Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1
644), Cina berada di bawah kekuasaan dinasti asing yakni Dinasti Machu. Di bawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi (1662–1722) dan Ch'ien Lung (1736–1796), Cina mengalami masa kejayaan. Akan tetapi, setelah meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu berangsur-angsur mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
Penyebabnya, antara lain:
1. Perang Candu (1839–1842)
Berawal dari aktivitas Inggris yang
memasukkan candu/opium secara besar-besaran ke Cina tanpa membayar bea cukai
menyebabkan Cina (Lin Tse Hsu) membuang 20.000 peti candu seharga 9 juta dollar
ke laut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Cina dan Inggris sehingga meletuslah
Perang Candu. Perang berakhir dengan kemenangan Inggris dan diakhiri dengan
Perjanjian Nanking, 29 Agustus1842. Perjanjian Nanking isinya, antara lain
sebagai berikut.
- Cina menyerahkan Hongkong kepada Inggris.
- Cina mengganti kerugian perang sebesar 6 juta dollar.
- Lima kota pelabuhan (Canton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai) dibuka untuk perdagangan asing.
Kekalahan Cina dalam Perang Candu ini
mengakibatkan martabat bangsa Cina menurun dan suramnya Dinasti Manchu di dunia
internasional.
2. Pemberontakan T'ai Ping.
Pemberontakan ini dilakukan oleh
rakyat Cina yang bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Dinasti Manchu. Adapun
sebab-sebab timbulnya pemberontakan T'ai Ping, antara lain sebagai berikut.
- Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu akibat kekalahannya dalam Perang Candu.
- Rakyat yang sudah menderita masih dibebani pajak yang tinggi untuk ganti kerugian perang.
- Timbulnya semangat nasionalisme.
- Berkembangnya agama Kristen.
Pemberontakan meletus pada tahun 1851
di Kwangsi di bawah pimpinan Hung Hsiu Chuan. Dengan paham Kristennya, Hung
ingin membebaskan rakyat Cina dari kekuasaan Dinasti Mancu yang korup dan
bobrok. Di Nanking, Hung Hsiu Chuan berhasil mengangkat dirinya menjadi raja
dengan gelar T'ien Wang (Kaisar Langit) dan kerajaannya dinamakan T'ai Ping
Tien Kuo (Kerajaan Surga yang Abadi). Namun, pemberontakan ini akhirnya
berhasil dipadamkan oleh Dinasti Manchu pada tahun 1864.
3. Perang Cina Jepang (1894–1895)
Lama sebelum perang berlangsung,
Korea adalah negeri jajahan Cina. Namun, mulai 1894 Jepang menaruh perhatian
yang sangat besar kepada Korea sehingga berusaha merebutnya dengan melawan
Cina. Perang berakhir dengan kemenangan Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian
Shimonoseki, 17 April 1895. Perjanjian Shimonseki isinya, antara lain sebagai
berikut.
- Cina mengakui wilayah Korea milik Jepang.
- Cina harus menyerahkan Kepulauan Pescadores dan Taiwan kepada Jepang.
- Cina harus membayar ganti kerugian besar sebesar 200 juta tael.
4. Pemberontakan Boxers
Gerakan Boxers semula anti terhadap
Dinasti Manchu, namun oleh Kaisar Janda Tua, yakni Ibu Tzu Hsi, kemudian
dibujuk supaya anti terhadap Barat. Boxes mengepung perwakilan Barat yang ada
di Peking. Karena merasa terancam, negara-negara Barat yang mempunyai
perwakilan di Peking kemudian membentuk pasukan internasional. Berkat pasukan
internasional gerakan Boxers berhasil dipadamkan dan diakhiri dengan Protokol
Peking 1901.
Kekalahan demi kekalahan diderita
oleh Cina akibat pemerintahan Manchu yang makin lemah. Hal ini menyadarkan
rakyat Cina, terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan
negaranya. Pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah revolusi di Wuchang (Wuchang
Day) di bawah pimpinan Li Yuan Hung dan berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu.