ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Kamis, 30 September 2021

Proses Islamisasi dan Masuknya Agama Islam di Bumi Nusantara

 

A. Proses Masuknya Agama Islam

 

Masuknya agama Islam ke Indonesia dapat diketahui dari beberapa sumber yang dapat memberitakannya. Sumber sejarah itu dapat digolongkan menjadi sumber ekstern (dari luar negeri) dan sumber intern (dari dalam negeri).

 

a. Sumber Ekstern

 

1) Berita dari Arab

 

Pada abad ke-7 ketika Kerajaan Sriwijaya sedang berkembang telah banyak pedagang Arab yang mengadakan hubungan dengan masyaakat Kerajaan Zabag/Sriwijaya.

 

2) Berita dari Eropa

 

Pada tahun 1292 Marco Polo (Italia) adalah orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Indonesia ketika kembali dari Cina untuk menuju Eropa melalui jalan laut. Ketika ia singgah di Perlak (Perueula) penduduknya telah memeluk agama Islam dan telah terdapat kerajaan bercorak Islam, yakni Kerajaan Samudra Pasai.

 

3) Berita dari India

 

Para pedagang Gujarat dari India di samping berdagang juga menyebarkan agama Islam di pesisir pantai.

 

4) Berita dari Cina

 

Dikatakan oleh Ma Huan (sekretaris Laksamana Cheng Ho) bahwa pada tahun 1400 telah ada pedagang-pedagang Islam yang tinggal di pantai utara Jawa.

 

b. Sumber Intern

 

Sumber intern yang menjadi bukti masuknya Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

 

  • Batu Nisan Fatimah binti Maimun (1028) yang bertuliskan Arab di Leran (Gresik).
  • Makam Sultan Malik Al Saleh (1297) di Sumatra.
  • Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik.

 

B. Proses Islamisasi

 

Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan terus berkembang serta prosesnya lebih demokratis dari pada agama Hindu. Itulah sebabnya pada abad ke-16 telah dapat menggeser kekuasaan Hindu (Kerajaan Majapahit). Adapun proses islamisasi di Indonesia dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut.

 

a. Melalui Perdagangan

 

Para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat memegang peranan penting sebab di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam. Mereka mendirikan perkampungan sendiri (perkampungan pedagang muslim di negeri asing ) yang disebut Pekojan. Melalui perdagangan inilah Islam berkembang pesat. Hal ini didukung oleh situasi politik saat itu, ketika para bupati pesisir berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan pusat yang sedang mengalami kekacauan atau perpecahan.

 

b. Melalui Perkawinan

 

Perkawinan putri bangsawan dengan pedagang muslim dilakukan secara Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat (perkawinan antara pihak Islam dengan pihak yang belum Islam). Perkawinan merupakan saluran islamisasi yang paling mudah. Dari perkawinan itu pula akan membentuk ikatan kekerabatan antara pihak keluarga laki-laki dan perempuan.

 

Saluran lewat perkawinan antara pedagang, ulama, ataupun golongan lain dengan anak bangsawan, bupati ataupun raja akan lebih menguntungkan. Status sosial ekonomi ataupun politik para bangsawan, bupati, atau raja akan mempercepat proses islamisasi. Banyak contoh yang dapat dikemukakan mengenai proses islamisasi melalui perkawinan, antara lain sebagai berikut.

 

  • Perkawinan Putri Campa dengan Raja Brawijaya yang melahirkan Raden Patah.
  • Perkawinan Rara Santang (putri Prabu Siliwangi) dengan Syarif Abdullah melahirkan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
  • Perkawinan Putri Blambangan dengan Maulana Ishak mempunyai seorang putra bernama Raden Paku (Sunan Giri).
  • Perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila melahirkan Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Syarifudin).

 

c. Melalui Tasawuf

 

Ajaran tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistis atau unsur-unsur magis. Ajaran tasawuf masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Di Aceh muncul ahli tasawuf yang terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as Samatrani, dan Nuruddin ar Raniri. Di Jawa di antara Wali Sanga juga ada yang mengajarkan tasawuf ialah Sunan Bonang dan Sunan Kudus.

