Abstrak
Dalam sejarah
lahirnya Bangladesh, terdapat salah satu tokoh penting, yakni Sheikh Mujibir Rahman.
Sheikh Mujibur Rahman adalah seorang pemimpin yang sangat karismatik pada tahun
1970-an. Ia mendapatkan penghormatan, bukan hanya pada golongan Muslim,
melainkan juga pada golongan akademisi di Dunia Barat. Oleh sebab itu, maksud dari
penyusunan jurnal ilmiah ini adalah untuk memahami lebih luas tentang Sheikh
Mujibur Rahman, terutama dalam perjuangannya untuk membentuk dan mempertahankan
negara Bangladesh. Penulisan ini mengaplikasikan metode sejarah yang memiliki
empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebelum
Bangladesh ada, negara ini bergabung dengan Pakistan sebagai hasil dari Bristh
Raj, dengan terbaginya Pakistan menjadi Pakistan Barat dan Pakistan Timur.
Namun, kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan politik membuat Pakistan Timur
ingin merdeka, dan Sheikh Mujibur Rahman adalah salah satu tokoh yang mendukung
perjuangan tersebut. Selama perjuangannya untuk menjadikan Pakistan Timur
menjadi Bangladesh dan mempertahankan pemerintahan Bangladesh, beliau memiliki karir
politik yang mencakup menjadi pemimpin mahasiswa misionaris di Gopalganj,
anggota dewan legislatif, sekretaris jenderal Partai Liga Awami, dan presiden
pertama Bangladesh.
Kata kunci: Mujibir Rahman, Bangladesh, Pakistan
PENDAHULUAN
Dalam membahas peran suatu tokoh dalam sebuah peristiwa sejarah, terdapat
teori dinamika penggerak sejarah yang membahas peran jenius dan pahlawan. Teori
ini diperkenalkan oleh sejarawan Inggris, Thomas Carlyle (1795-1881). Seluruh
perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek hayat pada insan yang ada di
dunia seperti pemahaman manusia, penerapan pengetahuan, kebijakan dalam tata
kelola suatu negara, ilmu dalam berbisnis, dan tata laku masyarakat yang digerakkan
oleh orang-orang jenius, pahlawan atau tokoh-tokoh penting (Carlyle, 1841).
Meskipun kebenaran teori ini masih diperdebatkan, namun teori ini memberikan
sudut pandang baru dalam interpretasi sejarah.
Salah satu tokoh berperan dalam menggerakan sejarah kemerdekaan
Bangladesh adalah Sheikh Mujibur Rahman. Sheikh Mujibur Rahman merupakan salah
satu pemimpin yang sangat karismatik pada tahun 1970-an, dari anak Benua India.
Nama dan pengaruhnya telah melampaui seluruh penjuru dunia. Ia mendapatkan
penghormatan, bukan hanya pada golongan Muslim, melainkan juga pada golongan
akademisi di Dunia Barat. Gagasan pemikiran keagamaannya menjadikan Mujibur
Rahman sebagai seorang pembaharu Muslim modern, sejajar dengan tokoh-tokoh
pembaharu terkemuka seperti Muhammad Iqbal, Muhammad Abduh, dan Jamaluddin
al-Afghani.
Mujibur Rahman, anak seorang pemilik tanah kelas menengah, mengenyam
pendidikan hukum dan ilmu politik di Universitas Calcutta dan Dacca (sekarang berganti
nama sebagai Universitas Dhaka). Meskipun sempat dipenjara saat masih remaja
karena terlibat dalam gerakan pemisahan British Raj, ia memulai karir politik
resminya pada tahun 1949 sebagai salah satu penerus Liga Awami. Liga tersebut
mengadvokasi otonomi politik bagi Pakistan Timur, wilayah yang terletak di
bagian timur Pakistan yang terpisah. Keberpihakan ini menyebabkan penangkapan
Mujibur Rahman pada akhir tahun 1960-an yang kemudian memicu kerusuhan massa
yang menuntut otonomi khusus di Pakistan Timur.
Dalam pemilu bulan Desember 1970, Liga Awami yang dikomandokan Mujibur
Rahman, sukses dalam memperoleh mayoritas kursi pada Majelis Nasional. Setelah
itu, Mujibur Rahman menuntut kemerdekaan bagi Pakistan Timur. Pasukan dari
Pakistan Barat kemudian dikirim untuk merebut kembali kendali atas Pakistan
Timur, namun mereka mengalami kekalahan dalam perang kemerdekaan Bangladesh.
Akibatnya, Pakistan Timur mengubah namanya menjadi Bangladesh dan pada akhir
tahun 1971, Bangladesh secara resmi diproklamasikan sebagai republik yang
merdeka. Pada bulan Januari tahun 1972, Mujibur Rahman yang baru saja
dibebaskan dari penjara, dilantik sebagai presiden pertama di bawah
pemerintahan parlementer baru di negara tersebut.
