ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Rabu, 30 Juni 2021

Biografi Raja Persia Cyrus II

 


       Cyrus II, raja pertama Persia yang terkenal. Ia lahir dari Cambyses yang merupakan raja Anshan, dan Mendene putri Raja Astyages Media pada 600 SM atau 576 SM. Menurut cerita, Astyages diyakinkan oleh mimpi berulang bahwa cucunya suatu hari nanti akan menggulingkannya.  Karena kekuasaan lebih kental daripada darah bagi raja Median, dia memanggil putrinya yang sedang hamil dan bersikeras agar anak itu dibunuh segera setelah ia lahir.  Tugas itu didelegasikan kepada seorang gembala, Mithradates, yang tidak membunuh bayi Cyrus dan malah membesarkannya sebagai salah satu putranya sendiri.  Herodotus mengklaim tipu muslihat itu terungkap ketika Cyrus mencapai usia 10 tahun karena perilakunya "terlalu mulia."  Tidak peduli dengan perang saudara atau konflik dengan Cambyses, Astyages mengirim Cyrus kembali ke orang tua kandungnya di Persia.

 

Astyages benar untuk diperhatikan oleh cucunya.  Meskipun ayahnya tidak meninggal sampai tahun 551 SM, Cyrus sudah naik takhta pada tahun 559 SM.  Seperti pendahulunya, Cyrus dipaksa untuk mengakui kekuasaan Median, setidaknya sampai serangan mendadak terhadap kakeknya pada tahun 553 SM.  Menggalang suku, termasuk hubungan Achaemenian istrinya Cassandane. Cyrus mengalahkan Median dalam beberapa pertempuran sengit, akhirnya merebut ibukota di Ecbatana pada tahun 549 SM.  Menerima mahkota Media pada tahun 546 SM, Cyrus menyatakan dirinya ”Raja Persia”.  Sejarah tidak mencatat apa yang terjadi dengan Astyages, tetapi sangat kecil kemungkinannya dia diadopsi oleh seorang gembala yang ditugaskan untuk pembunuhannya.

 

Penaklukan Media hanyalah awal dari pertumpahan darah Cyrus.  Astyages telah bersekutu dengan Nabonidus dari Babylon, Amasis dari Mesir, dan saudara iparnya Croesus dari Lydia.  Dalam waktu satu tahun setelah kekalahan Astyages, orang-orang Lydia bergerak maju.  Cyrus mengerahkan pasukan dari seluruh negerinya dan melawan pasukan Lydia untuk menemui jalan buntu di Pteira.  Dia selanjutnya menyerang ibukota Lydia di Sardis, di mana dia mengalahkan kavaleri kebanggaan Lydia dengan menempatkan unta di garis depan.  Menurut Herodotus, Cyrus menyelamatkan Croesus dan menjadikannya penasihat terpercaya tetapi 'Nabonidus Chronicle' tidak setuju, mengklaim bahwa Cyrus mengkhianati raja yang jatuh dan membunuhnya.

 

Sekitar awal Oktober 540 SM, Cyrus akhirnya memaksa orang Babilonia untuk berperang di dekat kota Opis mereka di tepi Sungai Tigris, tepat di utara Babylon.  Babilonia dikalahkan, Nabonidus melarikan diri, dan Cyrus merundingkan gencatan senjata, sehingga memasuki Sippar tanpa perlawanan.  Mencapai Kota Babylon, Cyrus menggunakan parit besar menuju sungai Efrat dan mengantar pasukannya melintasi dasar sungai.  Mereka menyerbu kota pada malam hari melawan sedikit pembela dan menahan Nabonidus.  (The 'Nabonidus Chronicles' mengatakan dia diasingkan dan dibiarkan menjalani hidupnya di Carmania terdekat, di mana Cyrus bisa mengawasinya.)

 

Setelah menaklukkan Babilonia yang jatuh ke dalam kepemilikannya yang sekarang luas, Cyrus juga memperoleh berbagai bagian kerajaannya di Siria, Yudea, dan Patraea.  Merasa cukup senang dengan dirinya sendiri, Cyrus menyatakan dirinya "Raja Babylon, Raja Sumeria dan Akkad, Raja Empat penjuru Dunia."  Hal ini diketahui dari "Cyrus Cylinder"  yang terkenal, terukir dan diletakkan di dasar kuil Esagila yang didedikasikan untuk Marduk, dewa utama Babilonia.  Silinder itu mencela Nabonidus sebagai orang yang tidak saleh dan menggambarkan Cyrus sebagai ”Penhembah Marduk yang taat”.  Ini juga merinci bagaimana Cyrus meningkatkan kehidupan orang Babilonia, memulihkan kuil dan kultus yang sebelumnya dilarang, dan memulangkan orang-orang yang terlanta seperti dekritnya pada tahun 538 SM yang mengizinkan tawanan Yahudi untuk kembali ke Yehuda.

