Minyak
bumi merupakan jenis barang tambang yang sangat penting bagi stabilitas
perekonomian Indonesia. Sampai sekarang, negara kita masih bertumpu pada sektor
migas sebagai salah satu sumber devisa negara. Hal ini sangat terlihat pada
anggaran pendapatan dan belanja negara tiap tahun. Persentase pendapatan negara
dari sektor migas masih menduduki peringat atas dibandingkan sektor-sektor
lainnya.
Usaha
penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan sistem pengeboran, baik
pengeboran darat yang dilakukan terhadap deposit minyak bumi yang mengendap
pada wilayah darat, maupun pengeboran lepas pantai yang dilakukan terhadap deposit
minyak bumi yang mengendap pada wilayah perairan.
Beberapa
contoh daerah pengeboran minyak dan gas bumi di wilayah darat, antara lain
sebagai berikut.
- Pulau Jawa terdapat di Bongas, Karangampel, Jatibarang, Blora, Cepu, dan Wonokromo.
- Sumatra terdapat di Perlak, Langkat, Payakumbuh, Duri (Riau daratan), Pangkalan Brandan, Minas, Dumai, Rumbai, Rengan, dan Muaraenim.
- Kalimantan terdapat di Kutai, Pulau Bunyu, Pulau Tarakan, dan Balikpapan).
- Pulau Seram.
- Papua terutama di Sorong dan Kaimana.
Adapun
pengeboran lepas pantai (off shore mining)
terdapat di wilayah-wilayah sebagai berikut.
Pidi,
Nanggroe Aceh Darussalam.
Lepas
pantai utara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Lepas
pantai Riau dan pantai timur Sumatra.
Pantai
timur Balikpapan Kalimantan.
Setelah
lumpur minyak mentah (crude oil)
berhasil ditambang, kemudian diolah atau disuling menjadi beberapa jenis bahan
bakar dan pelumas. Dalam proses pengolahan minyak masak terdapat tiga macam
fase perkembangan, yaitu sebagai berikut.
A. Fase Destilasi Bertingkat
Merupakan
cara pengolahan minyak menggunakan beberapa ketel yang dipanaskan dengan suhu
tinggi. Minyak bumi yang dialirkan ke dalam ketel tersebut mengalami proses rafinase (pembersihan) yang menghasilkan
bensin (pada ketel 1), kerosin atau minyak tanah (pada ketel 2), minyak solar
(pada ketel 3), dan vaselin, parafin, serta aspal (pada ketel 4 yang paling
panas).
B. Fase Craken
Dalam
fase ini minyak mentah dialirkan ke dalam kilang minyak yang memiliki ruangan
bertingkat dengan suhu tinggi (sekitar 300°C– 400°C). Selanjutnya, minyak akan
mengalami proses kondensasi (pengembunan) dan rafinase (pemberesihan) yang menghasilkan bensin yang memiliki
Berat Jenis paling rendah atau ringan (pada ruang ke-1), kerosin atau minyak
tanah (pada ruang ke-2), gasolin (pada ruang ke-3), dan residu (pada ruang
ke-4). Kemudian gasolin dan residu diolah kembali pada suhu yang lebih tinggi
sehingga menghasilkan bensin, dan sisanya menjadi minyak pelumas, parafin dan
aspal.
C. Fase Katalisasi
Pengolahan minyak bumi dengan proses kimiawi tanpa menggunakan suhu tinggi. Dari ketiga fase pengolahan minyak bumi di atas pada dasarnya setelah mengalami proses penyulingan baik dengan fase destilasi bertingkat, craken, maupun katalisasi, minyak mentah akan menghasilkan tiga macam produk, yaitu:
- bahan bakar atau sumber energi, berupa avtur (aviation turbo) dan avigas (aviation gasolin) yang merupakan bahan bakar pesawat terbang, elpiji (LPG = Liquefied Petroleum Gas), premix, premium, bensin, minyak tanah (kerosin), dan minyak solar (minyak diesel).
- bahan pelumas (oli) untuk mesin kendaraan bermotor dan pesawat terbang.
- bahan kimia, berupa bitumen, parafin (lilin), vaselin, pelarut, plastik.
Sumber:
Allaby, Michael.1997. How it Works The Environment. London:
Horus Editions Limited.
Anonim. 1996. Indonesian Heritage Plants.
Jakarta: Jayakarta Agung Offset.
Anonim. 2000. The Usborne Encyclopedia of
Planet Earth. London: Usborne Publications.
Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk
Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soemarwoto, Otto. 1988. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