Dalam latar belakang tersebut, penulis ingin memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam mengenai upaya Sheikh Mujibur Rahman dalam mendirikan dan
mempertahankan pemerintahan Bangladesh. Selain itu, penulis juga dapat
menyimpulkan peran Sheikh Mujibur Rahman dalam pembentukan negara Bangladesh
yang terletak di Teluk Benggala Timur. Perbedaan utama dari penulisan ini
dengan penulisan yang sudah ada adalah adanya kajian yang lebih mendalam
mengenai Sheikh Mujibur Rahman, terutama dalam perjuangannya untuk mendirikan
dan mempertahankan pemerintahan Bangladesh.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode sejarah sebagai pendekatan penulisan.
Metode ini melibatkan pengujian, analisis, dan kajian kritis terhadap buku-buku
dan artikel ilmiah yang dipublikasikan melalui literasi digital yang dapat
dipercaya. Tujuannya adalah untuk memahami, menganalisis, dan
menginterpretasikan peristiwa dan proses sejarah secara sistematis dan
objektif. Metode sejarah harus dilakukan dengan ketat dan objektif, dengan
mempertimbangkan berbagai perspektif dan sumber informasi yang mungkin
mengandung bias atau tidak didasarkan pada fakta (Gottschalk,
1975). Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam menggunakan
metode sejarah adalah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan
historiografi.
Bagian awal pada metode sejarah yaitu heuristik yang
berarti seni atau ilmu untuk menemukan solusi atau solusi baru yang dapat
menyelesaikan masalah. Menurut sumber lain, heuristik adalah
cara untuk mengungkapkan pemikiran agar masalah dapat segera terselesaikan.
Dalam konteks sejarah, heuristik disebut metode penelitian yang melibatkan
langkah-langkah dalam mengumpulkan berbagai jenis data penelitian, seperti
buku-buku dan artikel ilmiah yang telah dipublikasi oleh penulis terdahulu (Rainer,
2004). Jadi, heuristik adalah aturan sederhana dan efektif yang digunakan
manusia untuk membuat penilaian dan mengambil keputusan.
Setelah sumber-sumber terkumpul, langkah selanjutnya
adalah melakukan kritik terhadapnya. Kritik ini sangat penting untuk memastikan
orisinalitas dan legalitas dari sumber tersebut, dengan demikian dapat
dijadikan sebagai data yang valid untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Terutama dalam konteks sejarah, kritik terhadap sumber-sumber dilakukan untuk
memperoleh kepercayaan terhadap sumber yang akan digunakan. Verifikasi atau
kritik sumber sejarah penting dalam penelitian sejarah. Peneliti memeriksa dan
memverifikasi data sejarah yang digunakan (Abror, 2020).
Dalam tahap berikutnya, penulis akan melakukan interpretasi terhadap
sumber sejarah. Hal ini dapat menimbulkan subjektivitas dalam proses tersebut.
Secara umum, interpretasi merujuk pada suatu proses yang melibatkan pemberian
pendapat, kesan, gagasan, serta pandangan secara teoritis terhadap suatu objek
tertentu. Proses ini muncul dari ide yang mendalam dan dipengaruhi oleh latar
belakang individu yang menciptakan objek tersebut (Abror, 2020). Dengan
demikian, pengertian interpretasi dapat disimpulkan sebagai penafsiran yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap sumber sejarah.
Tahap akhir dari metode sejarah dapat disebut sebagai historiografi. Historiografi merupakan proses penulisan mengenai sejarah di mana data yang telah digabungkan menjadi sebuah narasi sejarah. Pada tahap ini, penulis akan mengungkapkan pemahaman dan interpretasi mereka mengenai peristiwa sejarah dengan cara menganalisis naratif deskriptif yang logis dan dapat dipercaya (Sumargono, 2021).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Biografi Singkat Mujibur
Rahman
Nama
Mujibur Rahman, atau lebih dikenal dengan nama Sheikh Mujib, adalah seorang
pemimpin karismatik yang sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat
Bangladesh. Tanggal 17 Maret 1920, beliau dilahirkan di kampung Tungipara,
daerah Gopalganj yang berada di kawasan Britsh Raj, tepatnya di provinsi
Benggala. Beliau adalah anak ketiga dari hasil pernikahan dari Sheikh Lutfar
Rahman dan Sheikh Shahara Khatun, yang berasal dari keluarga muslim terhormat
(Rahman, 2014). Selain itu, dalam bahasa Bengali, ia juga diberi gelar
kehormatan Bangabandhu, yang berarti pemimpin yang dihormati.
