ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Minggu, 31 Oktober 2021

Tlachtli: Mesoamerican ballgame

 

Selama lebih dari 2700 tahun, orang Mesoamerika memainkan “permainan bola” tradisional mereka yang bernama Ollamaliztli di Nahuatl atau lapangan bola.  Agak mirip dengan permainan bola raket tim, acara olahraga ini memiliki nuansa ritual yang signifikan, mengingat bahwa yang kalah (dan terkadang yang menang) sering dikorbankan setelah pertandingan, biasanya dengan pemenggalan kepala. 

 


Penggambaran eksplisit pengorbanan manusia setelah pertandingan dapat ditemukan di bangsa Maya seperti di El Tajin dan di Chichen Itza.  Meskipun olahraga memiliki aturan yang agak berbeda di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, itu menyebar ke seluruh Mesoamerika, sejauh selatan Nikaragua dan utara Arizona. 

 

Dibangun dalam pola yang berubah sedikit lebih dari dua setengah milenium, lapangan bola adalah konstruksi batu dari lapangan bermain yang panjang dan sempit antara dinding miring tinggi dengan area gawang terbuka (kemudian tertutup) yang lebih luas.  Dicat dan didekorasi. Lapangan ini adalah lambang peradaban Mesoamerika sampai bangsa Spanyol datang ke Mesoamerika dan memperkenalkan penduduk asli ke permainan lain.

 

Sumber:

 

Berdan, Frances F. 2005. The Aztecs of Central Mexico: An Imperial Society. "Tanpa Penerbit"

 

Carrasco, David. 1998. Daily Life Through History. Westport CT: Greenwood Press. 

Sabtu, 30 Oktober 2021

Pihak yang Berkepentingan terhadap Akuntansi

 

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang meng identifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan informasi ekonomi suatu organisasi (perusahaan) kepada pengguna informasi akuntansi. Sebagai penyedia jasa, akuntansi akan memberikan informasi keuangan yang sifatnya kuantitatif untuk berbagai pihak yang berkepentingan (business stakeholder) terhadap ke langsungan perusahaan.

 


Pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu orang atau entitas yang memiliki kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut terdiri atas pihak internal dan pihak eksternal.

 

Pihak internal, yaitu pihak manajemen perusahaan yang dipercaya oleh pemilik untuk merencanakan, mengorganisasi, dan menjalankan aktivitas perusahaan. Manajer perusahaan meng gunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan operasional perusahaan.

 

Adapun pihak eksternal perusahaan, di antaranya terdiri atas

 

a. Pemilik (Owner)

 

Pemilik, yaitu orang atau entitas yang menginvestasikan sumber daya (input) ke dalam perusahaan. Pemilik menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui kinerja perusahaan sehingga dapat membuat suatu keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan.

 

b. Karyawan (Employee)

 

Karyawan, yaitu orang yang memberikan jasanya kepada perusa haan tempat orang tersebut memperoleh upah. Informasi akuntansi digunakan oleh karyawan untuk mengetahui seberapa be sar kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan kepada karyawan.

 

c. Pelanggan (Customers)

 

Pelanggan, yaitu sekelompok orang yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Informasi akuntansi digunakan oleh pelanggan untuk mengetahui jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan.

 

d. Kreditor (Creditor)

 

Kreditor, yaitu orang atau entitas yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit. Kreditor menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui perkembangan perusahaan sehingga dapat menilai seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya serta untuk mengevaluasi risiko pemberian kredit atau peminjaman dana.

 

e. Pemerintah (Government)

 

Pemerintah, memungut pajak atas laba yang diperoleh perusahaan. Pemerintah menggunakan informasi akuntansi untuk menilai dan menentukan besarnya pajak yang akan dikenakan terhadap perusahaan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kebijakan perpajakan.