 

d. Melalui Pendidikan

 

Lewat pendidikan terutama dalam pesantre yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan calon guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, kita mengenal beberapa Pesantren, di antaranya Pesantren Ampel Denta di Surabaya dan Pesantren Giri di Gresik.

 

e. Melalui Dakwah

 

Proses islamisasi di Jawa melalui dakwah dilakukan oleh kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Wali artinya wakil atau utusan. Mereka di samping memiliki pengetahuan agama Islam juga memiliki kelebihan yang disebut karomah. Oleh karena itu, mereka diberi Mgelar sunan artinya yang dihormati. Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut:

 

  • Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Surabaya (Jawa Timur).
  • Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Tuban (Jawa Timur).
  • Sunan Drajat ( Raden Syarifuddin) atau raden Qosim di Lawongan, Jawa Timur.
  • Sunan Giri (Raden Paku) di Gresik, Jawa Timur.
  • Syeh Maulana Malik Ibrahim, di Gresik, Jawa Timur.
  • Sunan Kalijaga (Raden Said) di Kadilangu, Semarang, Jawa Tengah.
  • Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq) di Kudus, Jawa Tengah.
  • Sunan Muria (Raden Umar Said) di Muria, Jawa Tengah.
  • Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon, Jawa Barat.

 

Penyebaran agama Islam di Jawa Tengah bagian selatan dilakukan Sunan Tembayat (Bayat) yang berkedudukan di Klaten. Penyebaran agama Islam di luar Jawa, khususnya di Sulawesi Selatan) dilakukan oleh Datuk ri Bandang dan Datuk ri Sulaiman. Di Kalimantan Timur dilakukan oleh Datuk ri Bandang dan Tuan Tunggang ri Parangan. Golongan lain yang mempercepat proses islamisasi ialah mereka yang telah menunaikan ibadah haji.

 

Agama Islam mudah diterima dan dapat berkembang pesat di Indonesia karena faktor sebagai berikut.

 

  • Syarat masuk Islam sangat mudah, yakni cukup mengucapkan kalimat syahadat.
  • Agama Islam bersifat demokratis, tidak mengenal perbedaan sosial, tidak membedakan si kaya dan si miskin, tidak membedakan warna kulit, dan sebagainya.
  • Agama Islam tidak mengenal kasta.
  • Agama Islam yang masuk ke Indonesia disesusikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia, serta bertoleransi tinggi terhadap agama yang ada waktu itu, yakni Hindu dan Buddha.
  • Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan, dan kekerasan.
  • Faktor politik yang turut memperlancar penyebaran agama Islam di Indonesia ialah runtuhnya Kerajaan Majapahit (1478) atau (1526) dan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511.

 

Sumber:

 

Chalid Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pembina Peraga.

Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Leo Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Nugroho Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta: Depdikbud.

 

 

 

 

Rabu, 29 September 2021

Sistem Valuta Asing

 

Menurut Hamdy, valuta asing atau foreign currency adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang memiliki catatan kurs resmi pada bank sentral (Iskandar Putong, 2003). Penggunaan valuta asing atau mata uang asing sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional disyaratkan karena umumnya negara-negara yang melakukan jual beli hanya menginginkan pembayaran atas barang yang diberikannya kepada negara lain dengan menggunakan mata uang negaranya, atau mata uang negara lain yang dianggap perlu, yang telah ditentukan sebagai standar internasional.

 

Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Indonesia memiliki rupiah, Amerika Serikat memiliki dollar, Jerman memiliki deutsche mark, Jepang memiliki yen, Malaysia memiliki ringgit, India memiliki rupee, dan Filipina memiliki peso. Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange rate). Kurs memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional karena kurs memungkinkan untuk membandingkan harga-harga seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

 


Dari beberapa banyak mata uang yang beredar di dunia terdapat beberapa mata uang yang dipergunakan sebagai satuan hitung yang banyak dicari dalam transaksi perdagangan dan alat pembayaran internasional. Mata uang yang dimaksud umumnya adalah mata uang yang berasal dari negara maju yang perekonomiannya kuat dan relatif stabil. Biasanya mata uang tersebut sering mengalami apresiasi (kenaikan nilai) dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang tersebut disebut mata uang keras (hard currency). Ada delapan mata uang yang diakui sebagai hard currencies, yaitu US dollar-Amerika Serikat, poundsterling-Inggris, deutsche mark (DM)-Jerman, yen-Jepang, franc-Prancis, canadian dollar-Canada, franc-Swiss, euro-Uni Eropa.

