Kekalahan demi kekalahan diderita
oleh Cina akibat pemerintahan Manchu atau Qing yang makin lemah. Hal ini
menyadarkan rakyat Cina, terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa
dan negaranya. Dari kelompok inilah, kemudian tampil salah seorang tokoh
nasional Sun Yat Sen dengan ajarannya San Min Chu I (Tiga Asas
Kerakyatan), yakni min t'sen (kebangsaan atau nasionalisme), min tsu (kerakyatan
atau demokrasi ), dan min sheng (kesejahteraan atau sosialisme).
Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat
Sen bercita-cita setelah Manchu runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat
yang demokratis. Di samping itu, akan mengangkat harkat dan martabat bangsa
Cina sejajar dengan negara-negara Barat. Ia berhasil mengadakan pendekatan
kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di Cina Selatan untuk
menggulingkan Manchu.
Pada tanggal 10 Oktober 1911
meletuslah revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di bawah pimpinan Li Yuan
Hung dan berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu. Itulah sebabnya, tanggal 10
Oktober 1911 kemudian dijadikan hari Kemerdekaan Cina. Dengan Revolusi Cina
1911, berarti runtuhlah kekuasaan Manchu.
Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1912
Sun Yat Sen dipilih sebagai Presiden Cina yang baru. Saat itu, wilayah Cina
baru meliputi wilayah Cina Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya.
Sementara itu, Cina Utara diperintah
oleh Kaisar Hsuan Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan didampingi oleh Yuan
Shih Kai menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Cina (12 Februari 1912). Dengan
demikian, berakhirlah kekuasaan Manchu di Cina. Wilayah Cina Selatan dan Cina Utara
berhasil dipersatukan. Yuan Shih Kai yang turut menandatangani penyerahan
kekuasaan dan diberi kekuasaan untuk mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk
menjadi presiden. Demi tetap tegaknya Republik Cina dan untuk terhindar dari
perang saudara maka Sun Yat Sen mengundurkan diri dari jabatan presiden (15
Februari 1912) dan menyerahkannya kepada Yuan Shih Kai.
Sun Yat Sen mengundurkan diri ke
Canton pada bulan Agustus 1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang (nasional)
dengan asas San Min Chu I. Pada perkembangannya, setelah Yuan Shih Kai menjadi
presiden, ia bertindak diktator seperti kaisar. Pada tahun 1916, Yuan Shih Kai
meninggal sehingga memberi kesempatan Sun Yat Sen kembali memimpin Cina
Selatan. Di Cina Utara kemudian berdiri Partai Kung Chang Tang (komunis) di
bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min Tang. Sun yat Sen
bercita-cita untuk menyatukan seluruh Cina, namun sayang cita-citanya belum
terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang Kai Shek.
Sumber:
Eisenstadt, S.N.
1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Dwi Ari Listiyani.
2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.