Perubahan yang tidak dikehendaki
umumnya beriringan dengan perubahan yang dikehendaki. Misalnya adanya pembuatan
jalan baru yang melalui suatu desa maka sumber alam desa akan mudah dipasarkan
ke kota. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan penduduk desa akan meningkat.
Meskipun begitu lancarnya hubungan desa dengan kota menyebabkan mudahnya
penduduk desa melakukan urbanisasi dan masuknya budaya kota terutama yang
bersifat negatif, seperti mode yang dipaksakan, minuman keras, VCD porno, dan
keinginan penduduk desa untuk memiliki barang-barang mewah.
Perubahan sosial yang tidak
dikehendaki adalah perubahan yang tidak direncanakan sebelumnya. Dengan
demikian, perubahan yang tidak direncanakan tidak selalu berarti perubahan yang
tidak diharapkan. Bisa juga, ia adalah perubahan yang ditunggu-tunggu dan
diinginkan oleh masyarakat, meski terjadi tanpa rencana.
Perubahan sosial yang tidak
dikehendaki atau tak direncanakan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Oleh
karena itu, ia bisa memicu dampak yang sesuai maupun tidak selaras dengan
harapan dari masyarakat.
Contoh perubahan sosial yang tidak
dikehendaki juga terjadi pada kasus-kasus bencana alam yang besar di Indonesia.
Misalnya, bencana tsunami Aceh yang memicu kerusakan besar di tahun 2004.
Bencana ini mengubah banyak sektor kehidupan di masyarakat Aceh.
Sumber:
Sunarto, Kamanto.
1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FE-UI.