 

 

Sumber:

 

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Estes, Ralph: alih bahasa oleh Nugroho Widjajanto. 1996. Kamus Akuntansi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Jumat, 29 Oktober 2021

Kelompok Keanggotaan (Membership Group) dan Kelompok Acuan (Reference Group)

 




Kelompok keanggotaan (membership group atau appartenance group) adalah kelompok yang menunjukkan seseorang secara resmi dan secara fisik menjadi anggota. Orang lain dapat dengan mudah dan pasti menentukan dari kelompok mana orang tersebut berasal atau sebagai anggota kelompok mana melalui tanda pengenal yang dimilikinya. Contohnya, Andi berprofesi sebagai guru, bukti yang menunjukkan dia sebagai anggota dari membership group adalah Kartu Anggota PGRI yang menjelaskan bahwa Andi telah diterima secara sah sebagai anggota PGRI.

 

Dalam masyarakat yang belum mengenal administrasi secara baik, keanggotaan seseorang ditunjukkan dengan keberadaannya secara fisik yang selalu bersama-sama dengan anggota kelompok. Kelompok acuan (reference group) adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan anggota kelompok (orang dari luar kelompok) menerima pengaruh dari suatu kelompok, dia menjalin ikatan batin dan berusaha menyesuaikan diri serta mengidentifikasikan diri dengan kelompok tadi karena dia berpandangan bahwa kelompok tersebut berguna untuk mengembang kan kehidupannya. Contohnya, Andi sebagai anggota PGRI menjalin hubungan secara tersembunyi atau terang-terangan dengan koperasi yang ada di daerahnya. Walaupun bukan anggota koperasi tersebut, dia berusaha mengembangkan prinsip-prinsip koperasi dalam kehidupannya karena terbukti bahwa koperasi sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi keluarganya. Koperasi dalam hal ini merupakan reference group bagi Andi.

 

Kenyataan sosial menunjukkan bahwa jumlah anggota masyarakat yang menjadi reference group jumlahnya relatif banyak, terutama dengan kelompok keagamaan. Artinya tidak menjadi anggota resmi agama tertentu, tetapi mereka berusaha menyesuaikan diri dengan ajaran agama yang secara hakiki dapat menciptakan ketenangan dan kebahagiaan hidup.

 

Dalam keadaan tertentu, antara reference group dan membership group agak sulit dipisahkan. Contohnya, seorang anggota partai politik menjadi anggota DPR. DPR merupakan membership baginya, tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada partainya. Hal ini sering menampak kan segi-segi negatif karena anggota dewan yang terhormat terlampau berpegang pada prinsip-prinsip reference group (partainya).

 

Sumber:

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kristiadi, J. 1984. Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia. Jakarta: CSIS.

Lawang, Robert M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Kamis, 28 Oktober 2021

Pariwisata: Tujuan, Manfaat, dan Macamnya

 

Berkaitan dengan sektor pariwisata, dikenal istilah wisatawan dan pelancong. Kedua istilah ini tentunya berhubungan dengan orang yang melakukan kegiatan pariwisata. Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan tersebut.

 


Adapun rumusan menurut hasil Konferensi PBB di Roma (Italia) pada 1963 tentang Internasional Travel and Tourism dijelaskan, bahwa wisatawan adalah seseorang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain, dan berdiam di tempat itu lebih dari 24 jam dengan tujuan-tujuan sebagai berikut.

 

  • untuk menggunakan waktu senggang, baik dipergunakan untuk rekreasi (berlibur), keperluan kesehatan, pelajaran dan pengetahuan, serta untuk menjalankan ibadah maupun olah raga.

 

  • untuk keperluan usaha atau bisnis, kunjungan keluarga, menjalankan tugas-tugas, serta menghadiri konferensi. Jika seseorang mengadakan perjalanan kurang dari 24 jam, digolongkan ke dalam pelancong. Para wisatawan ini dibedakan menjadi wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisdom atau wisnus) dan wisatawan manca negara atau wisatawan asing (wisman).

 

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi non migas yang sangat berperan dalam peningkatan struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini sangat berkaitan dengan pendapatan atau devisa negara serta pendapatan penduduk di sekitar objek wisata. Secara khusus manfaat pariwisata adalah sebagai berikut.