Pada
tahun 1927, Mujibur Rahman memulai pendidikan dasarnya di Gimadanga pada usia
tujuh tahun dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1932. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya, Mujibur Rahman melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama yang berada di Gimadanga. Akan tetapi, Mujibur Rahman terpaksa
berhenti belajar karena harus menjalani operasi pada salah satu matanya pada
tahun 1934. Saat itu, ia berusia empat belas tahun dan dipaksa untuk istirahat
dari studinya oleh keluarganya. Satu tahun kemudian, Mujibur Rahman kembali
bersekolah, mengingat beliau sudah sembuh dan duduk di bangku sekolah yang
bernama Sekolah Menengah Pertama Gopaganj, saat itu beliau masih kelas III. Setelah
lulus dari sekolah tersebut, Mujibur Rahman menyambungkan pendidikannya ke
Sekolah Menengah Atas Misionaris dan pada tahun 1938 beliau berhasil
menyelesaikannya (Nurula, 2004).
Sheikh
Mujibur Rahman melakukan pernikahan, ketika mulai beranjak dewasa pada umur 18
tahun bersama seorang wanita yang berumur 8 tahun yang bernama Fazilatunnesa. Perempuan
yang bernama Fazilatunnesa dikenal sebagai sosok perempuan yang memiliki hati
yang lembut dan peduli terhadap orang-orang miskin di masyarakat Tungipura. Ia
dilahirkan pada tanggal 8 Agustus 1930 dan dibesarkan di Kampung Tungipara yang
berada di Kabupaten Gopalganj.
Dari
perjodohan tersebut, pasangan suami istri itu diberkahi dengan lima buah hati.
Kelima anak mereka terdiri dari dua putri yang memiliki identitas yakni Sheikh
Hasina dan Sheikh Rehana, serta tiga putra yang memiliki identitas yakni Sheikh
Kamal, Sheikh Jamal, dan Sheikh Rasel (Haider, 2010). Kedua putri mereka, yakni
Sheikh Hasina Wazed, merupakan anak sulung yang lahir pada tanggal 28 September
1947 di Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Hasina menjadi Perdana Menteri di
Bangladesh pada usia 48 tahun. Dia menjabat dari tahun 1966-2001 dan dari tahun
2009 hingga sekarang. Di sisi lain, Sheikh Rehana merupakan putri bungsu yang memiliki
tanggal lahir yakni 15 Agustus 1974 di Tungipara, Kabupaten Gopalganj.
Sedangkan,
pada tanggal 5 Agustus 1949 Sheikh Kamal lahir dari pasangan tersebut di
Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Sheikh Kamal merupakan alumni dari Universitas
Dhaka dengan jurusan Sosiologi. Ia menikah dengan Sultan Kamal Khukur yang
lahir pada tahun 1951 di Dhaka. Selanjutnya, putra keduanya, Sheikh Jamal,
lahir pada tanggal 28 April 1954 di Tungipara (Kabupaten Gopalganj). Sheikh
Jamal juga merupakan alumni dari Universitas Dhaka dengan bidang ilmu seni
musik. Beliau juga mengikuti kursus musik yang menggunakan alat musik gitar di Sekolah
Musik Chhayanaut. Pada tahun 1971, Jamal dikenal sebagai eksekutor gerakan
perlawanan Mukti Bahini. Mukti Bahini adalah organisasi perang gerilya
Bangladesh yang berperan penting dalam perang kemerdekaan Bangladesh. Istri Jamal
memiliki nama Parveen Jamal Rosy yang lahir pada tahun 1956 di Syihet. Terakhir,
anak bungsunya, Sheikh Russel, lahir pada tanggal 18 Oktober 1964 di Dhaka. Beliau
merupakan dokter yang lulus dari Universitas Dhaka.
Sheikh
Mujibur Rahman tutup usia pada tanggal 15 Agustus 1975 di Dhaka akibat dibunuh
dengan sengaja. Kejadian pembunuhan Sheikh Mujibur Rahman ini terjadi saat
tentara perwira atau militer junior menyerang tempat tinggal Presiden Sheikh
Mujibur Rahman dengan menggunakan tank, yang memiliki tujuan awal untuk membekuk
beliau. Ketika pembunuhan terjadi, Mujibur Rahman tetap berperilaku elok dan menjamu,
seperti seorang pemimpin negara pada umumnya. Namun, perbuatan yang dibunuh
secara sengaja tersebut tetap terlaksanakan sebab telah disusun sedemikian rupa
agar rencananya berjalan dengan lancar.
2.
