Di
negara sedang berkembang, jumlah pengangguran (pengangguran terbuka) yang terus
meningkat merupakan masalah pembangunan yang serius. Meningkat nya jumlah
pengangguran ini secara umum disebabkan oleh adanya pertumbuhan jumlah
kesempatan kerja yang tersedia tidak bisa mengimbangi pertumbuhan jumlah angkatan
kerja yang terus meningkat setiap tahun.
Hal
ini sesuai dengan pendapat William Arthur Lewis, seorang ahli ekonomi
pembangunan Inggris, yang menyatakan bahwa pem bangunan ekonomi di negara
nosedang berkembang antara lain ditandai dengan adanya penawaran (supply) tenaga kerja yang tidak terbatas
(berlimpah) di satu sisi, dan adanya keterbatasan permintaan (demand) tenaga kerja di sisi lain.
Ketidakseimbangan antara kedua aspek tersebut, baik dari segi jumlah dan
kualitas dapat menimbulkan akibat pengangguran terbuka yang serius, rendahnya
keterampilan, dan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Pengangguran yang sudah
sangat kronis dan bersifat struktural pada umumnya akan membawa dampak negatif
terhadap pembangunan lingkungan, sosial, ekonomi, dan politik. Berikut ini
adalah dampaknya, antara lain sebagai berikut.
1.
Terganggunya Stabilitas Perekonomian
Pengangguran
dapat membawa dampak terganggunya stabilitas ekonomi yang ditandai oleh
beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
a) Melemahnya Permintaan Agregat
Untuk
dapat bertahan hidup, manusia harus bekerja. Dengan bekerja, dia akan
memperoleh penghasilan yang digunakan untuk belanja barang dan jasa. Jika
pengangguran tinggi dan bersifat struktural, daya beli akan menurun yang pada gilirannya
akan menimbulkan penurunan terhadap permintaan total (permintaan agregat).
b) Melemahnya Penawaran Agregat
Tingginya
tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat. Dampak pengangguran
terhadap penawaran agregat terasa dalam jangka panjang. Walaupun tenaga kerja
dapat digantikan dengan barang modal, sehingga dapat digunakan untuk menaikkan
penawaran agregat, di dalam mekanisme pasar (interaksi antara permintaan dan
penawaran), sekalipun produksi bisa berjalan dengan efisien, tetapi jika permintaan
agregat lemah, keseimbangan ekonomi terjadi ditingkat yang sangat rendah.
Akibatnya, tingkat produksi harus diturunkan secara drastis. Penurunan tingkat
atau skala produksi akan menaikkan biaya produksi perunit sehingga penawaran
agregat pun melemah.
2.
Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
Pengangguran
yang tinggi bukan hanya persoalan ekonomi semata, melainkan juga masalah sosial
politik. Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, seperti
pencurian, perampokan,penyalah gunaan obat terlarang maupun kegiatan-kegiatan
ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat besar dan susah diukur efisiensi
dan efektivitasnya.
Untuk
mengatasi pengangguran pemerintah melakukan program link and match salah satu caranya yaitu, memperbaiki komposisi lulusan
sarjana yang dihasilkan dan kebutuhan pasar tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan
agar miss match atau ketimpangan program studi di perguruan tinggi dan daya
serap pasar kerja yang cukup besar, dapat dikurangi. Selain itu, untuk
mengatasi pengangguran secara umum, pemerintah menempuh cara-cara sebagai
berikut.
- meningkatkan mobolitas modal dan tenaga kerja.
- mengadakan latihan kerja yang sesuai dengan informasi kerja yang ada.
- mendirikan industri padat karya.
- meningkatkan daya beli masyarakat.
- menyukseskan pembangunan proyek-proyek umum.
Sumber:
Arndt,
H.W. 1991. Pembangunan Ekonomi: Studi Tentang Sejarah Pemikiran. Jakarta:
LP3ES.
Todaro,
Michael P. 2000. Ekonomi untuk Negara Berkembang: Suatu Pengantar tentang
Prinsip-Prinsip, Masalah, dan Kebijakan Pembangunan. Edisi Ketiga.
Jakarta: Bumi Aksara.
Imamul
Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