 

Adapun mata uang yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan satuan hitung serta nilainya sering mengalami depresiasi (penurunan nilai) disebut soft currency. Pada umumnya, mata uang ini berasal dari negara-negara yang sedang berkembang, yang perekonomiannya relatif baru dan sedang tumbuh, misalnya Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Mata uang asing tidak diperlukan dalam pembangunan suatu negara jika negara yang bersangkutan mampu menyediakan sarana dan prasarana pembangunan dari dalam negerinya sendiri, baik berupa bahan baku, manusia dan teknologi.

 

    Akan tetapi, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang umumnya tidak merata dan ketersediaan sumber daya alam pada suatu negara sangat terbatas, kurang bermutu dan bahkan hampir tidak ada (sedikit), menyebabkan suatu negara memerlukan negara lain untuk menutupi kekurangan kebutuhannya dalam pembangunan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan itulah, diperlukan mata uang asing tersebut, terutama mata uang yang berjenis hard currency.

 

Sumber:

Boediono. 1999. Ekonomi Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. Yogyakarta: BPFE.

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lindert. Peter H. dan Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.

Selasa, 28 September 2021

Kelompok Sosial Teratur: Kelompok Dasar

 


Kelompok sosial dasar adalah kelompok yang dibentuk secara spontan dari bawah untuk melindungi anggota-anggotanya terhadap tekanan negatif dari masyarakat besar dan sekaligus berfungsi sebagai sumber kegiatan bagi pembaruan masyarakat besar (induk) itu sendiri. Dengan kata lain, Kelompok dasar ialah sebuah kelompok yang dibentuk secara insidental dari bawah untuk menjadi pelindung terhadap setiap anggotanya dari tekanan yang bersifat negatif dari masyarakat besar serta sekaligus memiliki fungsi sebagai sumber aktivitas bagi pembaruan masyarakat itu sendiri. Suatu kesatuan manusia dikategorikan sebagai kelompok dasar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

 

  • Kelompok dasar pada umumnya merupakan kelompok yang relatif kecil dan terdiri atas orang-orang yang tidak puas terhadap masyarakat sekitarnya.

 

  • Kelompok dasar dibentuk dari bawah secara spontan, tidak didasarkan atas perintah atau desakan unsur pimpinan masyarakat yang sedang memegang kekuasaan. Sering pembentukan kelompok dasar tidak direstui pemerintah karena bertentangan dengan kehendak pemerintah.

 

  • Kelompok dasar dibentuk khusus guna melindungi anggota kelompoknya dan secara umum melindungi masyarakat luas dari tekanan anonim unsur kekuasaan yang merugikan lapisan bawah.

 

  • Kelompok dasar dapat berfungsi sebagai pembaharu masyarakat besar (masyarakat politik atau negara dan masyarakat agama) yang dirasa telah kehilangan vitalitasnya dalam menjalankan fungsi-fungsi sosialnya.

 

Contoh kelompok dasar yang terdapat di masyarakat di antaranya kelompok yang berlandaskan agama. Kelompok agama muncul karena unsur-unsur penting telah kehilangan fungsinya bagi masyarakat.

 

Sumber:

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kristiadi, J. 1984. Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia. Jakarta: CSIS.

Lawang, Robert M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Senin, 27 September 2021

Perindustrian dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam

 

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Definisi ini tidak seluruhnya benar, sebab pada dasarnya defnisi tersebut hanya merupakan bagian dari kegiatan industri atau sering disebut sebagai definisi industri dalam arti sempit. Dalam pengertian yang lebih luas industri dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat komersial untuk memenuhi kebutuhan hidup. Industri dalam pengertian luas dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

 

  • Industri primer, yaitu jenis industri yang langsung mengambil komoditas ekonomi dari alam tanpa proses pengolahan, seperti pertanian, pertambangan, dan kehutanan.

