Tiap
orang mempunyai cara yang berbeda dalam menangani konflik. Cara ini dipelajari
sejak masih anak-anak dan tampaknya berfungsi secara otomatis. Dalam konflik
selalu ada dua kepentingan utama, yaitu sebagai berikut.
- Kepentingan untuk mencapai Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi. Misalnya, dalam hal ini Anda berada dalam konflik karena Anda mempunyai tujuan pribadi yang bertentangan dengan tujuan orang lain. Tujuan tersebut bisa sangat penting bagi diri Anda, tetapi bisa juga kurang penting.
- Kepentingan untuk tetap memelihara hubungan baik dengan orang lain. Dalam hal ini, Anda harus mampu bekerja sama secara efektif dengan orang tersebut pada masa yang akan datang. Hubungan itu mungkin sangat penting bagi diri Anda, tetapi mungkin juga kurang penting.
Adanya
dua kepentingan yang berbeda tersebut dapat memengaruhi cara bertindak dalam
suatu konflik. Dengan melihat dua kepentingan tersebut, dapat diungkapkan lima
cara dalam menangani konflik, yaitu sebagai berikut.
1.
Menghindar
Cara
ini seolah-olah seperti kura-kura yang menarik diri ke dalam tempurungnya untuk
menghindari konflik. Tipe ini mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya
dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik
ataupun orang yang bertentangan dengannya. Orang yang menggunakan cara ini
yakin bahwa tidak ada gunanya berusaha menyelesaikan konflik, ia merasa tak
berdaya. Ia yakin akan lebih mudah menarik diri (secara fisik ataupun
psikologis) dari situasi konflik daripada harus menghadapi konflik.
2.
Memaksakan Kehendak
Orang
dengan cara ini berusaha menguasai lawan-lawannya dengan memaksa mereka untuk
menerima penyelesaian konflik yang diinginkannya. Tujuan pribadinya dianggap
sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting.
Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain, ia tidak peduli apakah
orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa
konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak yang lain
kalah. Orang ini ingin menjadi pemenang karena kemenangan akan memberi rasa
bangga dan sebaliknya, kekalahan akan menimbulkan perasaan lemah, rasa tidak
mampu, dan rasa gagal. Ia berusaha menang dengan menyerang, menguasai,
mengatasi, dan melakukan intimidasi terhadap orang lain.
3.
Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain
Pada
gaya ini, hubungan dengan orang lain sangat penting, sedangkan tujuan pribadi
kurang begitu penting. Orang tipe ini ingin diterima dan disukai orang lain. Ia
merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin
bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang
akan terluka dan hal itu akan
menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan
pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. Orang dengan cara ini
seolah-olah berkata: “aku mengorbankan tujuanku dan membiarkanmu mendapat apa
yang kau inginkan agar kau menyukai diriku”. Orang ini berusaha memperhalus
situasi konflik yang terjadi.
4.
Tawar-Menawar
Tawar-menawar ini cukup
memperhatikan tujuan pribadi dan juga hubungannya dengan orang lain. Orang
seperti ini biasanya mencari kompromi, ia mengorbankan sebagian tujuan pribadi
dan membujuk orang lain yang berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban
juga. Tipe ini mencari penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua
belah pihak memperoleh sesuatu, seolah-olah bertemu di tengah antara kedua
kedudukan ekstrim (mementingkan tujuan pribadi dan mementingkan hubungan dengan
orang lain). Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan
orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan bersama.
5.
Kolaborasi
Cara
ini sangat menghargai tujuan pribadi dan hubungannya dengan orang lain. Ia
memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Orang tipe ini
memandang konflik untuk meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan
kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali
konflik sebagai suatu masalah. Tipe ini memelihara hubungan dengan cara mencari
pemecahan yang memuaskan kedua belah pihak. Ia tidak akan merasa puas sampai
menemukan suatu penyelesaian yang dapat mencapai tujuan pribadinya dan tujuan
orang lain. Ia juga tidak akan merasa puas sampai ketegangan dan perasaan
negatif dapat diselesaikan sepenuhnya.
Kapan
Anda harus menggunakan cara tersebut untuk menangani konflik? Berikut ini
terdapat beberapa petunjuk yang bisa membantu.
- Apabila tujuan pribadi tidak begitu penting dan Anda juga merasa tidak perlu memelihara hubungan dengan orang lain maka Anda dapat menghindar. Menghindari rasa permusuhan orang yang tak dikenal di jalan, di mall, atau di terminal merupakan cara paling baik yang dapat dilakukan.
- Jika tujuan pribadi sangat penting, tetapi hubungan dengan orang lain tidak begitu penting maka Anda dapat bertindak dengan memaksakan kehendak. Misalnya, pada saat Anda membeli barang-barang “obralan”, berusaha memasuki restoran yang penuh sesak pengunjung, atau berdesakan untuk memperoleh tempat di bus pada saat mudik.
- Jika tujuan pribadi tidak begitu penting, tetapi hubungan dengan orang lain sangat penting maka Anda dapat memakai cara menyesuaikan pada keinginan orang lain. Pada waktu salah seorang rekan Anda berkukuh pada pendapatnya sendiri dan Anda bisa bersikap tak peduli terhadap hal tersebut.
- Jika tujuan pribadi ataupun hubungan dengan orang lain cukup penting bagi Anda dan orang lain, itu sama-sama tidak akan memperoleh apa yang diinginkan bersama maka bisa dilakukan cara tawar-menawar. Misalnya, apabila kapasitas ruangan terbatas, padahal Anda dan rekan kerja menggunakannya bersama maka melakukan negosiasi untuk memperoleh kompromi akan merupakan jalan paling baik untuk menyelesaikan konflik.
- Jika tujuan pribadi dan hubungan dengan orang lain sangat penting, Anda bisa bertindak dengan cara kolaborasi. Anda dan kelompok belajar Anda memiliki perbedaan pendapat dalam mengerjakan atau menyelesaikan salah satu tugas sekolah maka penggunaan cara kolaborasi merupakan tindakan paling baik. Anda bersama teman Anda bisa bersama-sama mencari cara memecahkan masalah tersebut tanpa ada yang tersinggung dan tugas sekolah pun dapat diselesaikan dengan baik.
Sumber
:
Bagja Waluya. 2009.
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto, Soerjono.
1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