 

Meskipun beberapa sejarawan dan pemikir lainnya telah menegaskan bahwa silinder tersebut merupakan bentuk awal dari piagam hak asasi manusia, sebagian besar sarjana menggambarkannya dalam konteks tradisi lama penguasa baru Mesopotamia yang memulai pemerintahan mereka dengan deklarasi kemurahan hati dan reformasi, terutama setelah  jatuhnya seorang raja yang tidak populer.

 

Cyrus menghabiskan tahun-tahun terakhirnya menempatkan dinasti Achaemenid pada pijakan yang kuat.  Untuk menghindari kerusuhan di tanah yang baru ditaklukkan, ia mengizinkan sebagian besar bangsawan menjadi pejabat pemerintah dan memberi mereka status yang setara dengan bangsawan Persia.  Dia meninggalkan institusi di tanah yang ditaklukkan sendirian, membiarkan orang-orang mengatur diri mereka sendiri, dan tidak mencampuri agama lokal, yang terbukti merupakan keputusan yang sangat bijaksana.  Cyrus juga membangun serangkaian kota berbenteng di sepanjang perbatasan timur untuk melindungi kerajaannya dari serangan pasukan dari Asia Tengah, dan membentuk pemerintahan pusat yang ramping di ibukotanya di Pasargadae yang mengatur wilayah melalui tetua setempat.  Singkatnya, dia berhasil mengatur wilayah luas yang telah dia taklukkan menjadi sesuatu yang menyerupai sebuah kerajaan.

 

Rincian kematian Cyrus bervariasi.  Menurut Herodotus , Cyrus yang menikam dari belakang menemui nasibnya di tangan ratu prajurit Tomyris dari Scythians. Menurut Ctesias, menulis dalam 'Persica'bahwa Cyrus terbunuh saat melakukan perlawanan dari Derbices.  Berossus mengklaim raja Persia menemui ajalnya saat berperang melawan pemanah Dahae di barat laut hulu Syr Darya. Menurut Cyropaedia Xenophon, yang mengatakan bahwa Cyrus meninggal dengan tenang di ibu kotanya.  Apapun masalahnya, jenazah Cyrus dikebumikan di sebuah makam batu kapur di Pasargadae.

Teori Neo-Klasik dalam Pembangunan Ekonomi

Tokoh yang terkenal dari mazhab ini adalah Robert M. Solow (1970), seorang peraih hadiah Nobel Ekonomi dari Amerika Serikat dan rekannya, Trevor W. Swan (1956) dari Australia. Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Pertumbuhan ekonomi menurut mereka adalah suatu proses yang berlangsung dengan perimbangan di antara faktor-faktor produksi. Dalam model pertumbuhan ekonominya, Solow-Swan berasumsi:

 

  • tingkat teknologi dianggap konstan.
  • tidak ada perdagangan luar negeri atau arus modal masuk keluar negara.
  • tidak ada intervensi pemerintah.
  • tingkat pertambahan penduduk atau tenaga kerja dianggap konstan.
  • keadaan full employment tercapai dalam arti seluruh penduduk bekerja dan faktor produksi lainnya dipergunakan secara penuh.

 


Teori Solow dan Swan melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau memengaruhi pasar. Hal ini membuat teori mereka dan pandangan para ahli lainnya yang sejalan dengan pemikiran mereka dinamakan teori Neoklasik. Jadi proses pertumbuhan ekonomi Solow-Swan bertentangan dengan Harrod-Domar yang menyatakan bahwa di dalam prsoses pertum buhan terkandung unsur ketidakstabilan sehingga memerlukan campur tangan pemerintah.

 

Sumber:

 

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

 


Aspek Dinamis Peranan di Kedudukan

 

Peranan (role) adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan tanpa peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

 


Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan juga diatur oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut.

 

  • Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan denganposisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

 

  • Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

 

  • Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

 

Sumber:

 

 

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengertian Biosfer

 

Wilayah-wilayah di permukaan bumi yang sesuai untuk lingkungan hidup organisme dikenal dengan istilah biosfer. Secara umum, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biocycle, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biocycle air asin (berkadar garam atau laut). Selain biosfer dan biocycle, dalam studi makhluk hidup kita juga dikenal istilah ekosistem dan bioma.