 

  • Industri sekunder, yaitu kegiatan manusia dalam mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Industri sekunder dinamakan pula manufaktur atau pabrik.

 

Beberapa tujuan utama kegiatan industri khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

 

  • Memperkokoh struktur ekonomi serta devisa Indonesia.
  • Menaikkan pangsa pasar baik dalam negeri (pasar domestik) maupun pasar luar negeri melalui kegiatan ekspor-impor.
  • Memperluas kesempatan kerja.
  • Memperluas kesempatan berusaha bagi penduduk.
  • Meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai tenaga kerja.
  • Meningkatkan usaha industri kecil dan menengah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
  • Mengurangi kebergantungan pada produk asing.

 


 

Di dalam prosesnya, industri merupakan produk dari serangkaian proses yang melibatkan berbagai komponen atau faktor yang memengaruhi kegiatan manufaktur tersebut. Beberapa faktor yang mendukung kegiatan industri antara lain sebagai berikut.

 

1. Bahan Mentah

 

Bahan mentah atau bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas industri. Tanpa adanya bahan mentah, mustahil kegiatan industri dapat berjalan. Bahan baku industri diperoleh dari kegiatan ekonomi sektor primer, yaitu hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan perikanan. Sebagai contoh, kapas sebagai bahan baku industri benang dan kain, karet mentah atau latex sebagai bahan baku industri ban, buah-buahan sebagai bahan baku industri minuman, atau kulit sebagai bahan baku industri tas, dan sepatu. Begitu pentingnya ketersediaan

bahan mentah ini, tidak sedikit beberapa jenis industri ditempatkan lokasinya mendekati daerah persediaan bahan mentah.

 

2. Tenaga Kerja

 

Faktor kedua yang sangat menunjang kelancaran aktivitas industri adalah tenaga kerja. Meskipun kegiatan industri didukung oleh faktor bahan baku berkualitas, modal tinggi, teknologi canggih, namun jika tidak ditunjang oleh ketersediaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja maka tetap saja industri tersebut tidak akan berjalan. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang terlibat dalam proses industri sangat bergantung dari jenis industri, besar kecilnya upah yang ditawarkan oleh perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, seperti tingkat pendidikan, keahlian, atau profesionalisme.

 

3. Modal

 

Industri memerlukan sejumlah alokasi dana dalam membiayai kegiatan nya sehari-hari, seperti dalam pengadaan bahan baku, peralatan atau mesin pabrik, upah tenaga kerja, biaya sumber energi, dan biaya transportasi pemasaran produk. Besar kecilnya dana yang diinvestasikan berbeda-beda, bergantung dari skala industri yang dijalankan. Bagi industri-industri skala kecil, modal dapat berasal dari pribadi pemilik pabrik atau dengan meminjam dari lembaga keuangan seperti koperasi atau bank. Adapun bagi industri-industri besar modal berasal dari peminjaman uang bank, penjualan saham, peminjaman ke pemerintah, atau investasi modal asing. Oleh karena itu, dikenal istilah industri penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan modal asing (PMA).

 

4. Sumber Energi

 

Sumber energi sangat diperlukan untuk menggerakkan mesin produksi. Sumber energi yang biasa digunakan dalam kegiatan industri antara lain minyak solar (diesel), gas alam, dan batu bara.

 

5. Teknologi

 

Faktor teknologi menyangkut cara pengolahan serta peralatan yang digunakan dalam proses industri. Semakin tinggi teknologi pengolahan industri, semakin tinggi pula kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

 

6. Pasar

 

Pasar merupakan tempat pendistribusian (penjualan) produk yang dihasilkan oleh kegiatan industri atau pabrik. Sebab jika tidak ada tempat pemasaran produk suatu industri keberlangsungan proses industri akan terhambat. Pemasaran hasil produksi bisa di dalam atau di luar negeri.

 

7. Transportasi

 

Untuk memperlancar proses pendistribusian komoditas hasil industri ke daerah pemasaran dibutuhkan prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Jika kualitas prasarana dan sarana transportasi kurang baik, proses pengiriman barang dapat mengalami keterlambatan sampai di daerah pemasaran maupun tangan konsumen.

