a.
Kehidupan Politik
Kerajaan
Tarumanegara diduga terletak di Bogor, Jawa Barat yang merupakan kerajaan Hindu
tertua kedua di Indonesia. Sumber-sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dapat
dibagi menjadi dua, seperti berikut.
1)
Berita dari Cina Zaman Dinasti Tang
Berita
dari Cina menyebutkan adanya Kerajaan To-lo-mo (Tarumanegara ) mengirimkan
utusan ke Cina pada tahun 528, 538, 665, dan 666 M.
2)
Prasasti-Prasasti di Jawa Barat
Prasasti
yang menceritakan tentang Kerajaan Tarumanegara, misalnya sebagai berikut:
- Prasasti Ciaruteun (Bogor)
- Prasasti Kebon Kopi (Bogor).
- Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak (Bogor).
- Prasasti Pasir Awi atau Pasir Muara (Bogor).
- Prasasti Tugu (Cilincing, Tanjuk Priok (Jakarta).
- Prasasti Lebak (Banten Selatan).
Ketujuh
prasasti tersebut berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa. Prasasti Ciaruteun
selain berisi empat baris kalimat, pada prasasti ini juga dipahatkan lukisan
seperti lukisan lebah-lebah dan sepasang telapak kaki. Empat baris kalimat itu
berbunyi "ini kedua telapak kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki
yang Mulia Purnawarwan, raja di negeri Taruma raja yang sangat gagah
berani".
Isi
Prasasti Kebon Kopi, yakni adanya bekas tapak kaki gajah yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airawati (gajah tunggangan Dewa Wisnu). Adapun Prasasti Jambu
berisi tentang kegagahan Raja Purnawarman. Bunyi prasasti itu, antara lain
"gagah, mengagumkan dan jujur trehadap tugasnya adalah pemimpin manusia
yang tiada taranya, yang termashyur Sri Purawarman yang memerintah di Taruma
dan yang baju zirahnya tidak dapat ditembus oleh musuh."
Prasasti
yang ditemukan semuanya tidak berangka tahun. Namun, dari huruf yang dipakai
dapat diperkirakan bahwa Kerajaan Tarumanegara berkuasa di Jawa Barat pada
sekitar abad ke-5 M dengan Rajanya Purnawarman.
b.
Kehidupan Sosial-Ekonomi
Kehidupan
perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini
dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau
penggalian Saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan selesai
dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai penggalian, Raja Purnawarman mengadakan
selamatan dengan memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana.
Pembangunan
itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan sebagai
sarana pengairan dan pencegahan banjir. Dengan demikian, rakyat akan hidup
makmur, aman dan sejahtera. Di samping Saluran Gomati, dalam Prasasti Tugu juga
disebutkan adanya penggalian Saluran Candrabhaga.
c.
Kehidupan Kebudayaan
Dilihat
dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf pada prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara makam dapat diketahui
bahwa kehidupan kebudayaan masyarakat pada masa itu sudah tinggi.
Sumber:
Anonim. 1990. Ensiklopedia
Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi.
Chalid
Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta:
Pembina Peraga.
Dwi
Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Leo
Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Marwati
Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V dan
VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Nugroho
Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta:
Depdikbud.