 

  • Meningkatnya kesempatan berusaha bagi penduduk atau masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata.

 

  • Sektor pariwisata dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk.

 

  • Pendapatan negara meningkat berupa pajak baik dari para wisatawan yang datang maupun pajak dari fasilitas sosial di daerah objek wisata, serta keuntungan dari pertukaran mata uang asing dengan mata uang Indonesia untuk keperluan para wisatawan.

 

  • Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup dan kebudayaan nasional. Dengan adanya pariwisata, masyarakat senantiasa menjaga keutuhan dan kelestarian objek wisata, baik objek wisata keindahan alam, bangunan-bangunan dan peninggalan bersejarah, maupun budaya-budaya tradisional masyarakat.

 

Tujuan pariwisata ternyata tidak hanya untuk berlibur atau rekreasi, melainkan berhubungan dengan olah raga, pekerjaan, dan tujuan pendidikan. Berdasarkan batasan tersebut, secara umum sektor pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

 

1. Darmawisata

 

Darmawisata, yaitu berbagai jenis pariwisata yang bertujuan untuk mencari kesenangan yang biasanya berhubungan dengan:

 

  • menikmati perjalanan, seperti mendaki gunung, menjelajah rimba (cross country), dan napak tilas.
  • rekreasi, misalnya kunjungan ke objek wisata taman-taman wisata, pantai, gunung, dan danau.
  • wisata budaya, misalnya kunjungan ke objek candi, keraton, upacara keagaman atau upacara tradisi setempat, dan kesenian daerah.
  • wisata olah raga, seperti kegiatan menyelam (diving) dan olah raga mendayung.

 

2. Widyawisata

 

Widyawisata, yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memperdalam ilmu pengetahuan, baik untuk belajar misalnya kunjungan ke museum, Taman Mini untuk mempelajari budaya Indonesia, planetarium, ataupun untuk tujuan penelitian, misalnya meneliti keanekaragaman terumbu karang di Taman Bunaken.

 

3. Karyawisata

 

Karyawisata yaitu jenis pariwisata yang berhubungan dengan tugas pekerjaan, misalnya pariwisata sambil menghadiri tugas dari tempat pekerjaan (rapat, seminar), atau pariwisata sambil berdagang (niaga).

 

Sumber:

 

 

 

Abdurracmat, Idris. 1978. Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Bandung.

Abdurracmat, Idris. 1983. Geografi Industri. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Bandung.

Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rabu, 27 Oktober 2021

Pax Netherlandica: Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak

 

Pax Neerlandica  merupakan kebijakan Belanda yang bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah jajahan Belanda dalam satu pemerintahan Hindia-Belanda melalui perjanjian maupun ekspansi militer. Pax Netherlandica menunjukkan bahwa Belanda mengalami perubahan orientasi politik yang awalnya hanya melakukan monopoli perdagangan dan membatasi jalur perdagangan, kemudian menjadi negara berpaham kolonialisme dan imperialisme yang melakukan politik ekspansi. Pax Netherlandica dikeluarkan setelah muncul kekhawatirannya terhadap negara-negara barat lainnya akan datang ke wilayah Nusantara dan berniat menguasai wilayah Nusantara, dan juga Terusan Suez yang telah dibuka membuat jalur pelayaran antara Eropa dan Asia menjadi lebih singkat sehingga Belanda menginginkan untuk menguasai daerah di Nusantara.

 


Pax neerlandica juga memiliki dampak positif bagi bangsa belanda dan bangsa indonesia. Bagi bangsa belanda, pax neerlandica membawa kemudahan mereka untuk menguasai seluruh wilayah nusantara, terutama bagi wilayah yang mengahasilkan banyak rempah-rempah. Bagi bangsa Indonesia, pax neerlendica menjadikan mereka untuk bersatu dan membuat mereka mempunyai rasa nasionalisme.