 


Tokoh yang kali pertama mengenalkan istilah ekosistem adalah ahli biologi berkebangsaan Inggris bernama A. Tansley (1935). Menurutnya, ekosistem merupakan suatu sistem yang meliputi komponen tumbuh-tumbuhan, hewan, serta lingkungan fisik sebagai tempat hidupnya. Komponen-komponen tersebut senantiasa berinteraksi dan saling memengaruhi antara satu dan lainnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Misalnya, fungsi utama tumbuhan yaitu sebagai produsen dalam memproduksi bahan-bahan makanan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup konsumen (hewan dan manusia).

 

Secara terperinci, Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen komponen antara lain sebagai berikut.

 

  • Komponen biotik, terdiri atas:

 

1. tumbuhan sebagai produsen

 

2. hewan sebagai konsumen, meliputi:

 

a) herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan.

b) karnivora, yaitu hewan pemakan daging.

c) omnivora, yaitu hewan pemakan tumbuhan dan daging.

 

  • Komponen abiotik, meliputi iklim dan bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat dalam batuan, tanah, air, dan udara. Beberapa contohnya, antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondi oksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.

 

Menurut Charles Kendrich, istilah bioma dapat diartikan sebagai unit-unit geografis besar yang perbedaannya didasarkan atas tipe-tipe klimaks atau vegetasi dominan (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang. Pada umumnya, sistem penamaan bioma didasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Contoh penamaan bioma antara lain bioma hutan hujan tropik, sabana, stepa (padang rumput), tundra, dan taiga. Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut.

 

  • Bioma merupakan komunitas klimaks, artinya pada wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasi utama yang mendominasi kawasan tersebut, seperti hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau padang rumput.
  • Bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota).
  • Bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan) yang cukup mantap dalam periode jangka waktu yang lama, kecuali terjadi suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas. Misalnya, bencana alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan akibat ulah manusia.
  • Suatu jenis bioma dapat mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks).
  • Bioma pada umumnya menempati wilayah yang luas.

 

Sumber :

 

Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Selasa, 29 Juni 2021

Fungsi Pairidaeza di Peradaban Mesopotamia

 


Pairidaeza adalah gaya taman khusus yang terdiri dari lahan budidaya di dalam kandang hewan.  Juga dikenal sebagai "Paradise Garden", pairidaeza diperkirakan berasal dari zaman Kekaisaran Asyur.  Taman berbentuk persegi panjangnya berfungsi untuk membedakan keliaran alam luar dengan taman yang tertata dan indah.  Air sering menjadi elemen penting dalam konstruksi mereka. Kolam, kanal, atau bahkan air mancur mengalir bebas di dalam dinding.

 

Sebagai tempat penyambutan tamu negara, mereka sangat berharga dalam memamerkan kemampuan kerajaan untuk membawa kehidupan ke daerah yang seharusnya tidak ada.  Dinasti Achaemenid menyatukan pairidaeza dengan tempat latihan prajurit kerajaan mereka, cara yang tidak begitu halus untuk menunjukkan perintah mereka atas kerajaan mereka dan keindahan alam di dalamnya.

Teori Neo Keynes Dalam Pembangunan Ekonomi

 

Di antara aliran ini, yang cukup terkenal membahas teori pertumbuhan ekonomi adalah Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Teori Harrod dan Domar adalah perkembangan langsung dari teori ekonomi makro Keynes jangka pendek menjadi teori jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan oleh mereka dari teori Keynes adalah yang menyangkut hubungan antara tabungan, investasi, dan pendapatan dalam dinamika pertumbuhan ekonomi.

 


Menurut Harrod dan Domar, investasi tidak hanya berpengaruh terhadap permintaan agregat, tetapi juga penawaran agregat. Dalam jangka panjang investasi akan menambah modal. Ini berarti, peningkatan kapasitas produksi (output) masyarakat. Menurut Harrod-Domar, ketidakstabilan dalam perekonomian merupakan hal yang tidak terelakkan dan akan menggangu keseimbangan (full employment) sehingga intervensi pemerintah sangat diperlukan (jika masih ingat pendekatan Keynes adalah intervensionist atau activist dalam memecahkan masalah ekonomi).

 

Sumber:

 

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengembangan Kedudukan yang Biasanya Dilakukan oleh Masyarakat

 


 

Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dan kedudukan sosial (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sedangkan kedudukan sosial tempat seseorang dalam lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak-hak dan kewajiban kewajibannya. Kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama dan digambarkan dengan kedudukan (status) saja. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu tempat tertentu. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu sebagai berikut.

 

1. Ascribed Status

 

Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula. Pada umumnya ascribed-status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan tertutup, misalnya masyarakat feodal, atau masyarakat tempat sistem lapisan bergantung pada perbedaan rasial.

 

2. Achieved Status

 

Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Misalnya, setiap orang dapat menjadi seorang dokter asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut bergantung pada yang bersangkutan bisa atau tidak menjalaninya. Apabila yang bersangkutan tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut, ia tidak akan mendapat   kedudukan yang diinginkannya.

