Lahirnya Paham Nasionalisme terhadap Eropa, Asia, dan Afrika | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Selasa, 23 November 2021

Lahirnya Paham Nasionalisme terhadap Eropa, Asia, dan Afrika

 

Nasionalisme berasal dari kata nation (bahasa Inggris) atau natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang diam di wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemauan untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan. Dengan demikian, nasionalisme dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan, yakni cinta terhadap bangsa dan tanah air. Dengan kata lain nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan tertinggi seseorang ditujukan kepada negara kebangsaannya.

 

Nasionalisme untuk pertama kalinya muncul di Eropa pada akhir abad ke-18. Lahirnya paham nasionalisme diikuti dengan terbentuknya negara kebangsaan. Pada mulanya terbentuknya negara kebangsaan dilatarbelakangi oleh faktor-faktor objektif, seperti persamaan keturunan, adat istiadat, tradisi dan agama. Akan tetapi, kebangsaan yang dibentuk atas dasar nasionalisme lebih menekankan kemauan untuk hidup bersama dalam negara kebangsaan. Sejalan dengan ini, rakyat Amerika Serikat tidak menyatakan bahwa mereka harus satu keturunan untuk membentuk suatu bangsa sebab disadari bahwa penduduk Amerika Serikat terdiri atas berbagai suku bangsa, asal-usul, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.

 


A. Lahirnya Nasionalisme Eropa

 

Nasionalisme Eropa lahir dalam masa peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Proses peralihan ini terjadi pada abad ke-18 yang didahului dengan lahirnya paham liberalisme dan kapitalisme. Lahirnya liberalisme dan kapitalisme, karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Dengan demikian timbulnya nasionalisme di Eropa karena pengaruh Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Dengan semangat persaingan bebas dari paham liberalisme dan di besarkan dalam masyarakat yang bercorak industri-kapitalis maka nasionalisme yang demikian akhirnya tumbuh menjadi suatu aliran yang penuh emosi dan sentimen, dengan kata lain tumbuh menjadi chauvinisme.

 

Dengan demikian, nasionalisme Eropa pada waktu itu melahirkan kolonialisme, yaitu nafsu untuk mencari tanah jajahan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, imperialisme atau kolonialisme sebenarnya adalah anak putrinya politik perindustrian (colonialism is the daughter of industrial policy). Bertitik tolak dari inilah, akhirnya negara-negara Eropa menjilma menjadi negara imperialis yang saling berlomba untuk mencari dan mendapatkan tanah jajahan di luar wilayahnya dengan sasaran Asia dan Afrika.

 

B. Lahirnya Nasionalisme Asia dan Afrika

 

Nasionalisme di Asia dan Afrika merupakan gerakan yang menentang imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat. Maksud dari nasionalisme Asia dan Afika adalah aliran yang mencerminkan kebangkitan bangsa-bangsa Asia dan Afrika sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat.

 

Faktor yang mendorong timbulnya nasionalisme di Asia dan Afrika, antara lain:

 

  • Penjajahan bangsa-bangsa Barat yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan.

 

  • Kenangan kejayaan masa lampau sebagai negara yang jaya, seperti Indonesia pada masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.

 

  • Munculnya kaum intelektual yang menjadi penggerak dan pemimpin pergerakan nasional.

 

  • Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang mendorong bangsa-bangsa di Asia dan Afrika bangkit melawan penjajahan bangsa-bangsa Barat.

 

Nasioanalisme bangsa-bangsa di Asia dan Afrika memiliki tiga aspek dan tiga tujuan, seperti berikut.

 

  • Aspek politik, bertujuan untuk mengusir penjajahan asing untuk mendapatkan kemerdekaan.

 

  • Aspek sosial-ekonomi, berusaha menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan bertujuan untuk membangun masyarakat baru yang bebas dari penderitaan dan kesengsaraan, serta kemelaratan.

 

  • Aspek budaya, berusaha untuk menggali dan menghidupkan kembali budaya asli nenek moyang yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman.

 

Sumber:

 

 

Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Eisenstadt, S.N. 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Hans Kohn. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Pembangunan dan Erlangga.

Roeslan Abdulgana. Nasionalisme Asia . Jakarta: Prapanca.

Theda Skocpol. 1991. Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif tentang Perancis, Rusia, dan Cina. Jakarta: Erlangga.

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020