 

Pax neerlandica juga memiliki dampak negatif bagi bangsa belanda dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Belanda, pax neerlandica menjadikan mereka mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia karena pax neerlandica tujuannya mempersatukan. Bagi bangsa indonesia, pax neerlandica menjadikan mereka semakin sengsara karena wilayah nusantara hampir sepenuhnya dikuasai oleh bangsa belanda.

 

Sumber:

 

Boomgaard, Peter. 2003. Smallpox, vaccination, and the Pax Neerlandica, Indonesia, 1550-1930. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania. 159 (4): 591.

 

Mustopo, M. Habib, Hermawan, Waluyo, Suprijono, Sugiharti. 2007. Sejarah: Untuk kelas 2 SMA. Jakarta: Yudhistira.

Selasa, 26 Oktober 2021

Hubungan Akutansi dengan Perusahaan

 

Akuntansi merupakan hasil dari masa Renaissance Italia yang dikemukakan oleh Luca Pacioli. Namun, sejak 4.000 tahun yang lalu, catatan-catatan atas transaksi keuangan telah ada di beberapa negara, seperti di Mesopotamia, Mesir, India, dan Timur Tengah.

 

Italia merupakan penerima akumulasi kebijakan-kebijakan akuntansi dari negara-negara tersebut. Selanjutnya, pada abad ke-13 dan ke-14, di beberapa pusat perniagaan Italia bagian utara muncul sistem tata buku berpasangan (double entry bookkeeping). Sejak itulah muncul istilah akuntansi, seperti debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, neraca saldo, neraca, akun, dan laporan keuangan laba/rugi.

 

Pada akhir abad ke-19, perubahan telah membentuk sistem akuntansi menjadi suatu bentuk yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau korporasi industri besar, di antaranya ditandai dengan hal-hal berikut.

 

  • Bentuk-bentuk awal perusahaan telah diciptakan dan di bedakan dari pemiliknya.
  • Saham-saham dalam perusahaan telah diciptakan.
  • Ada perbedaan antara modal dan pendapatan.
  • Konsep kelangsungan usaha (going concern) mulai digunakan.
  • Adanya bursa saham efektif.
  • Tumbuhnya industri dan perdagangan.

 


Akuntansi terus berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia usaha. Akuntansi merupakan suatu proses pencat atan penggolongan, peringkasan, dan penganalisisan data keuangan sebuah organisasi (perusahaan). Perusahaan adalah organisasi yang sumber dayanya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.

 

Tujuan setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya , yaitu untuk memaksimalkan keun tungan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dengan jumlah yang harus dikeluarkan untuk meng hasilkan dan menjual barang atau jasa tersebut.

 

Jenis-jenis perusahaan, di antaranya dapat dibedakan menjadi perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri.

 

a. Perusahaan Jasa

 

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual jasa atau pelayanan yang bersifat bukan barang berwujud fisik kepada pelanggan. Jenis jasa tersebut, antara lain jasa konsultasi dan profesi, jasa hiburan, jasa keahlian pribadi atau perorangan, jasa angkutan, jasa penginapan, jasa komunikasi, serta jasa pertanggungan dan keuangan.

 

b. Perusahaan Dagang

 

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangannya dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau diubah bentuknya. Contoh perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau distributor, toko buku, dan pedagang hasil bumi.

 

c. Perusahaan Industri

 

Perusahaan industri adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi suatu produk yang memiliki manfaat, kemudian produk tersebut dijual kepada pelanggan. Contoh perusahaan industri, di antaranya pabrik makanan, tekstil, kerajinan, pertambangan, serta perakitan.