 

3. Assigned Status

 

Assigned status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada seseorang. Kedudukan ini mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status. Artinya, suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

 

Sumber:

 

 

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Jenis-Jenis Danau

 

Danau adalah Kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk disebut dengan danau. Suplai air danau berasal dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air dan air tanah. Danau bersifat permanen atau tetap berair sepanjang tahun. Akan tetapi, jika sumber air pengisi danau berasal dari salah satu saja, danau tersebut bersifat sementara atau periodik, sehingga pada waktu tertentu danau tersebut akan kering. Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

 

1. Danau Vulkanis

 


Danau vulkanis terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis. Depresi vulkanis timbul pada bekas suatu letusan gunung api. Dasar cekungan yang tertutup oleh material vulkan tidak tertembus oleh air, sehingga jika terjadi hujan, airnya akan tertampung dan membentuk danau vulkanis. Bentuk dan luas yang terjadi dipengaruhi oleh tipe letusan. Pada tipe gunung api maar akan terbentuk danau maar, pada gunung api dengan letusannya kaldera, akan terbentuk sebuah danau kaldera yang luas. Contoh danau vulkanis adalah Danau Singkarak di Sumatra Barat.

 

2. Danau Tektonik

 

Danau tektonik terbentuk karena bentuk-bentuk patahan dan slenk yang ditimbulkan oleh gerak dislokasi (perpindahan lokasi) di permukaan bumi. Slenk yang diapit oleh horst, di sekitarnya dapat membentuk danau, kalau mendapat air dalam jumlah yang cukup (air hujan, sungai, mata air). Contoh danau tektonik adalah Great Basin di Amerika Serikat, Danau Nyasa, dan Danau Tanganyika di Afrika Timur.

 

3. Danau Lembah Gletser

 

Setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dahulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Danau akan terbentuk jika lembah yang telah terisi air itu tidak berhubungan dengan laut.

 

4. Danau Dolina

 

Danau dolina merupakan danau yang terdapat di daerah karst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Danau ini dapat terbentuk jika di dasar dan tebing dolina terdapat bahan geluh lempung yang tak tembus air, sehingga jika terjadi hujan airnya tidak langsung masuk ke dalam tanah kapur, tetapi akan tertampung di dolina terbentuklah danau dolina. Danau dolina dapat juga terjadi karena adanya air di dalam tanah kapur tinggi.

 

5. Danau Buatan

 

Danau ini terbentuk karena tertahannya aliran air oleh bahan-bahan lepas maupun terikat, misalnya, runtuhan gunung, moraine ujung dari gletser, dan aliran lava yang membendung lembah sungai. Waduk atau dam merupakan danau buatan, hasil bendungan manusia, seperti Waduk Kedung Ombo, Waduk Gadjah Mungkur, dan Waduk Sermo.

 

Sumber:

 

Iwan Gatot Sulistiyanto. 2009. Geografi 1 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X . Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Senin, 28 Juni 2021

Sejarah Mesopotamia: Peradaban Persia

 

Pada puncaknya, Kekaisaran Persia meliputi sebagian besar Mesopotamia, Asia Kecil, pantai Laut Hitam, beberapa Asia Tengah (yang suatu hari akan menjadi Afghanistan), sebagian bagian dari pegunungan Kaukasus, Mesir, Thrace, dan Makedonia.  Selama hampir dua abad, Persia telah menguasai wilayah tersebut, sampai seorang pemuda Macedon bernama Alexander menghancurkan kekuatan terbesar dunia dalam waktu kurang dari empat tahun.

 

 Sama pentingnya dengan keruntuhannya yang memalukan adalah awal yang tidak mungkin.  Menurut beberapa  catatan, semuanya dimulai ketika Cyrus II muda tidak bisa akrab dengan kakeknya Astyages.  Agar adil, raja tua itu mencoba membunuh Cyrus saat lahir. Jadi ketika Cyrus memproklamirkan dirinya sebagai raja Persia pada 546 SM,  wilayah milik kakeknya berada di urutan pertama dalam daftar penaklukan di catatan Cyrus.  Sekitar tahun 540 SM dia menguasai Lydia dan setahun kemudian berbaris dengan penuh kemenangan untuk merebut Babylon.  Dia sekarang memerintah sebuah kerajaan yang membentang dari perbatasan Mesir ke pantai Laut Hitam, meliputi seluruh Mesopotamia kuno.

