Menurut
Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal di masyarakat terdapat saluran-salurannya
karena setiap terjadi mobilitas sosial vertikal akan melalui saluran tertentu
yang disebut social circulation.
Saluran yang penting untuk terjadinya mobilitas sosial vertikal yaitu sebagai
berikut.
a.
Angkatan Bersenjata
Angkatan
bersenjata memainkan peranan penting dalam mempertahan
b.
Lembaga Keagamaan
Lembaga
keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial. Setiap
ajaran agama memandang bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat.
Untuk mencapai tujuan ini, banyak pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan
kedudukan umatnya dari lapisan rendah ke tingkat yang lebih tinggi agar satu
sama lain memiliki derajat yang sama. Misalnya, Nabi Muhammad saw berusaha
untuk menaikkan derajat wanita dan budak agar sederajat dengan umatnya yang
lain. Di dalam sejarah dikenal Paus Gregorius VII yang jasanya sangat besar
dalam pengembangan agama Katolik, padahal beliau adalah putra seorang tukang
kayu. Ada pula Siddharta Buddha Gautama, di agama Buddha.
c.
Lembaga Pendidikan
Sekolah
merupakan saluran yang nyata dari mobilitas sosial vertikal, bahkan dianggap
sebagai social elevator (pengangkat kedudukan sosial) yang bergerak dari
kedudukan rendah ke kedudukan tinggi di masyarakat. Pada suatu perusahaan atau
pemerintahan di Indonesia pada umumnya mempekerjakan dan memberi gaji para
pegawai sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka miliki. Misalnya sebagai
berikut.
- Pada kolom gaji bagi pekerja yang masuk secara bersamaan. Besarnya gaji lulusan SMP akan berbeda dengan yang gaji lulusan SMA.
- Seorang karyawan di sebuah instansi atau lembaga yang bekerja ambil kuliah yang sesuai dengan pekerjaannya, setelah lulus tentu gajinya akan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang telah diperoleh.
d.
Organisasi Politik
Setiap
anggota dari kontestan peserta pemilu mempunyai peluang untuk menaikkan
kedudukannya ke tingkat yang lebih tinggi. Seseorang yang dicalonkan oleh salah
satu peserta pemilu untuk menjadi wakil rakyat harus pandai berorganisasi dan
dapat menggerakkan massa. Selain itu, untuk menjadi anggota DPR, yang
bersangkutan sebelumnya harus tercantum dalam daftar orang yang berhak dipilih
yang mewakili salah satu kontestan pemilu. Agar dapat terpilih, orang tersebut
harus membuktikan memiliki kepribadian dan aspirasi-aspirasi yang baik. Apabila
seseorang telah menjadi anggota DPR, kedudukannya akan meningkat dari
sebelumnya. Dengan demikian, organisasi politik adalah salah satu wadah bagi
seseorang untuk melakukan mobilitas sosial vertikal.
e.
Organisasi Ekonomi
Organisasi
ekonomi memegang peranan yang penting dalam mobilitas sosial vertikal. Keadaan
ekonomi seseorang di masyarakat akan menentukan kedudukan dan lapisan sosial
seseorang. Bagi orang yang berhasil dalam bidang ekonomi berarti yang
bersangkutan berada pada lapisan atas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka seseorang akan berada pada salah satu organisasi ekonomi sebagai
saluran mobilitas sosial vertikal, seperti Perum, PT, atau CV.
f.
Organisasi Keahlian
Organisasi
keahlian merupakan salah satu wadah atau saluran yang menampung setiap orang
yang memiliki keterampilan atau keahlian tertentu, seperti (Ikatan Dokter
Indonesia) IDI, (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) ISPI, (Ikatan Sosiologi
Indonesia) ISI. Jika seseorang memiliki keahlian, ia berharap dapat menduduki
lapisan sosial yang tinggi di masyarakat. Ia akan masuk organisasi yang sesuai
dengan keahliannya. Organisasi tersebut akan memperkenalkan hasil karya yang
telah dibuatnya kepada masyarakat sehingga dengan sendirinya yang bersangkutan
akan dikenal oleh khalayak.
g.
Perkawinan
Mobilitas
sosial vertikal dapat terjadi karena perkawinan. Melalui perkawinan, kedudukan
seseorang dapat terangkat atau bahkan menurun. Seseorang yang menikah dengan
orang yang berasal dari lapisan atas, ia dapat ikut naik kedudukannya. Akan
tetapi, tidak demikian apabila dia menikah dengan seseorang yang lebih rendah
kedudukannya dalam masyarakat.
Sumber:
Bagja
Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lawang, Robert M.Z.
1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.