Peran Mujibur Rahman
dalam Membentuk Negara Baru di Teluk Benggala Timur
Sejak
Pakistan merdeka sebagai akibat dari Indian Independence Act 1947, terdapat kenyataan
dan rasa tidak puas dari masyarakat Bengali dalam bidang politik. Penyebab
utama ketidakpuasan ini terletak pada fakta bahwa jumlah penduduk Bengali atau
Pakistan Timur mencapai 54% dari semua masyarakat Pakistan, akan tetapi pengaruh
politik terpusat pada penduduk Pakistan Barat, terutama penduduk Punjab. Rasa
tidak senang masyarakat Bengali juga timbul saat koordinator dari Partai Liga
Muslim, yakni Husain Shaheed Suhrawardy, gagal menjadi chief minister
atau gubernur Provinsi Pakistan Timur. Sebaliknya, yang terpilih adalah
seseorang Pakistan Barat yang berdialek Urdu, bernama Khwaja Nazimuddin. Hal
ini menyebabkan Suhrawardy berhenti dari perkumpulan Partai Liga Muslim. Di
saat itu juga, pada tahun 1949 beliau membuat Partai Liga Awami, tak lama
kemudian menjadi populer di masyarakat Pakistan Timur karena mendukung semangat
kemerdekaan bagi masyarakat Bengali (Suwarno, 2012).
Kondisi
masyarakat Bengali ini, membuat Mujibur Rahman bergabung dengan Partai Liga
Awami yang dipimpin oleh Husain Shaheed Suhrawardy. Pada tahun 1948, Mujibur
Rahman mulai melakukan karir politiknya, yakni Mujibur Rahman melakukan lawatan
ke departemen hukum di Universitas Dhaka dan mengadakan afiliasi dengan
mahasiswa, petani, serta elite politik di sana. Setelah diselenggarakan dialog antara
elite politik, mahasiswa serta petani di Universitas Dhaka yang dipimpin oleh
Mujibur Rahman, terbentuklah sebuah perhimpunan bernama The All-Party State
Language yang disahkan pada tanggal 11 Maret 1948.
Pada
tanggal 11 Maret 1948, Dewan Aksi The All-Party State Language mengajukan
pemogokan umum terhadap perusahaan-perusahaan milik negara Pakistan terkait
masalah bahasa (Hasina, 2020). Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk protes
terhadap Partai Liga Muslim yang akan menjadikan dialek Urdu sebagai dialek
atau bahasa resmi negara Pakistan, yang ditentang oleh masyarakat Bengali. Saat
itu, Mujibur Rahman dan beberapa anggota dewan ditangkap, yang kemudian memicu
protes dari komunitas mahasiswa. Pemerintah Pakistan yang dikuasai oleh Partai
Liga Muslim terpaksa membebaskan Mujibur Rahman dan pimpinan mahasiswa lainnya
pada tanggal 15 Maret 1948 setelah menghadapi gerakan mahasiswa yang kuat. Pada
tanggal 16 Maret 1948, Dewan The All-Party State Language mengadakan pertemuan umum
di Universitas Dhaka yang diketuai oleh Mujibur Rahman. Keputusan dialog tersebut
mencetuskan bahwa bahasa Pakistan Timur adalah Bahasa Bengali, sedangkan bahasa
resmi negara Pakistan harus ada dua, yakni Bahasa Urdu dan Bahasa Bengali.
Karir
politik Mujibur Rahman terus berlanjut, dimulai dari Sekertaris
Jenderal Liga Awami di Pakistan Timur hingga berhasil memenangkan pemilihan
umum pada tahun 1970. Pada tahun 1970, pemilihan umum di Pakistan
dimenangkan oleh Liga Awami yang diketuai oleh Sheikh Mujibur Rahman. Mereka sukses
meraih mayoritas kursi pada Majelis Nasional dengan memperoleh 223 dari total
237 kursi yang ada. Setelah kemenangan tersebut, Mujibur Rahman yang sudah
menjadi Perdana Menteri akibat pemilu tersebut, mengemukakan tuntutan otonomi
khusus bagi Pakistan Timur kepada Majelis Nasional. Pada tanggal 23 Juni 1955,
dewan Liga Awami mengatakan bahwa konstituen partainya keluar dari Majelis
Nasional apabila tuntutan otonomi khusus tidak dipenuhi untuk masyarakat
Bengali. Namun, Zulfikar Ali Bhutto dari Liga Muslim menolak Mujibur Rahman
sebagai Perdana Menteri dan mengusulkan adanya dua Perdana Menteri untuk
Pakistan Barat dan Timur. Pendapat dari Bhutto ini menimbulkan kemarahan dan
kerusuhan di Pakistan Timur.
Pakistan Barat merespon kerusuhan di Pakistan
Timur pada tahun 1958 yang dimana Pemimpin Liga Awami, Mirja Iskandar menunjuk Ayub
Khan sebagai chief minister atau gubernur Provinsi Pakistan Timur
(Bishwas, 2005). Setelah ditunjuk oleh Liga Awami, Ayub Khan segera
memberlakukan darurat militer di Pakistan Timur. Pada tahun yang sama, Mujibur
Rahman mengubah skema politiknya dengan menggugat disintegrasi bangsa dari
Pakistan dan membuat pemerintahan sendiri yang kelak dijuluki sebagai Bangladesh,
mengingat tuntutan sebelumnya hak otonomi khusus ditolak.