 

8. Kebijakan Pemerintah

 

Kegiatan industri tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan atau perundangan tentang sistem perindustrian. Misalnya, ketentuan mengenai bea masuk, pajak, pembatasan ekspor-impor, penentuan jenis dan lokasi industri, undang-undang ketenaga kerjaan, dan upah minimum regional.

 

Sumber:

 

Allaby, Michael.1997. How it Works The Environment. London: Horus Editions Limited.

Anonim. 1996. Indonesian Heritage Plants. Jakarta: Jayakarta Agung Offset.

Anonim. 2000. The Usborne Encyclopedia of Planet Earth. London: Usborne Publications.

Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Soemarwoto, Otto. 1988. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Minggu, 26 September 2021

Runtuhnya Kerajaan-Kerajaan Hindu–Buddha

 


Berkembangnya kerajaan Hindu-Buddha bermula sejak abad ke-4 Masehi. Setelah berabad-abad berdiri dengan kerajaan yang silih berganti, akhirnya kerajaan Hindu-Buddha mulai mengalami keruntuhannya satu persatu. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha yang terakhir runtuh pada abad ke-15 Masehi. Berikut merupakan penyebab runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

 

  • Berkembangnya agama Islam di Indonesia yang dilanjutkan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Islam.

 

  • Memburuknya situasi dan kondisi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, politik, dan sosial budaya kerajaan bercorak Hindu-Buddha.

 

  • Terjadinya perang saudara dalam memperebutkan kekuasaan.

 

Dengan demikian, penyebab runtuhnya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia disebabkan oleh berkembangnya agama Islam di Indonesia, memburuknya situasi dan kondisi dalam berbagai bidang kehidupan di kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, dan terjadinya perang saudara dalam memperebutkan kekuasaan.

 

Dengan masuknya pengaruh Hindu–Buddha di Indonesia menyebabkan muncul kerajaan-kerajaaan yang bercorak Hindu–Buddha. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu–Buddha berlangsung cukup lama, yakni dari abad ke-4 sampai dengan abad ke-15.

 

Dalam masa abad yang cukup lama tersebut ada banyak kerajaan yang muncul, baik yang tergolong kerajaan senusa atau kerajaan antarnusa dengan coraknya masing-masing. Dalam masa kerajaan maka kerajaan menjadi pusat kehidupan, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Dengan kata lain, kehidupan kerajaan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian, meskipun kerajaan-kerajaan tersebut telah mengalami keruntuhan, tradisi-tradisi yang telah lama berpengaruh dalam masyarakat tetap hidup dan lestari sampai dengan sekarang.

 

Sumber:

 

Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Leo Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta: Sebelas Maret University Press.


Sabtu, 25 September 2021

Devisa: Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Sumber


A. Pengertian Devisa dan Fungsinya

 

Devisa adalah sejumlah valuta asing yang digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Devisa biasanya berada di bawah pengawasan otoritas moneter. Dalam hal ini, bank sentral yang ada di suatu negara.

 

Devisa berfungsi sebagai alat pembayaran luar negeri, terutama untuk membiayai impor, membayar cicilan utang luar negeri dan bunganya, transaksi internasional lainnya, dan menjadi penjamin nilai rupiah. Valuta asing atau valas (foreign exchange) itu sendiri diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri. Valas biasanya memiliki catatan kurs resmi pada bank sentral negara yang ber sangkutan.

 


Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut hard currency. Adapun mata uang yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya yang relatif tidak stabil disebut soft currency.

 

Jumlah valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara disebut juga cadangan devisa. Cadangan devisa suatu negara terdiri atas cadangan devisa resmi (of cial forex reserve) dan cadangan devisa nasional (country forex reserve).

 

Cadangan devisa resmi atau cadangan devisa bersih merupakan jumlah valas yang benar-benar menjadi milik BI yang diperoleh dari pengurangan aktiva luar negeri bruto dengan kewajiban-kewajiban Bank Sentral dalam valas, antara lain sebagai berikut.

 

  • Gross liabililty, yaitu kewajiban dalam valas dengan masa jatuh tempo sampai dengan setahun (termasuk penggunaan dana IMF).