 

Sumber:

 

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nugroho Widjajanto. 1996. Kamus Akuntansi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Senin, 25 Oktober 2021

Kelompok Okupasional (Occupational Group) dan Kelompok Volunter (Voluntary Group)

Kelompok okupasional adalah kelompok yang terdiri atas orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok okupasional biasa terdapat pada masyarakat heterogen. Pada masyarakat ini berkembang sistem pembagian kerja yang semakin didasarkan pada pengkhususan atau spesialisasi. Warga masyarakat melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

 

Melalui keahliannya, mereka membantu masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Oleh karena itu, muncul kelompok-kelompok profesi yang terdiri atas kalangan profesional yang seolah-olah mempunyai monopoli terhadap bidang ilmu dan teknologi tertentu.

 


Semakin berkembangnya sistem komunikasi mengakibat kan ruang jangkau suatu masyarakat semakin luas. Secara praktis tidak ada masyarakat yang tertutup terhadap dunia luar. Hal ini menyebabkan semakin heterogennya masyarakat tersebut sehingga tidak semua kepentingan individual warga dapat dipenuhi secara mantap.

 

Salah satu akibat dari tidak terpenuhinya kepentingan-kepentingan tersebut, baik material maupun spiritual adalah munculnya kelompok-kelompok volunter. Kelompok volunter mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang daya jangkaunya semakin luas. Mereka mencoba memenuhi kepentingan anggota dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak mengganggu kepentingan masyarakat secara luas.

 

Kelompok-kelompok volunter mungkin didasarkan pada kepentingan-kepentingan primer yang mencakup kebutuhan pangan, sandang, dan papan, keselamatan jiwa dan harta benda, harga diri, mengembangkan potensi diri, kasih sayang, dan sebagainya. Selain itu, kepentingan primer juga didasarkan pada kepentingan sekunder, misalnya kebutuhan rekreasi. Dengan berbagai landasan tersebut, timbul aneka macam kelompok volunter yang mungkin berkembang menjadi kelompok-kelompok yang mantap dan diakui masyarakat umum.

 

Sumber:

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kristiadi, J. 1984. Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia. Jakarta: CSIS.

Lawang, Robert M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

 

 


Minggu, 24 Oktober 2021

Komoditas Perdagangan Luar Negeri di Indonesia

 

Secara umum komoditas perdagangan luar negeri Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komoditas ekspor dan komoditas impor. Komoditas ekspor Indonesia berasal dari sektor minyak dan gas bumi (migas), dan non migas.

 

Komoditas ekspor Indonesia dari sektor migas memegang peranan penting bagi pendapatan negara. Sampai saat ini negara Indonesia masih menitik beratkan sektor migas sebagai salah satu sumber devisa negara terbesar, di samping beberapa komoditas non migas lainnya. Hal ini terbukti dari tujuh jenis penghasil devisa negara, sektor migas menduduki peringkat pertama. Daerah tujuan ekspor migas Indonesia adalah Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Australia. Jepang adalah tujuan ekspor migas terbesar Indonesia, yaitu hampir mencapai 50% dari total ekspor migas.

 

Komoditas ekspor lainnya berasal dari sektor non migas. Komoditas yang termasuk kelompok non migas ini meliputi:

  • hasil pertambangan terutama timah, bauksit, tembaga, besi baja, dan nikel.
  • hasil perkebunan, seperti karet dan kopi.
  • hasil kehutanan terutama kayu.
  • hasil industri terutama hasil industri tekstil.

 

Kayu merupakan komoditas ekspor terbesar kedua setelah sektor migas. Negara tujuan ekspor kayu adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa. Komoditas kayu diekspor oleh Indonesia ke negara lain dalam bentuk kayu gelondongan dan kayu olahan, seperti kayu yang telah dipotong-potong maupun jenis kayu lapis.

 

`       Dalam sektor perkebunan, komoditas ekspor utamanya berupa karet alam. Di dunia, Indonesia merupakan salah satu pengekspor karet alam yang cukup diperhitungkan. Dilihat dari urutan komoditas ekspor Indonesia, karet alam menduduki peringkat ketiga penghasil devisa setelah minyak dan gas bumi serta kayu. Negara tujuan ekspor antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.