Pada
akhirnya, pada tanggal 25 Maret 1971 Angkatan Darat Pakistan melancarkan
Operasi Searchlight. Operasi ini bertujuan untuk mengatur pergerakan nasionalis
Benggala di Pakistan Timur. Pada tanggal 26 Maret 1971, operasi ini berhasil
merebut kendali atas kota-kota utama di Pakistan Timur. Dalam waktu empat
minggu, operasi ini berhasil menghilangkan semua bentuk oposisi, baik dari segi
politik maupun militer. Kejadian ini menjadi titik awal dari maklumat
kemerdekaan Bangladesh dan perang kemerdekaan Bangladesh untuk mencapai
terbentuknya negara baru di Teluk Benggala Timur, yaitu Bangladesh.
Pada
tanggal 25 Maret 1971, tentara Pakistan melakukan tindakan kekerasan yang
sangat meresahkan orang-orang Bengali. Tindakan tersebut memicu kemarahan yang
sangat besar di kalangan masyarakat Bengali. Sebagai tanggapan atas kejadian
tersebut, Sheikh Mujibur Rahman, mengesahkan sebuah maklumat resmi yang menyatakan
kemerdekaan Bangladesh. Deklarasi tersebut diharapkan dapat menemukan jalan
keluar atas pekara yang dilawan oleh masyarakat Bengali akibat tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh tentara Pakistan. Beberapa kutipan yang penting
mengenai deklarasi kemerdekaan Bangladesh sebagai berikut.
Hari
ini, Bangladesh telah mencapai kemerdekaan dan kedaulatan. Pada malam Kamis
yang lalu, Angkatan Darat Pakistan Barat secara mengejutkan melakukan serangan terhadap
kantor polisi Bangladesh di Razarbagh dan pangkalan tentara Bangladesh di
Pilkhana, Dhaka. Tidak sedikit warga yang tidak bersalah dan tidak bersenjata
tewas di Dhaka dan daerah lainnya di Bangladesh. Konflik Bangladesh dan
Pakistan terus berlanjut. Rakyat Benggala dengan penuh keberanian berjuang
untuk mencapai kemerdekaan Bangladesh. Semoga Allah memberikan pertolongan
dalam perjuangan kita untuk mencapai kebebasan.
Melalui
siaran radio, Sheikh Mujibur Rahman memerintahkan penduduk Bengali untuk memberontak
terhadap tentara pendudukan Pakistan Barat pada tanggal 25-26 Maret 1971. Pada jam
01.30 dini hari, Sheikh Mujibur Rahman ditawan dan dilaporkan oleh Radio
Pakistan pada tanggal 29 Maret 1971. Sebuah surat kawat yang berisi pernyataan
maklumat Sheikh Mujibur Rahman ditemukan oleh sekelompok mahasiswa di
Chittagong dan diinterpretasi ke dalam dialek Bengali oleh Dr. Manjula Anwar.
Namun, mereka tidak dapat menyebarluaskan pesan tersebut melalui Stasiun Radio
Agrabad karena sudah diduduki oleh tentara pendudukan Pakistan Barat. Oleh
karena itu, mereka memutuskan untuk menyeberangi Jembatan Kalurghat menuju
Stasiun Radio Agrabad, daerah yang diduduki oleh Resimen Benggala Timur yang
dipimpin oleh Mayor Ziaur Rahman. Tentara Benggala Timur melindungi pos
penyiaran tersebut saat melakukan persiapan penyebaran gelombang radio. Pada
pukul 19.45 tanggal 27 Maret 1971, Mayor Ziaur Rahman menyatakan kemerdekaan atas
nama Sheikh Mujibur Rahman. Dengan dimulainya deklarasi kemerdekaan ini, perang
kemerdekaan Bangladesh dimulai.
Pada
saat perang kemerdekaan Bangladesh, Mujibur Rahman ditangkap tanpa alasan yang
jelas dan dibawa ke penjara di Pakistan Barat melalui Pesawat Militer. Ia
kemudian dipindahkan ke sebuah penjara di dekat Faisalabad dan dijaga ketat.
Selama perang berlangsung, Syekh Mujibur Rahman dipindahkan ke Penjara Pusat
Mianwali dan diisolasi di selnya. Anak sulungnya, Kamal, juga ditangkap dan
dibawa ke Pakistan Barat, sementara banyak pemimpin Liga Awami lainnya
melarikan diri ke India. Persidangan militer terhadap Mujibur Rahman yang dipimpin
oleh Jenderal Pakistan Rahimuddin Khan pun dilaksanakan, namun prosesnya tidak
pernah dipublikasikan. Meskipun dijatuhi hukuman mati, eksekusi Mujibur Rahman
ditunda sebanyak tiga kali, tanpa adanya kejelasan dari Ayub Khan (Ispahani,
2015).
