Setelah Mangkubumi bergabung dengan
Mas Said, terjadilah persekutuan antara Mangkubumi dan Mas Said melawan Paku
Buwono II dan III. Pada waktu Paku Buwono II sakit keras, utusan VOC dari
Batavia datang ke Surakarta. Dalam keadaan lemah dan tidak sadar, Paku Buwono II
menyerahkan Mataram kepada VOC.
Menurut tradisi Timur orang yang akan
meninggal biasanya menyerahkan keluarganya kepada orang yang menjadi
kepercayaannya. Hal ini diartikan oleh Belanda bahwa sejak itu VOC berkuasa
penuh atas Mataram.
Pada tahun 1749 Paku Buwono II wafat
dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono III. Awalnya, Belanda
mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah itu VOC berusaha
untuk memecah belah Mataram sehingga dapat dikuasainya.
Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said
cukup tangguh. Raden Mas Said mendapat julukan Pangeran Samber Nyowo (pangeran
perenggut Jiwa). Namun, karena di antara keduanya kterjadi perselisihan
sehingga dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah belah Mataram. Perseteruan antara
Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dan Pangeran Mangkubumi dapat diakhiri
dengan Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755.
Isi Perjanjian Giyanti pada intinya
Mataram dipecah menjadi dua,yakni:
- Mataram barat yakni Kasultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.
- Mataram timur ,yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III.
Selanjutnya,
memadamkan perlawanan Raden Mas Said
diadakan Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 175. Isi Perjanjian Salatiga
pada intinya Surakarta dibagi menjadi dua, yakni:
- R.M Said diangkat menjadi Pangeran Miji (Pangeran istimewa), yang mana berhak menggunakan atribut raja, serta mendapatkan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara.
- Ia berhak atas tanah seluas 4000 karya dengan status precario.
- Mas Said harus tinggal di Surakarta dan pada hari pisowanan yakni senin dan kamis, ia harus hadir dan menerima perintah Sunan.
Yang dahulunya satu, kuat, dan kokoh
pada masa pemerintahan Sunan Agung akhirnya terpecah-pecah menjadi
kerajaan-kerajan kecil berikt ini:
- Kerajaan Yogyakarta.
- Kasunanan Surakarta.
- Pakualaman.
- Mangkunegaran.
Sumber:
Chalid Latif dan
Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pembina
Peraga.
Dwi Ari Listiyani.
2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Leo Agung S. Dan
Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Marwati Djoened
Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V
dan VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Nugroho
Notosusanto. Dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3.
Jakarta: Depdikbud.