Ada
beberapa hipotesis tentang masuknya agama dan budaya Hindu–Buddha ke Indonesia,
antara lain sebagai berikut.
a.
Hipotesis Waisya
Hipotesis
waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan
pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah)
dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu.
Menurut
para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok
pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan
Hindu ke Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga
dapat diterima di kalangan masyarakat.Pada saat itu, para pedagang banyak
berhubungan dengan para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang
terjadinya proses penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung
hipotesis waisya adalah N.J. Krom.
b.
Hipotesis Kesatria
Hipotesis
kesatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke
Nusantara adalah kaum kesatria. Menurut hipotesis ini, pada masa lampau di
India terjadi peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian
mengadakan migrasi ke daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai
ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung
hipotesis kesatria adalah C.C. Berg.
c.
Hipotesis Brahmana
Hipotesis
brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia
ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa
Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum
brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu
pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
d.
Hipotesis Nasional
Hipotesis
nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke
India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang
Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama
dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif
memadukan unsur-unsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar
agama Hindu–Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk
menyebarkan agama di Tanah Air.
Terlepas
dari hipotesis tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting
dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki
pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka
untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan
bekal pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya
dengan memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat
lebih cepat diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia
menjadi lebih cepat dan mudah.
Pada
sekitar abad ke-2 sampai dengan 5 Masehi, diperkirakan telah masuk agama dan
kebudayaan Buddha ke Indonesia. Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia
pada abad ke-5 Masehi. Agama dan budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh
para pedagang dan pendeta dari India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti
dua jalur.
a.
Melalui Jalur Laut
Para
penyebar agama dan budaya Hindu–Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke
Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas
pada jalur India–Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu
Buddha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian
ke Nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja,
Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India
menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
b.
Melalui Jalur Darat
Para
penyebar agama dan budaya Hindu–Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti
para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai
dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India
utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian
berlayar menuju Indonesia.
Sumber:
Dwi
Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Nugroho
Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta:
Depdikbud.
Tugiyono,
K.S. 1985. Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: VC Baru.