Operasi
Angkatan Darat Pakistan di Pakistan Timur secara luas dianggap sebagai tindakan
genosida, menurut masyarakat dunia. Pasukan Pakistan melakukan kekejaman
terhadap warga sipil Bengali, sementara milisi Jamaat seperti Razakar, Al-Badr,
dan Al-Shams memberikan dukungan kepada Pakistan Barat dengan menargetkan para
intelektual, profesional, politisi, pelajar, dan warga sipil Bengali lainnya
untuk dilenyapkan. Banyak perempuan Bengali juga menjadi korban pemerkosaan.
Akibat situasi yang semakin memburuk, banyak umat Hindu di Teluk Benggala Timur
kabur dengan melewati tapal batas ke negara bagian India, seperti Benggala
Barat, Assam, dan Tripura. Batalion tentara dan polisi Bengali segera melakukan
perlawanan dan para elite Liga Awami mendirikan Provisional Government of
Bangladesh (pemerintahan darurat). Perlawanan besar-besaran yang dipelopori
oleh Mukti Bahini juga terjadi di seluruh wilayah Pakistan Timur. Kendati
demikian, mendapat desakan dari komunitas internasional, pemerintah Pakistan mengabaikan
untuk mebebaskan Mujibur Rahman ataupun memilih untuk bernegosiasi dengan cara
diplomasi. Keluarga Mujibur Rahman pun menjadi tahanan rumah selama periode
ini.
Pada
tanggal 16 Desember 1971, pasukan Pakistan menyatakan kekalahannya kepada
Bangladesh. Kejadian ini mengakibatkan runtuhnya penguasa rezim militer dibawah
kekuasaan Ayub Khan di Pakistan Timur dan Bangladesh menjadi sebuah negara yang
bebas dan independen. Setelah Ayub Khan mengundurkan diri, Zulfikar Ali Bhutto
merespons tekanan internasional dengan membebaskan Mujibur Rahman dan anak
sulungnya pada tanggal 8 Januari 1972.
Setelah
dibebaskan, Mujibur Rahman mengadakan lawatan ke London, Inggris untuk berjumpa
dengan Perdana Menteri Inggris Edward Heath. Keduanya membahas status keanggotaan
Bangladesh di Commonwealth of Nations. Dari London, Mujibur Rahman bertolak
menuju New Delhi (India) dengan tujuan membahas kerja sama antara kedua negara
tersebut antara Mujibur Rahman dengan Perdana Menteri India Varahagiri Venkata
Giri.
Setelah
beberapa jam di Delhi, Mujibur Rahman kembali ke (Ibukota) Dhaka di Bangladesh yang baru merdeka. Sebelum pesawat
mendarat, pesawat itu mengelilingi Ibukota Dhaka untuk melihat banyak orang
yang berkumpul di Bandara Tejgaon untuk menyambut kedatangan Mujibur Rahman. Pada
saat di Ibukota Dhaka, kepulangan Mujibur Rahman digambarkan sebagai lautan manusia
karena orang-orang itu memenuhi landasan bandara dan melanggar barisan keamanan
ketika para menteri kabinet masuk ke pesawat untuk membawa Mujibur Rahman keluar
dari pesawat tersebut (Hossain & Kamal, 2013). Mujibur Rahman diberi tanda
kehormatan oleh anggota Angkatan Darat Bangladesh, Angkatan Laut Bangladesh,
dan Angkatan Udara Bangladesh yang baru terbentuk, setelah perang kemerdekaan
Bangladesh. Mujibur Rahman kemudian naik truk terbuka melewati kerumunan yang
padat untuk berpidato di Lapangan Ramna, di mana sepuluh bulan sebelumnya dia
mengumumkan deklarasi kemerdekaan Bangladesh. Di Lapangan tersebut, Mujibur
Rahman diangkat menjadi presiden pertama di Bangladesh.
3.
Masa Pemerintahan
Mujibur Rahman sebagai Usaha Memperkokoh Kedaulatan Bangladesh
Sebagai
negara yang baru saja merdeka, Mujibur Rahman melakukan berbagai program kerja
untuk mempertahankan kedaulatan negara Bangladesh. Misalnya, keputusan presiden
Mujibur Rahman mengubah Pengadilan Tinggi Pakistan Timur menjadi Mahkamah Agung
Bangladesh.