 

Secara keseluruhan, Cyrus II sekarang dikenal sebagai Cyrus The Great, atau ”Raja segala Raja” pada masanya, adalah penguasa yang membawa masa depan yang cerah bagi Bangsa Persia.  Kekaisaran Persia adalah yang pertama dalam sejarah yang mengatur banyak kelompok etnis yang berbeda berdasarkan tanggung jawab dan hak yang adil untuk masing-masing, selama rakyatnya membayar pajak dan menjaga perdamaian.  Cyrus juga membentuk sistem bangsawan lokal yang disebut satraps untuk mengelola setiap provinsi secara otonom, dan berjanji untuk tidak ikut campur dalam adat, agama, dan ekonomi lokal dari orang-orang yang ditaklukkan.  Dia membangun benteng di sepanjang perbatasan timur untuk mencegah bangsa dari padang stepa, seperti Scythians, yang mungkin (atau mungkin tidak) telah menjadi penyebab kematiannya (Cyrus) pada tahun 530 SM.

 

Cyrus digantikan oleh putranya Cambyses II, yang segera membunuh saudaranya sendiri Bardiya untuk memastikan pemerintahannya tidak akan dikacaukannya.  Seperti pada saat itu, ia mengikuti pembunuhan saudara dengan invasi.  Cambyses menggiring pasukannya ke Mesir pada 525 SM, memenangkan kemenangan di Pelusium dan Memphis, tetapi serangannya terhadap bangsa Carthage dan Nubia tidak membuahkan hasil.  Meskipun demikian, Mesir dan kekayaannya merupakan tambahan yang bagus untuk kekaisarannya.  Di tengah semua kampanye ini, Cambyses menerima kabar tentang pemberontakan melawan  yang dipimpin oleh saudaranya, Bardiya yang sama yang dia bunuh sebelumnya. Cambyses pun berpikir, bagaimana bisa dia masih hidup?  Dalam perjalanan pulang untuk memastikan Kematian Bardiya, Cambyses sendiri meninggal secara misterius.

 

Secara kebetulan, kerabat jauh Cambyses yang bernama Darius salah satu jenderal Persia yang memiliki hubungan dekat dengan rajanya. Pada waktu kematian Cambyses, Darius berkata bahwa Cambyses mengakhiri hidupnya sendiri karena putus asa. Setelah kematian Cambyses, Darius menggiring pasukannya ke Kota Media dan membunuh Bardiya, yang dia sebut sebagai penipu.  Tanpa hak takhta yang jelas untuk pemimpin selanjutnya, Darius mengklaim takhta, memimpin beberapa provinsi untuk segera memberontak atas anggapannya.  Setelah 19 pertempuran dalam satu tahun, akhirnya Darius menjadi Raja Persia.

 

Ketenangan kembali ke kekaisaran.  Darius memegang kendali yang cukup kuat pada tahun 521 SM sehingga ia mengatur ulang administrasi, menjadikan bahasa Aram bahasa resmi kekaisaran yang luas, dan menciptakan sistem moneter yang seragam berdasarkan "daric", karena menamai koin dengan nama diri sendiri adalah salah satu keuntungannya. Di bawah Darius, Kekaisaran Persia juga menstandarisasi berat dan ukuran, melembagakan program pembangunan jalan, seperti pembangunan kembali dan penyelesaian "Royal Road" sepanjang 1677 mil dari Susa ke Sardis, dan memulai banyak pekerjaan umum di kota-kota Susa  , Babylon, Memphis, Pasargadae dan Persepolis.

 

 Pada 516 SM, ia menganggap pemerintahannya cukup stabil untuk menyerang Lembah Indus yang jauh, yang ia taklukkan dalam tahun itu.  Setelah menunjuk Greek Scylax untuk melayani sebagai satrap dari kota Gandhara, Darius memutuskan untuk mengatur kembali kekaisaran.  Dia membaginya menjadi 20 provinsi, masing-masing di bawah satrap yang dia tunjuk (biasanya salah satu kerabatnya), dan masing-masing membayar tingkat upeti yang tetap.  Untuk mencegah satrap membangun basis kekuatan untuk mengancam pemberontakan, Darius menunjuk seorang komandan militer terpisah di setiap satrap, yang hanya bertanggung jawab kepadanya.  Selain itu ia membentuk mata-mata kekaisaran mengawasi satrap dan komandan militer, melaporkan kembali ke Darius secara teratur.