 

Tabel komoditas ekspor nonmigas

 


Jenis komoditas yang diimpor Indonesia antara lain bahan baku industri dan barang konsumsi. Beberapa contoh komoditas yang masih diimpor meliputi mesin-mesin industri tekstil, suku cadang kendaraan bermotor, dan komponen elektronika.

 

Sumber:

 

 

 

Abdurracmat, Idris. 1978. Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Bandung.

Abdurracmat, Idris. 1983. Geografi Industri. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Bandung.

Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sabtu, 23 Oktober 2021

Kerajaan Demak: Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya

 


Mundurnya Kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada di pesisir pantai utara Jawa untuk melepaskan diri, khususnya Demak. Faktor lain yang mendorong perkembangan Demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur.

 

a. Kehidupan Politik

 

1) Raden Patah (1475–1518)

 

Dengan bantuan daerah-daerah lain yang masuk Islam, seperti Jepara, Tuban, dan Gresik, Raden Patah pada tahun 1475 berhasil mendirikan Kerajaan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Menurut Babad Tanah Jawa, Raden Patah adalah putra Brawijaya V (Raja Majapahit terakhir) dengan putri Campa. Raden Patah semula diangkat menjadi bupati oleh Kerajaan Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah.

 

Dalam upaya mengembangkan kekuasaan dan menguasai perdagangan nasional dan internasional maka pada tahun 1513, Demak melancarkan serangan ke Malaka di bawah pimpinan Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor). Namun, serangan tersebut gagal. Di lingkungan kerajaan, para wali berperan sebagai pendamping dan sekaligus sebagai penasehat raja, khususnya Sunan Kalijaga. Ia banyak memberikan saran-saran sehingga Demak berkembang menjadi mirip kerajaan teokrasi, yaitu kerajaan atas dasar agama.

 

2) Sultan Trenggono (1521–1546)

 

Adipati Unus (1518–1521 ) menggantikan ayahnya (Raden Patah) untuk menjalankan roda pemerintahan. Ia lebih dikenal dengan nama Pangeran Sabrang Lor (gelar yang diterima sebab pernah mengadakan serangan ke utara atau Malaka). Adipati Unus meninggal tanpa meningalkan putra sehingga seharusnya digantikan oleh adiknya, Pangeran Sekar Seda Lepen. Akan tetapi, pangeran ini dibunuh oleh kemenakannya sehingga yang menggantikan takhta Demak adalah adik Adpati Unus yang lain, yakni Pangeran Trenggono. Ia setelah naik takhta Demak bergelar Sultan Trenggono.

 

Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas, meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Tindakan-tindakan penting yang pernah dilakukan Sultan Trenggono adalah sebagai berikut:

 

  • menegakkan agama Islam.

 

  • membendung perluasan daerah yang dilakukan oleh Portugis.

 

 

  • menguasai dan mengislamkan Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa (Perluasan ke wilayah Jawa Barat ini dipimpin oleh Fatahilah (Faletehan) yang kemudian menurunkan raja-raja Banten).

 

  • berhasil menakhlukkan Mataram, Singasari, dan Blambangan.

 

Sultan Trenggono gugur (1546) ketika berusaha menaklukkan Pasuruan. Wafatnya Sultan Trenggono memberi peluang kepada keturunan Pangeran Sekar Seda Lepen yang merasa berhak atas takhta Kerajaan Demak untuk merebut takhta. Tokoh ini ialah Aria Penangsang yang menjadi bupati di Jipang (Blora). Keluarga Sultan Trenggono dengan tokohnya Pangeran Prawoto berusaha untuk menggantikan ayahnya sehingga terjadi perebutan kekuasaan. Perang saudara ini berlangsung selama beberapa tahun yang akhirnya memunculkan Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang berasal dari Pajang, menaiki takhta sebagai raja dengan gelar Sultan Hadiwijoyo (1552–1575).

 

b. Kehidupan Ekonomi

 

Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai

pasaran di bagian barat. Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.

 

c. Kehidupan Sosial Budaya

 

Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.

 

Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.

 

Sumber:

 

Chalid Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pembina Peraga.

Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Leo Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Nugroho Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta: Depdikbud.

Jumat, 22 Oktober 2021

Komponen Pokok Neraca Pembayaran

 


Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu sebagai berikut.

 

A. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)

 

Neraca transaksi berjalan (current account) adalah neraca perdagangan barang dan jasa suatu negara dengan negara lainnya dalam suatu periode waktu tertentu. Transaksi berjalan menunjukkan keuntungan atau kerugian dari negara dalam transaksi sehari-hari. Setiap transaksi internasional dicatat dalam sisi kredit (+) atau dalam sisi debit (-) neraca pembayaran.

 

Jika transaksi akan memberikan tambahan mata uang asing (menambah cadangan devisa), hal tersebut akan dicatat di sisi kredit. Jika transaksi mengakibatkan berkurangnya mata uang asing (mengurangi cadangan devisa), hal tersebut akan dicatat di sisi debit.

 

Dalam neraca transaksi berjalan terdapat dua pos transaksi yaitu:

 

1. Neraca Perdagangan (Balance of Trade)

 

Neraca perdagangan (balance of trade) adalah suatu pernyataan mengenai perdagangan barang (goods) suatu negara dengan negara lain dalam jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan tidak memasukkan perdagangan di bidang jasa. Hal yang dicatat dalam neraca perdagangan meliputi barang-barang migas dan nonmigas (yang terlihat/visible). Neraca ini menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor barang-barang migas dan nonmigas tersebut.

 

2. Neraca Jasa (Invisible Balance)

 

Neraca jasa (invisible balance) adalah suatu pernyataan perdagangan di bidang jasa (service) suatu negara dengan negara lainnya dalam jangka waktu tertentu. Neraca jasa tidak memasukkan perdagangan barang (goods) dan berkonsentrasi pada penerimaan devisa (valuta asing) dan penerimaan yang berkaitan dengan perbankan, asuransi, dan pariwisata.

 

Transaksi ini meliputi pembayaran atas jasa-jasa tertentu seperti jasa perbankan, asuransi, dan pariwisata. Transaksi ini juga meliputi bunga dan keuntungan dari investasi dan pinjaman, penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk pertahanan, serta pengadministrasian luar negeri. Berbeda dengan neraca perdagangan, pencatatan neraca jasa diambil dari data perusahaan atau lembaga keuangan. Data tersebut kemudian dicatat dan dilaporkan kepada Bank Sentral negara tersebut.

 

Di dalam neraca transaksi berjalan terdapat satu pos penting. Pos tersebut adalah transaksi unilateral atau sepihak yang tidak menimbulkan hak atau kewajiban, baik bagi si pemberi maupun bagi si penerima. Hal yang termasuk dalam pos ini adalah hadiah/hibah (gift) dan bantuan (aid). Bantuan tersebut merupakan transaksi debet bagi si pemberi dan merupakan transaksi kredit bagi si penerima.

 

B. Neraca Modal (Capital Account)

 

Neraca modal (capital account) mencatat arus modal masuk dan keluar, baik modal jangka panjang maupun jangka pendek (misalnya investasi langsung atau tidak langsung melalui pembelian surat berharga luar negeri), yang terdiri atas modal pemerintah dan modal swasta neto. Modal pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman baru dari luar negeri dan pelunasan utang pokok dari pinjaman periode sebelumnya. Lalu lintas swasta neto adalah selisih antara dana investasi dan pinjaman swasta luar negeri dan pelunasan utang pokok swasta serta dana investasi ke luar negeri.

 

C. Neraca Moneter (Monetary Account)

 

Neraca moneter (monetary account) adalah perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yang masuk dan keluar dari suatu negara dalam periode tertentu yang dicatat oleh Bank Sentral. Neraca ini berfungsi sebagai neraca penyeimbang (settlement account).

 

Sumber:

 

Boediono. 1999. Ekonomi Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. Yogyakarta: BPFE.

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lindert. Peter H. dan Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.

 

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020