Adapun,
pada bulan Januari 1972, Mujibur Rahman memperkenalkan republik parlementer
melalui keputusan presidennya. Struktur negara yang muncul dipengaruhi oleh
model Westminster dimana perdana menteri adalah pemimpin yang paling berkuasa, sementara
itu presiden bertindak sebagai kepala negara. Anggota parlemen yang dipilih
pada pemilihan umum tahun 1970 menjadi anggota Majelis Konstituante Bangladesh.
Rancangan konstitusi yang dihasilkan oleh Komite Perancangan Konstitusi yang
dipimpin oleh Dr. Kamal Hossain, diadopsi pada tanggal 4 November 1972 dan
mulai berlaku pada tanggal 16 Desember 1972.
Selain
itu, Mujibur Rahman berkomitmen untuk mengadakan persidangan bagi pelaku
kekejaman pada genosida Bangladesh tahun 1971. Pada tahun 1973, pemerintah
Bangladesh memperkenalkan Undang-Undang Kejahatan Internasional (Pengadilan)
untuk mengadili 195 tawanan perang Pakistan dengan pengawasan PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa).
Dalam
bidang ekonomi, Mujibur Rahman memberlakukan pajak terhadap pemilik tanah yang memiliki
luas tanah lebih dari 25 bigha atau 37,5 hektar (bigha adalah
satuan luas, 1 bigha = 1,5 hektar). Pada tahun 1974, pemerintah
Bangladesh berusaha mengundang perusahaan minyak internasional untuk melakukan
eksplorasi di Teluk Benggala guna mencari cadangan minyak bumi dan gas alam.
Salah satu perusahaan yang diundang adalah Shell. Shell kemudian menjual lima
ladang gas kepada pemerintah Bangladesh, yang kemudian menjadi dasar pendirian
Petrobangla. Petrobangla merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang pencarian,
pendayagunaan, dan jual beli pada minyak bumi, gas alam, serta sumber mineral
lainnya. Selain itu, Mujibur Rahman berusaha memulihkan Pelabuhan Chittagong
pasca genosida Bangladesh tahun 1971, mengingat pelabuhan ini digunakan sebagai
tempat ekspor dan impornya suatu barang sehingga mempertahankan kedaulatan
ekonomi Bangladesh (Hassan & Mubashir, 2000).
Pencapaian
utama kebijakan luar negeri Mujibur Rahman adalah berhasil mengamankan
normalisasi dan hubungan diplomatik dengan sebagian besar negara di dunia. Hal
ini terbukti dengan bergabungnya Bangladesh dengan Commonwealth of Nations,
PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok. Diplomasi Mujibur Rahman yang cerdas juga
berhasil memperoleh dukungan dari Uni Soviet yang memasok beberapa skuadron
pesawat MiG-21 untuk Angkatan Udara Bangladesh. Selain itu, Mujibur Rahman
berhasil meyakinkan Tiongkok untuk menarik vetonya pada tahun 1974 sehingga
memungkinkan Bangladesh untuk bergabung dengan PBB (Ludden, 2011). Kecerdikan
diplomasi Mujibur Rahman juga berhasil membuat Amerika Serikat mengakui
kemerdekaan Bangladesh pada tanggal 4 April 1972 dan menjanjikan bantuan
sebesar US$300 juta. Disusul oleh Inggris, Malaysia, Indonesia, Jerman Barat,
Denmark, Norwegia, dan Swedia juga mengakui adanya negara Bangladesh pada bulan
Februari 1972 berkat jalan diplomasi oleh Mujibur Rahman.
KESIMPULAN
Ada
banyak tokoh penting dalam mempengaruhi sebuah peristiwa sejarah lahirnya
Bangladesh, salah satunya adalah Sheikh Mujibur Rahman. Sheikh Mujibur Rahman
merupakan sosok yang sangat signifikan dalam sejarah Bangladesh dan memiliki
berbagai alasan yang menjadikannya beliau begitu penting. Keberadaan Sheikh
Mujibur Rahman dalam sejarah Bangladesh tidak dapat diabaikan, dan beliau tetap
menjadi tokoh yang dihormati di Bangladesh dan di seluruh dunia.
Kontribusi
politik beliau dalam karir politiknya yang pertama kali adalah sebagai pemimpin
mahasiswa misionaris di Gopalganj. Mujibur Rahman, seorang mahasiswa yang
terkenal cerdik, telah melakukan banyak hal aspek politik dan disanjung oleh penduduk
Pakistan Timur karena sikap sosialitasnya terhadap kalangannya. Salah satu upaya
tindakan Mujibur Rahman adalah upayanya untuk mengesahkan dialek Bengali
sebagai dialek yang diakui di Pakistan, meskipun ia menghadapi penolakan yang
keras dari Majelis Nasional Pakistan.