 

 Setelah kembali dari India dengan kemenangan, Darius (sekarang dikenal sebagai "The Great") mengalihkan perhatiannya ke Scythians.  Kuda pasukan Scythians menolak untuk terlibat dalam pertempuran sengit, tetapi perluasan wilayah terus-menerus mereka membuat orang Skit kehilangan tanah penggembalaan terbaik mereka, menyebarkan ternak mereka, dan kehilangan beberapa sekutu mereka.  Namun, infanteri Persia menderita kelelahan dan kekurangan diri setelah sebulan berbaris ke padang gurun.  Darius, khawatir bahwa kampanye yang sia-sia hanya akan menghabiskan lebih banyak orang, dan yakin bahwa kekayaan Scythian telah cukup rusak untuk menghentikan pasukannya di tepi Oarus.  Menurut Herodotus dia membangun “delapan benteng besar, masing-masing agak jauh satu sama lain.  Setelah menyatakan kebuntuannya sebagai kemenangan, ia berangkat untuk mencari musuh di Eropa.

 

 Ekspedisi dimulai dengan Darius melintasi Hellespont dan terlibat dalam pertikaian di wilayah Yunani.  Hal ini menyebabkan invasi Thrace, diikuti oleh penangkapan beberapa negara-kota di Aegean utara.  Macedon tunduk secara sukarela ke Persia, menjadi kerajaan bawahan.  Darius meninggalkan jenderalnya Megabyzus untuk menghabisi Thrace sementara raja kembali untuk bersantai di Sardis.  Tapi itu tidak lama sampai sejumlah kota Yunani di Ionia memberontak dan, didukung oleh Athena dan Eretria, pasukan Ionia menangkap dan membakar Sardis pada tahun 498 SM yang diduga membuat Darius kesal.

 

Pasukan Pemanah Persia sedang mengintai pasukan Greek

 Dengan "Pemberontakan Ionia", akhirnya membuat hancur, Darius mengirim menantunya untuk menaklukkan kembali Thrace dan Makedonia pada tahun 492 SM, kemudian mengirim ekspedisi ke Yunani untuk memaksa Eretria dan Athena untuk tunduk pada kehendaknya.  Setelah pulau melompat melintasi Aegea, Naxos membanjiri di jalan, Persia mengepung, menangkap dan membakar Eretria pada 490 SM.  Mereka kemudian berbaris ke selatan di sepanjang pantai Attica, ingin melakukan hal yang sama ke Athena, tetapi dikalahkan sepenuhnya oleh 30.000 tentara sekutu Yunani di Marathon.  Darius segera memulai persiapan untuk invasi lain, kali ini berencana untuk mengambil alih komando secara pribadi, tetapi meninggal tiga tahun dalam upaya tersebut.

 

 Penerusnya dimulai dengan putranya Xerxes I dibiarkan berurusan dengan orang-orang Yunani yang baru memulai.  Dan, meskipun memerintah kerajaan terbesar yang pernah dikenal dunia, mereka berhasil mengacaukannya.

 

 Xerxes pertama kali memadamkan pemberontakan di Mesir, tetapi tidak seperti para pendahulunya, Xerxes menangani  pemberontak oleh penjabat wilayah dengan menyingkirkan para pemimpin lokal dan memaksakan kontrol langsung Persia pada warga.  Dia melakukan hal yang sama kepada orang Babilonia ketika mereka memberontak pada tahun 482 SM.  Akhirnya, Xerxes memimpin pasukan besar ke Yunani utara, didukung oleh angkatan laut Persia yang kuat.  Negara-kota di jalannya jatuh ke penjajah dengan cukup mudah, dan meskipun sikap heroik Spartan dan Boeotians di Thermopylae, orang-orang Yunani tidak dapat menghentikan pasukan Xerxes dari berbaris ke Athena dan menghancurkan kota paling penting di Yunani.

 

 Namun, Athena telah mengevakuasi kota mereka sebelum Persia tiba, dan angkatan laut mereka tetap menjadi kekuatan yang kuat.  Xerxes mengetahui betapa kuatnya pertempuran Salamis pada 480 SM, ketika armada Yunani yang terdiri dari sekitar 370 triremes mengalahkan 800 kapal kecil Persia, menghancurkan mungkin galleys Persia dengan biaya 40 kapal Yunani.  Kekalahan ini menunda serangan Persia yang direncanakan lebih jauh ke Yunani selama satu tahun, memberikan waktu bagi Yunani untuk memperkuat pertahanan mereka melawan penjajah.  Xerxes terpaksa kembali ke Persia, meninggalkan jenderalnya Mardonius sebagai komando, dan orang-orang Yunani segera memenangkan beberapa pertempuran laut dan darat yang penting melawan pemimpin baru.  Dengan kematian Mardonius dalam pertempuran Plataea, kampanye berakhir dan Persia yang masih hidup menarik diri dari Yunani dalam kekacauan.

 

 Xerxes tidak pernah melakukan invasi lain ke Yunani, meskipun ini lebih karena pembunuhannya daripada kurangnya minat.  Pada 465 SM ia menjadi korban drama yang direkayasa oleh komandan pengawal kerajaannya sendiri, yang pada gilirannya dibunuh oleh putra Xerxes, Artaxerxes.

