Perlak
adalah nama kerajaan di wilayah Aceh Timur yang pusat pemerintahannya dekat
muara Sungai Peuleula dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Adapun
faktor-faktor yang dapat mendorong Perlak menjadi pusat kerajaan dan
perdagangan, antara lain sebagai berikut.
- Letaknya strategis untuk perdagangan, yaitu di tepi jalur perdagangan internasional.
- Daerah Aceh merupakan daerah penghasil lada yang merupakan bahan ekspor ke India dan Timur Tengah.
- Mundurnya Kerajaan Melayu sebagai pusat perdagangan memberikan kesempatan kepada Perlak untuk berkembang.
Kapan
pastinya Kerajaan Perlak muncul tidak banyak diketahui. Hanya saja sejarah
telah mencatat bahwa Raja Perlak yang pertama ialah Sultan Alauddin Syaid
Maulana Abdul Aziz Syah atau singkatnya Sultan Alaudin Syah (1161–1186),
seorang penganut Islam aliran Syi'ah (golongan dan merupakan sebutan yang
dipergunakan oleh pengikut Ali, yaitu suami putri Nabi Muhammad saw., bernama
Fatimah).
Pelabuhan
Perlak dicatat dalam sejarah karena mendapat kunjungan musafir bernama Marco
Polo. Ia singgah dalam perjalanan kembali dari Negeri Cina ke Venesia (1292).
Dalam beritanya, Marco Polo menceritakan bahwa penduduk di ibu kota kerajaan
telah menganut agama Islam. Sebaliknya, penduduk di luar kota masih menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme.
Dinasti
Syaid Aziz memerintah kurang lebih seabad lamanya. Dalam bagian akhir abad
ke-13 terjadi perebutan kekuasaan antara Dinasti Syaid Aziz keturunan Arab dan
Dinasti Marah yang merupakan keturunan asli. Akibatnya kerajaan terpecah
menjadi dua, yakni Perlak Baroh (selatan) di bawah Dinasti Marah dan Perlak
Tunong (utara) di bawahDinasti Syaid Azizi. Akibat perebutan kekuasaan pada
akhir abad ke-13 Perlak mengalami keruntuhan sebab dikuasai oleh Samudra Pasai.
Sumber:
Chalid
Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta:
Pembina Peraga.
Dwi
Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