 

  • Net-forward position, yaitu kewajiban Bank Indonesia dalam valas terhadap penduduk (residents) dan bukan penduduk (non-residents) dalam bentuk transaksi forward (transaksi saat penyerahan barang dan surat berharga pada tanggal tertentu dengan harga yang tetap).

 

  • Devisa perbankan yang ada pada BI dalam memenuhi ke tentuan giro wajib minimum (GWM) valas.

 

B. Sumber-Sumber Devisa

 

Besar kecilnya devisa suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan neraca pembayaran dan sektor moneter suatu negara. Devisa berasal dari dua sumber utama, yaitu sebagai berikut.

 

  • Pendapatan ekspor neto (surplus transaksi berjalan), atau selisih antara ekspor barang dan jasa dengan impor barang dan jasa.
  • Arus modal masuk neto (surplus neraca modal), atau selisih antara modal yang masuk dan modal yang keluar.

 

Di antara kedua sumber tersebut, pendapatan ekspor merupakan sumber utama penambahan devisa negara. Karena arus modal masuk bisa saja dalam bentuk pinjaman (utang luar) negeri yang harus dibayar kembali, atau investasi yang suatu saat bisa menjadi arus modal keluar, kecuali investasi dalam bentuk penanaman modal asing (PMA).

 

C. Tujuan Penggunaan Devisa

 

Devisa digunakan sebagai instrumen untuk memperlancar transaksi internasional sekaligus sabagai jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu negara.

Ada empat tujuan utama penggunaan devisa, yaitu:

  • membayar impor tahun yang bersangkutan.
  • cadangan pembayaran tiga bulan impor tahun yang akan datang.
  • membayar cicilan utang luar negeri dan bunganya.
  • cadangan kekayaan pendukung nilai rupiah.

 

Sumber:

 

Boediono. 1999. Ekonomi Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. Yogyakarta: BPFE.

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lindert. Peter H. dan Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.


Jumat, 24 September 2021

Kelompok Sosial Tidak Teratur

Kelompok manusia yang dalam mekanismenya tanpa pengorganisasian atau kelompok sosial tidak teratur dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu sebagai berikut.

 

1. Kerumunan Sosial

 

Kerumunan sosial atau social aggregate adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat, akan tetapi di antara mereka tidak berhubungan secara tetap. Pengelompokan manusia seperti itu disebut juga kolektivitas, yaitu kumpulan manusia pada suatu tempat dan suatu waktu yang sifatnya sementara. Suatu kelompok manusia disebut kerumunan apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

 

  • Orang-orang dalam suatu kerumunan sosial tidak saling mengenal.
  • Kehadiran orang-orang di tempat berkumpul hanya bersifat fisik atau tidak ada kontak batin.
  • Motivasi berkumpul disebabkan adanya sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum dan terjadi secara kebetulan.
  • Antara individu yang satu dan individu lainnya tidak terorganisasi.
  • Interaksi antarindividu bersifat spontan, tidak terduga, sangat lemah, dan singkat.
  • Orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama (tidak berstruktur) walaupun berasal dari status sosial yang berbeda.
  • Setiap orang bebas masuk atau keluar dari tempat kerumunan.
  • Kerumunan terwujud pada tempat tertentu dan hanya untuk sementara.
  • Orang dalam kerumunan identitas pribadinya hilang karena pengaruh kumulatif atau sengaja menghilangkan identitas pribadinyauntuk menyembunyikan status sosial yang sebenarnya.

Kerumunan melihat kecelakaan merupakan salah satu contoh kerumuman sosial
 


Bentuk kerumunan yang dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.

 

A. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial

 

  • Formal audience atau khalayak penonton atau pendengar formal merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan. Contohnya, penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
  • Expressive group atau kelompok ekspresif adalah kerumunan yang perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang terpusat dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan yang dialami orang karena pekerjaannya sehari-hari. Contohnya, orang yang berpesta atau berdansa.

