Interaksi Sosial | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Minggu, 09 Februari 2020

Interaksi Sosial






Artikel ini berdasarkan sumber buku tertentu.

Saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan dan menyakiti individu, komunitas, sekte atau agama apapun.

Artikel ini hanya bermaksud untuk mengenalkan pengetahuan kepada orang lain


A. Apersepsi


            Pada dasarnya manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia lainnya, selalu ingin bertemu, berbicara atau melakukan kegiatan lain dengan manusia. Melalui pergaulannya di masyarakat, manusia terbentuk sebagai interaksi sosial. Manusia disebut makhluk sosial, karena ia memiliki suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain atau gregariuosness. Misalnya, manusia memerlukan beras untuk bahan pangan pokok yang berasal dari petani. Jika tidak ada  petani mungkin kita dapat memperoleh bahan pangan. Dengan demikian manusia harus berinteraksi dengan sesama manusia. Bertemunya seorang dengan orang lain, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama hingga mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat dikatakan interaksi sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu?

A. Pengertian Interaksi Sosial
            Interaksi sosial adalah hubungan antara orang, perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya kedua pihak harus saling merespon. Dengan demikian Interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang lainnya, baik secara individu maupun kelompok.

            Sumber interaksi sosial terbagi menjadi dua. Pertama, penampilan fisik yang meliputi warna kulit, pakaian, postur tubuh, pakaian, dan usia. Dan kedua, pola pikir yang meliputi pokok pikiran dari pengirim dan penerima.

            Ciri-ciri Interaksi Sosial terbagi menjadi empat. Pertama, pelakunya terdiri atas dua orang atau lebih. Sebab, namanya interaksi sosial melibatkan pengirim pesan dan penerima pesan. Tanpa adanya itu, maka interaksi sosial tidak akan tercapai. kedua, adanya tujuan yang akan dicapai. Artinya, ada pesan yang hendak disampaikan dan pesan tersebut memiliki tujuan tertentu. Ketiga ialah adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi ketika komunikasi berlangsung. Dan, terakhir, ada pola khusus yang berarti adanya hubungan timbal balik antara pengirim pesan dengan penerimanya. Tanpa adanya itu, maka interaksi sosial tidak akan tercapai.

C. Syarat Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
            Interaksi sosial bisa terjadi harus memenuhi beberapa syarat yang harus terpenuhi yaitu, kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

            Kontak sosial merupakan bertemunya dua pihak atau lebih secara fisik, baik tanpa alat maupun dengan alat. Kontak sosial memiliki berbagai bentuk yang didasari jumlah pelaku, tindakan atau tanggapan, dan sifatnya.           Berdasarkan jumlah pelaku, kontak sosial terbagi menjadi kontak antar individu, antar kelompok, dan antara individu dengan kelompok. Berdasarkan tindakan atau tanggapan, terbagi menjadi kontak sosial positif dan negatif. Kontak positif biasanya mengarah pada  kerjasama sedangkan kontak negatif  biasanya mengarah pada pertentangan. Berdasarkan sifatnya, kontak sosial terbagi menjadi primer dan sekunder. Kontak primer terjadi secara langsung atau bertatap muka. Sedangkan, kontak sekunder terjadi dengan menggunakan pihak ketiga atau menggunakan alat/media.

            Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan kepada seseorang, sehingga pesan dapat diterima dan dipahami. Komunikasi dapat berlangsung bila memenuhi beberapa syarat. Pertama, pengirim (sender), yakni pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. Kedua, penerima (receiver), yakni pihak yang menerima pesan dari pihak lainnya. Ketiga,  pesan (message), yakni isi atau maksud yang akan disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lainnya. Dan, terakhir, umpan balik (feedback), yakni tanggapan dari penerima pesan. Bentuk komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi lisan (verbal) dan komunikasi isyarat (nonverbal). Komunikasi lisan merupakan komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Contohnya, berbicara langsung atau menggunakan ponsel. Lalu, komunikasi isyarat atau nonverbal merupakan komunikasi dengan menggunakan gerak-gerik badan, bahasa isyarat, atau menunjukkan sikap tertentu. Contohnya, menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju atau mengangguk sebagai tanda setuju.