 

 Memerintah dari tahun 465 SM hingga 404 SM, tiga raja Persia yang mengikuti Xerxes IArtahsasta I, Xerxes II, dan Darius II lemah dan tidak memberi inspirasi.  Pada akhir abad ke-5 SM Persia mendapatkan kembali beberapa kekuatan di Aegea, berhasil bermain Yunani melawan satu sama lain selama Perang Peloponnesia panjang antara Athena dan Sparta.  Namun, pemberontakan Mesir pada tahun 405 SM merebut provinsi dari kendali Persia selama lebih dari 50 tahun.

 

 Darius II digantikan oleh Artahsasta II, yang memerintah selama 45 tahun.  Selama pemerintahannya yang panjang Artaxerxes II berperang melawan Sparta, sekali lagi atas koloni Yunani di Asia Kecil.  Persia bersekutu dengan Athena (yang baru pulih dari kekalahan besar mereka dalam Perang Peloponnesia) dan Sparta dipaksa untuk berdamai.

 

 Meskipun keberhasilan sesekali ini, kelemahan Persia dan disorganisasi tumbuh sebagai abad ke 4 SM berkembang.  Pada 373 SM sekelompok satrap memberontak.  Mereka dipadamkan, tetapi pemberontakan lain menyusul, dan dengan frekuensi yang semakin meningkat.  Posisi raja semakin tidak stabil.  Artahsasta III naik takhta sebagai akibat pengkhianatan pada tahun 359 SM, dan dalam upaya untuk mengamankan posisinya, ia segera membunuh sebanyak mungkin kerabatnya yang dapat ia temukan.  Pada 338 SM Artaxerxes III diracun atas perintah kasim Bagoas, yang menempatkan putra bungsu Artaxerxes, Asses, berkuasa.  Keledai segera mencoba membunuh Bagoas, tetapi usahanya gagal dan dia sendiri terbunuh.  Bagoas kemudian mengangkat Darius III ke takhta.

 

 Seorang mantan satrap Armenia, Darius III hanya memiliki hubungan jauh dengan mendiang raja namun hampir semua orang lain dengan klaim yang lebih baik telah meninggal.  Sulit untuk mengatakan apakah dia adalah seorang pemimpin yang efektif, karena Kekaisaran Persia telah mengalami kemunduran selama lebih dari satu abad pada saat dia naik takhta.  Banyak bagian komponennya hampir-hampir memberontak melawan pemerintah pusat yang semakin tidak kompeten.  Intrik istana semakin melumpuhkan monarki, dan para pemimpin yang ingin bertahan menghabiskan banyak waktu untuk mengawasi punggung mereka seperti halnya mereka mencari kepentingan kekaisaran.  Setiap pemimpin yang mengambil alih kekuasaan dalam keadaan seperti itu akan berada dalam masalah.

 

 Betapapun buruknya di rumah, mereka menjadi tidak berarti dengan masalah yang menuju Darius dari seberang Hellespont.  Pada tahun 336 SM, seorang raja muda Macedon bernama Alexander, yang belakangan diberi gelar ”The Great”, berusaha menggulingkan Imperium Persia yang goyah.  Darius berulang kali bertemu dengannya dalam pertempuran, seringkali dengan jumlah yang jauh lebih unggul, dan Alexander hanya menghancurkan pasukannya satu demi satu.  Ibukota Persia, Persepolis, jatuh ke tangan tentara Alexander pada 330 SM, dan Darius dibunuh pada tahun yang sama.

 

Kriteria Stratifikasi Sosial

 

Di antara lapisan atas sampai paling rendah, terdapat berbagai macam lapisan yang didasarkan pada beberapa kriteria. Misalnya, suatu lapisan akan memiliki berbagai kriteria tersendiri yang dapat dihormati oleh setiap anggota masyarakat. Mereka yang memiliki banyak uang akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan, dan mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang dapat dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan, yaitu sebagai berikut.

 

1. Ukuran kekayaan

 

Siapapun yang memiliki kekayaan paling banyak maka akan termasuk pada lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki seseorang akan terlihat secara nyata dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian dan bahan yang digunakannya, atau kebiasaan berbelanja barang-barang yang harganya tidak dapat dijangkau oleh semua lapisan.

 

2. Ukuran kekuasaan

 




Siapapun yang memiliki kekuasaan atau wewenang maka akan menempati lapisan atas.

 

3.  Ukuran kehormatan

 

Ukuran ini tidak terlepas dari ukuran kekuasaan atau kekayaan. Orang yang disegani dan dihormati oleh masyarakat akan mendapat tempat pada lapisan atas. Mereka yang memiliki kehormatan pada umumnya adalah orang yang dituakan di masyarakat atau sebagai tokoh masyarakat.

