan dari dunia Internasional dan menjadi presiden pertama di Bangladesh.

Sheikh Mujibur Rahman menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat dan berani dapat memotivasi rakyat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Kesetiaan pada prinsip-prinsip yang benar dapat menginspirasi perubahan positif di masyarakat. Kehidupan dan perjuangan Sheikh Mujibur Rahman adalah contoh nyata tentang bagaimana perjuangan untuk kebebasan dan hak yang melekat pada hakikat manusia adalah harkat yang sangat berharga. Ia memperlihatkan bahwa orang-orang yang berjuang untuk hak-hak mereka tidak boleh menyerah, bahkan di bawah tekanan dan penindasan. Selain itu, Sheikh Mujibur Rahman memainkan peran penting dalam pembentukan negara Bangladesh yang merdeka. Ini menggarisbawahi pentingnya pemimpin yang memiliki visi dan tekad yang kuat dalam merintis jalan untuk kemerdekaan dan pembangunan sebuah negara yang independen. Nilai dari sejarah perjuangan Sheikh Mujibur Rahman mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai seperti perjuangan, keadilan, dan demokrasi dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Sejarahnya juga mewakili perjuangan yang tidak hanya membebaskan satu bangsa, tetapi juga menginspirasi perjuangan untuk kemerdekaan dan hak asasi manusia di seluruh dunia.

DAFTAR RUJUKAN

Abror. 2020. Cara Tepat Melakukan Penelitian Sejarah. Jakarta: Republika.

Bishwas. 2005. Bangladesh Liberation War, Mujibnagar Government Documents, 1971. Dhaka: Mawla Brothers.

Gottschalk. 1975. Paham sejarah melalui metode sejarah. (Terjemahan: Notosoesanto). Jakarta: Yayasan Universitas Indonesia.

Hasina. 2020. The classified records of the Intelligence Branch pertaining to the esteemed leader of Bangladesh. UK: Routledge.

Hassan, Mubashir 2000. The Mirage of Power in Bangladesh: An Inquiry Into the Bhutto Years. UK: Oxford University Press.

Hossain, Kamal 2013. Bangladesh: Quest for Freedom and Justice. UK: Oxford University Press.

Ispahani. 2015. "The Foreign Policy of Pakistan 1947–1964". Jstor: Pakistan Horizon. 17 (3): 231–252.

Jalaluddin Haider. 2010. Bangladesh’s Wuest For Closure: can the Execution of Mujib’s Assassins Finally Deliver the Country from it’s Darkest Chapter. UK: Majority World.

Ludden. 2011. The Politics of Independence in Bangladesh. Jstor: Economic and Political Weekly, 46(35), 79–85.

Muhammad Nurula. 2004. The historical event and documentary: evidence pertaining to the independence of Bangladesh within a span of 266 days are to be rewritten. Dhaka: Mukto Publishers.

Muhammad Rahman. 1971. The U.S. Government Records and Media Documentation pertaining to the Sheikh Mujib Declaration of Independence of Bangladesh. Los
Angeles: Latimes.

Rainer. 2004. Metodologi Penulisan Sejarah. Jakarta: Gagas Media.

Sumargono. 2021. Metodologi Penelitian Sejarah. Klaten: Lakeisha.

Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan.Yogyakarta: Ombak.

Thomas Carlyle. 1841. On Heroes, Hero-Worship, & the Heroic in History. UK: Oxford University Press.


 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020