D. Faktor Terjadinya Interaksi Sosial

Imitasi
            Imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tertentu (baik atau buruk). Contohnya:
a)      Karena sering mendengar orang tuanya bertengkar dengan suara keras dan kata–kata kasar, Joni jadi sering berperilaku kasar pada teman-teman sebayanya.
b)      Doni siswa yang cerdas dan rajin di sekolah, namun teman-teman di sekitar rumahnya lebih senang bersenang-senang. Mereka sering mengajak Doni untuk berfoya-foya. Akhirnya prestasi Doni menurun karena mengikuti gaya hidup teman-temannya itu.
c)      Karena pengaruh teman, Bayu diperkenalkan dengan dunia video dewasa. Bayu jadi ketergantungan dengan video dewasa dan tidak bisa berhenti memikirkan tiap adegan yang ada disitu sehingga suatu kali ketika ia memiliki pasangan, ia berkeinginan untuk mempraktekan apa yang sering ia lihat itu.
d)      Lisana sangat senang dengan dunia K-Pop dan sangat mengidolakan salah satu member girlband. Lisana senang memperhatikan gaya rambut dan gaya berpakaian member idolanya tersebut sehingga ketika hendak membeli pakaian atau memotong rambut, Lisana akan memilih pakaian dan potongan rambut yang mirip atau sama dengan idolanya itu.

Sugesti
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sugesti merupakan pendapat yang disampaikan untuk dipertimbangkan, sebagai anjuran atau dijadikan saran. Atau dengan kata lain, sugesti dimaknai sebagai pengaruh atau dorongan yang dapat mempengaruhi hati seseorang.Sugesti dapat terjadi bila individu yang memberikan pandangan tersebut adalah orang berwibawa atau karena sifatnya otoriter. Contohnya:
a)      Seseorang yang mencari kerja memberi saran kepada temannya supaya ia dapat menyelesaikan sekolahnya dengan baik seperti tidak sering membolos dan selalu mengerjakan tugas. Seseorang ini menyesal karena dulu ia selalu bermalas-malasan ketika masa bersekolah. Setelah lulus nilainya jelek dan ia menjadi susah untuk mendapatkan pekerjaan. Melihat temennya yang lulus dengan nilai jelek, menyampaikan hal tersebut maka ia pun menjadi tersugesti untuk melanjutkan sekolah dengan baik.
b)      Seorang dokter yang memberikan sebuiah nasihat dan saran yang harus dipatuhi kepada pasien-pasiennya agar si pasien dapat segera sembuh. Tanpa berpikir panjang, pasien akan melakukan apa yang disarankan oleh dokter tanpa berpikir panjang.

Identifikasi
            Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Contohnya, Seorang anak meniru mengidoalakannya pemain bola sehingga semua tingkah laku idolanya  akan dilakukan, baik itu cara berbicara maupun cara berpakaian.

Simpati
Simpati merupakan bentuk interaksi yang melibatkan ketertarikan individu terhadap individu lainnya. Dorongan utama pada simpati adalah adanya keinginan untuk memahami pihak lain dan bekerja sama. Contohnya, Seorang ibu merasa sangat sedih karena anaknya sakit keras, si ibu selalu membayangkan penyakit dan penderitaan yang dialami anaknya itu sehingga si ibu jatuh sakit.


   Empati
Empati adalah perasaan yang menempatkan diri seolah berada di posisi seseorang atau kelompok tertentu yang sedang mengalami suatu perasaan tertentu. Contohnya, Ketika ada teman yang rumahnya kebakaran, kita juga sedih dan berusaha membantuntunya.






Sumber :

Ahmadi A. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rekana Cipta.
________ . ___  . Psikologi Sosial. ______ : __________
Arifin, S.B. 2015. Psikologi Sosial. Bandung : Pustaka Setia
Hazan, M. Z., Salladin. 1996. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek                   Pendidikan Tenaga Akademik.
Soekanto, S. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020