Adapun
peran lain Mujibur Rahman adalah anggota dewan Legislatif Liga Awami. Kemudian
karir ini berlanjut menjadi Sekertaris Jenderal Liga Awami di Pakistan Timur.
Sampai di suatu titik, ia berhasil memenangkan pemilihan umum pada tahun 1970,
meskipun pemilu tersebut tidak anggap sah oleh Pakistan Barat. Setelah
memenangkan pemilihan umum itu, Mujibur Rahman menuntut otonomi khusus untuk
Pakistan timur kepada Majelis Nasional Pakistan. Namun tuntutan tersebut
ditolak dan membuat rakyat Bengali marah sehingga memicu Operasi Searchligth
guna menghapus kaum oposisi terhadap pemerintahan Pakistan. Operasi ini membuat
terjadi genosida Bangladesh tahun 1971, hal ini membuat Mujibur Rahman
mendeklarasikan kemerdekaan Bangladesh dan mengajak seluruh rakyat Bengali
untuk mengusir tentara Pakistan di Teluk Benggala Timur. Pasca mendeklarasikan
tersebut, Mujibur Rahman ditangkap dan ditawan oleh Pakistan Barat selama
perang kemerdekaan Bangladesh. Setelah perang kemerdekaan Bangladesh, Mujibur
Rahman dibebaskan setelah mendapatkan tekanan dari dunia Internasional dan
menjadi presiden pertama di Bangladesh.
Sheikh Mujibur Rahman menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat dan berani dapat memotivasi rakyat untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Kesetiaan pada prinsip-prinsip yang benar dapat menginspirasi perubahan positif di masyarakat. Kehidupan dan perjuangan Sheikh Mujibur Rahman adalah contoh nyata tentang bagaimana perjuangan untuk kebebasan dan hak yang melekat pada hakikat manusia adalah harkat yang sangat berharga. Ia memperlihatkan bahwa orang-orang yang berjuang untuk hak-hak mereka tidak boleh menyerah, bahkan di bawah tekanan dan penindasan. Selain itu, Sheikh Mujibur Rahman memainkan peran penting dalam pembentukan negara Bangladesh yang merdeka. Ini menggarisbawahi pentingnya pemimpin yang memiliki visi dan tekad yang kuat dalam merintis jalan untuk kemerdekaan dan pembangunan sebuah negara yang independen. Nilai dari sejarah perjuangan Sheikh Mujibur Rahman mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai seperti perjuangan, keadilan, dan demokrasi dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Sejarahnya juga mewakili perjuangan yang tidak hanya membebaskan satu bangsa, tetapi juga menginspirasi perjuangan untuk kemerdekaan dan hak asasi manusia di seluruh dunia.
DAFTAR RUJUKAN
Abror. 2020. Cara Tepat Melakukan
Penelitian Sejarah. Jakarta: Republika.
Bishwas.
2005. Bangladesh Liberation War, Mujibnagar
Government Documents, 1971. Dhaka: Mawla Brothers.
Gottschalk. 1975. Paham sejarah melalui
metode sejarah. (Terjemahan: Notosoesanto). Jakarta: Yayasan Universitas
Indonesia.
Hasina. 2020. The
classified records of the Intelligence Branch pertaining to the esteemed leader
of Bangladesh. UK: Routledge.
Hassan,
Mubashir 2000. The Mirage of Power in Bangladesh: An Inquiry
Into the Bhutto Years. UK: Oxford
University Press.
Hossain,
Kamal 2013. Bangladesh: Quest for Freedom and Justice. UK: Oxford
University Press.
Ispahani.
2015. "The Foreign Policy of Pakistan
1947–1964". Jstor: Pakistan Horizon. 17 (3): 231–252.
Jalaluddin
Haider. 2010. Bangladesh’s Wuest For Closure: can the
Execution of Mujib’s Assassins Finally Deliver the Country from it’s Darkest
Chapter. UK: Majority World.
Ludden.
2011. The Politics of Independence in Bangladesh. Jstor: Economic
and Political Weekly, 46(35), 79–85.
Muhammad Nurula. 2004. The historical event and documentary: evidence pertaining to the independence of Bangladesh within a span of
266 days are to be rewritten. Dhaka: Mukto
Publishers.
Muhammad Rahman. 1971. The U.S.
Government Records and Media Documentation pertaining to the Sheikh Mujib
Declaration of Independence of Bangladesh. Los
Angeles: Latimes.
Rainer. 2004. Metodologi Penulisan
Sejarah. Jakarta: Gagas Media.
Sumargono. 2021. Metodologi Penelitian
Sejarah. Klaten: Lakeisha.
Suwarno. 2012. Dinamika
Sejarah Asia Selatan.Yogyakarta: Ombak.
Thomas
Carlyle. 1841. On Heroes, Hero-Worship, & the Heroic in
History. UK: Oxford University Press.