A. Paguyuban
Paguyuban adalah bentuk kehidupan
bersama yang para anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat
alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa
kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut bersifat nyata
dan organis yang dapat diumpamakan tubuh manusia atau hewan. Bentuk paguyuban
akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabat, rukun tetangga, dan
sebagainya. Paguyuban terjadi karena jiwa dan pikiran (gemeinschaft of mind)
merupakan suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak
mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi
mereka mempunyai pikiran dan ideologi yang sama.
Suatu kelompok dinamakan paguyuban
apabila mempunyai beberapa ciri berikut.
- Intimate, hubungan menyeluruh dan
akrab.
- Private, hubungan yang bersifat
pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
- Exclusive, hubungan tersebut hanya
untuk kita saja dan tidak untuk orang lain di luar kita.
Di dalam paguyuban terdapat suatu
kemauan bersama. Ada suatu pengertian serta kaidah-kaidah yang timbul dengan
sendirinya dari kelompok tersebut. Menurut Tonnies, dalam setiap masyarakat
selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban.
- Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood) yaitu paguyuban yang terbentuk didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Contohnya, keluarga, kelompok kekerabatan.
- Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place) yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong. Contohnya, rukun tetangga, rukun warga, atau arisan.
B. Patembayan
Patembayan adalah ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk
dalam pikiran berkala serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat
diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk gesselschaft terutama terdapat di dalam
hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik. Contohnya, ikatan
pedagang, organisasi pengusaha, atau sarikat buruh.
Hubungan sosial yang terbentuk tidak
kuat, mudah lepas, hanya bersifat lahiriah, dan tidak mempengaruhi batiniah
para anggotanya. Patembayan dibentuk berdasarkan pemikiran rasional dengan
mengacu pada keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dalam pembentukan
kelompok. Tiap anggota kelompok dapat berhenti dari keanggotaan jika tidak
memiliki kepentingan apapun lagi di dalam kelompok.
Berikut tabel mengenai perbedaan Patembayan dan
Paguyuban.
Sumber:
Kristiadi, J.
1984. Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia. Jakarta:
CSIS.
Bagja Waluya.
2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Lawang, Robert
M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.