A. Kehidupan Sosial Ekonomi
Kehidupan
sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama
disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan
terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan
secara ketat, siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.
Dalam
kehidupan ekonomi, masyarakat Majapahit
hidup dari pertanian dan perdagangan. Prasarana perekonomian dibangun, seperti
jalan lalu lintas sungai dan pelabuhan. Pelabuhan yang besar, antara lain di Surabaya,
Gresik, dan Tuban. Barang dagangan yang diperjual-belikan, antara lain beras,
rempah-rempah, dan kayu cendana.
B.
Kehidupan Kebudayaan
Dalam
kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu
menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit
dapat dibedakan sebagai berikut.
1)
Candi
Banyak
candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu,
Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan
kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).
2)
Kesusanteran
Zaman
Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi
zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
a)
Sastra Zaman Majapahit Awal
- Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.
- Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbunyi "Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita.
- Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
- Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
b)
Sastra Zaman Akhir Majapahit
- Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
- Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
- Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
- Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
- Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
- Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
- Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
C.
Kehidupan Hukum
Majapahit
di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, telah diciptakan
hukum/perundangan-undangan Majapahit. Kitab hukum/perundangan-undangan
Majapahit ini disebut Kutaramanawa yang termuat dalam dua piagam, yakni Piagam
Bendasari (tidak bertarihk) dan Piagam Trowulan (bertarihk 1358). Kitab Kutaramanawa
terdiri atas 275 pasal, namun dalam terjemahannya hanya disajikan 272 pasal
karena satu pasal rusak dan yang dua lainnya merupakan ulangan pasal yang
sejenis. Kitab perundang-undangan ini meliputi hukum pidana dan perdata dan
disusun dalam 20 (dua puluh ) bab. Sebagai contoh dapat dikemukakan mengenai bab
dan isinya, antara lain sebagai berikut.
Bab
I : ketentuan umum mengenai
denda.
Bab
II : delapan macam pembunuhan
(astadusta).
Bab
III : perlakukan terhadap
rakyat (kawula).
Bab
IV : delapan macam pencurian (astacorah).
Bab
V : paksaan (sahasa).
Bab
VI : Jual beli (adol-atuku).
Bab
VII : gadai (sanda).
Bab
XI : perkawinan (kawarangan).
Bab
XIII : warisan (drewe kaliliran).
Bab
XVIII : wanah (bhumi).
Bab
XX : fitnah (duwilatek).
Proses
pengadilan, semua keputusan dalam pengadilan diambil atas nama raja yang
disebut Sang Amawabhumi, artinya orang yang mempunyai/menguasai negara. Dalam
soal pengadilan, raja dibantu oleh dua orang dharmadhyaksa, yakni Dharmadhyaksa
ring Kasaiwan dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan, yakni kepala agama Siwa dan
kepala agama Buddha. Kedudukan dharmadhyaksa sama dengan hakim tinggi. Mereka dibantu
oleh lima upapatti (pembantu).
Sumber:
Dwi
Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Chalid
Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta:
Pembina Peraga.
Leo
Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Marwati
Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V dan
VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Nugroho
Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta:
Depdikbud.