 

 

4. Ukuran ilmu pengetahuan

 

Ukuran ini dipakai masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan, tetapi terkadang bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, melainkan gelar kesarjanaan. Akibatnya, terjadi perlombaan untuk mendapatkan gelar sarjana tanpa ada usaha untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi karena gelar kesarjanaan merupakan lambang dari ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, orang yang memiliki gelar tersebut akan tersanjung dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengananggota masyarakat pada umumnya.

 

Selain kriteria tersebut, juga terdapat beberapa ciri umum mengenai faktor-faktor yang menentukan adanya lapisan atau stratifikasi sosial, yaitu sebagai berikut.

 

  • Status atas dasar fungsi dan pekerjaan, misalnya sebagai dokter, guru, dan militer. Semuanya sangat menentukan kedudukan dalam masyarakat.

 

  • Seseorang yang beragama. Jika seseorang bersungguh-sungguh dengan penuh ketulusan dan taat dalam menjalankan agamanya, kedudukan orang yang bersangkutan pada masyarakat akan terangkat.

 

  • Status atas dasar keturunan, sama artinya dengan orang yang berasal dari keturunan terhormat yang umumnya akan memiliki kedudukan tinggi di masyarakat.

 

  • Latar belakang sosial dan lamanya seseorang atau kelompok yang tinggal pada suatu tempat. Biasanya seseorang yang berada di suatu daerah atau kampung akan dihargai masyarakatnya jika yang bersangkutan turut mendirikan daerah atau kampung tersebut. Oleh karena itu, tidak sedikit warga masyarakatnya segan dan hormat terhadapnya.

 

  • Status atas dasar jenis kelamin dan umur. Orang yang lebih tua di masyarakat pada umumnya mendapat penghormatan dari yang lebih muda.

 

 

Dari beberapa ciri tersebut, kemudian berproses ke dalam berbagai kondisi sosial. Misalnya, perbedaan ciri biologis, ciri etnis, dan ciri-ciri lain yang menonjol di masyarakat. Jika di antara ciri-ciri tersebut salah satunya dimiliki oleh suatu kelompok yang mampu menguasai kelompok lain, akan terjadi perbedaan status yang menunjuk pada eksistensi lapisan sosial kelompok yang bersangkutan. Oleh karena itu, di antara kelompok tersebut akan terbentuk adanya lapisan-lapisan sosial yang membedakan status di antara kelompok mereka.

 

Sumber:

 

Paul B Horton, Chester L Hunt. 1999. Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

 

 

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

 

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Teori Sosialis dalam Pembangunan Ekonomi

 


Salah satu tokoh yang menganut mazhab sosialis ialah Karl Marx. Ia memandang proses pembangunan ekonomi sebagai proses evolusi sosial. Menurutnya, faktor paling penting dalam pembangunan ekonomi adalah kemajuan teknologi. Marx membagi perkembangan masyarakat ke dalam enam tahap, yaitu sebagai berikut.

 

1. Tahap komunisme awal

 

Suatu kondisi awal yang sangat sederhana. Hubungan masyarakat masih sangat kekeluargaan. Semua asset yang ada adalah milik bersama.

 

2. Tahap perbudakan

 

Perkembangan awal yang buruk. Sekelompok kecil manusia memperbudak manusia lainnya.

 

3. Tahap feodalisme

 

Perkembangan yang lebih buruk lagi, karena segelintir manusia (bangsawan) berkuasa dan bertindak seolah-olah mereka adalah wakil Tuhan di muka bumi.

 

4. Tahap kapitalisme

 

Puncak perkembangan yang paling buruk dalam perkembangan masyarakat. Segelintir orang menguasai modal dan kemajuan teknologi secara absolut. Mereka hidup mewah di atas penderitaan banyak orang terutama para buruh. Dengan memanfaatkan kekuatan politik dan pasar, para pemilik modal terus mengakumulasikan keuntungan dalam bentuk akumulasi modal.

 

5. Tahap sosialisme

 

Tahap pertama sampai dengan tahap keempat adalah tahap peralihan perkembangan masyarakat. Pada saatnya nanti para pekerja akan memberontak dan menang. Barang modal bukan lagi milik individu, melainkan milik bersama. Tahapan inilah yang disebut dengan sosialisme. Dalam tahap sosialisme peran negara masih diperlukan sebagai pengatur.

 

6. Tahap komunisme

 

Tahap komunisme merupakan puncak dari perkembanganmasyarakat yang bercirikan tidak adanya pemerintahan. Orang bekerja telah menjadi bagian dari ekspresi diri.

 

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020