 

B. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowd)

 

  • Inconvenient aggregations atau kumpulan yang kurang menyenangkan. Dalam kerumunan tersebut kehadiran orang lain merupakan penghalang terhadap tercapainya maksud atau tujuan seseorang. Contohnya, orang-orang yang antre untuk membeli karcis, orang-orang yang menunggu bus, dan sebagainya.
  • Panic crowds adalah kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik. Mereka merupakan orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri masing-masing individu dalam kerumunan tersebut cenderung mempertinggi rasa panik.
  • Spectator crowds merupakan kerumunan penonton ingin melihat kejadian tertentu, kegiatan yang dilakukan umumnya tidak terkendali. Contohnya, kerumunan yang menyaksikan suatu kecelakaan atau musibah bencana alam.

 

 

C. Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds)

 

  • Acting mobs atau gerombolan adalah kerumunan yang bertindak emosional, sifatnya tidak terkendali karena setiap orang tidak mampu mengontrol diri (secara fisik ataupun psikis). Suatu gerombolan cenderung melakukan perbuatan yang destruktif, antisosial bahkan dikategorikan pada pemberontakan. Timbulnya gerombolan disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat membakar emosi massa, seperti konflik sosial karena unsur SARA, cemburu sosial, hasutan dan adu domba, kebijaksanaan pemerintah, kekecewaan dan sebagainya. Contohnya, gerombolan pedagang kaki lima mengamuk dan merusak fasilitas umum karena dilarang berjualan di suatu tempat yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.
  • Immoral crowds adalah kerumunan yang tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat. Contohnya, kumpulan orang yang sedang mabuk.

 

D. Kerumunan pasif atau crowd

 

Dalam kerumunan ini, individu-individu hanya berkumpul secara fisik, tenang atau tidak mengganggu orang lain, dan tidak mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Orang-orang yang berkumpul di tempat tersebut dilatarbelakangi berbagai alasan atau motivasi. Contohnya, orang-orang yang menonton tukang sulap, dan tukang obral.

 

E. Manifestasi umum (demonstration) atau unjuk rasa

 

Kerumunan jenis ini bersifat lebih teratur daripada himpunan penonton. Artinya sebelum melakukan kegiatan tersebut orang-orang membuat rencana terlebih dahulu walaupun organisasinya sering kurang tegas. Contohnya, demonstrasi menentang kebijaksanaan pemerintah Orde Baru.

 

F. Kerumunan berdasarkan tempat tinggal atau residential aggregate

 

Kerumunan ini merupakan kesatuan manusia yang mempunyai tempat tinggal yang sama, tetapi tidak saling mengenal. Lokasinya ditemukan di kota-kota besar. Di tengah kota besar banyak orang yang tidak mengenal tetangganya sehingga tidak terjadi hubungan di antara mereka, di pinggiran kota besar, ditemukan kerumunan orang yang disebut gelandangan.

 

G. Kerumunan rungsional atau functional aggregate

 

Kerumunan fungsional terdiri atas sekumpulan orang yang mempunyai tugas atau fungsi tertentu, tetapi mereka tidak dapat dimasukkan dalam pengertian kelompok sosial atau komunitas sosial. Contohnya, daerah-daerah di perkotaan yang dijadikan tempat perdagangan atau pasar.

 

2. Publik

 

Publik merupakan kelompok yang bukan merupakan kesatuan. Interaksi berlangsung melalui alat-alat komunikasi dan tidak langgeng. Contohnya, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus atau gosip, surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Dengan alat-alat penghubung seperti ini mungkin publik mempunyai  pengikut yang luas dan berjumlah besar. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual, misalnya pemungutan suara dalam pemilihan umum.

 

 

3. Massa

 

Massa diartikan sebagai keseluruhan dari kerumunan sosial. Pengertian massa timbul sejalan dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada pola kehidupan modern. Oleh karena itu, pengertian massa menjadi ciri khas masyarakat modern yang pada umumnya bertempat tinggal di perkotaan. Ciri massa yang menonjol adalah suatu kumpulan orang yang heterogen sehingga identitasnya sulit diketahui. Keanekaragaman massa tampak dari diferensiasi status sosial, taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan agama.

 

Sumber:

 

Bagja Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kristiadi, J. 1984. Perkembangan Organisasi Sosial dan Partai Politik di Indonesia. Jakarta: CSIS.

Lawang, Robert M.Z. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.


 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020