Istilah
industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Definisi ini tidak
seluruhnya benar, sebab pada dasarnya defnisi tersebut hanya merupakan bagian
dari kegiatan industri atau sering disebut sebagai definisi industri dalam arti
sempit. Dalam pengertian yang lebih luas industri dapat diartikan sebagai semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat
komersial untuk memenuhi kebutuhan hidup. Industri dalam pengertian luas
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Industri primer, yaitu jenis industri yang langsung mengambil komoditas ekonomi dari alam tanpa proses pengolahan, seperti pertanian, pertambangan, dan kehutanan.
- Industri sekunder, yaitu kegiatan manusia dalam mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Industri sekunder dinamakan pula manufaktur atau pabrik.
Beberapa
tujuan utama kegiatan industri khususnya di Indonesia, antara lain sebagai
berikut.
- Memperkokoh struktur ekonomi serta devisa Indonesia.
- Menaikkan pangsa pasar baik dalam negeri (pasar domestik) maupun pasar luar negeri melalui kegiatan ekspor-impor.
- Memperluas kesempatan kerja.
- Memperluas kesempatan berusaha bagi penduduk.
- Meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai tenaga kerja.
- Meningkatkan usaha industri kecil dan menengah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
- Mengurangi kebergantungan pada produk asing.
Di
dalam prosesnya, industri merupakan produk dari serangkaian proses yang
melibatkan berbagai komponen atau faktor yang memengaruhi kegiatan manufaktur
tersebut. Beberapa faktor yang mendukung kegiatan industri antara lain sebagai
berikut.
1. Bahan Mentah
Bahan
mentah atau bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas
industri. Tanpa adanya bahan mentah, mustahil kegiatan industri dapat berjalan.
Bahan baku industri diperoleh dari kegiatan ekonomi sektor primer, yaitu hasil
pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan perikanan. Sebagai contoh,
kapas sebagai bahan baku industri benang dan kain, karet mentah atau latex
sebagai bahan baku industri ban, buah-buahan sebagai bahan baku industri
minuman, atau kulit sebagai bahan baku industri tas, dan sepatu. Begitu
pentingnya ketersediaan
bahan
mentah ini, tidak sedikit beberapa jenis industri ditempatkan lokasinya mendekati
daerah persediaan bahan mentah.
2. Tenaga Kerja
Faktor
kedua yang sangat menunjang kelancaran aktivitas industri adalah tenaga kerja.
Meskipun kegiatan industri didukung oleh faktor bahan baku berkualitas, modal
tinggi, teknologi canggih, namun jika tidak ditunjang oleh ketersediaan sumber
daya manusia sebagai tenaga kerja maka tetap saja industri tersebut tidak akan
berjalan. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang terlibat dalam proses industri
sangat bergantung dari jenis industri, besar kecilnya upah yang ditawarkan oleh
perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, seperti tingkat
pendidikan, keahlian, atau profesionalisme.
3. Modal
Industri
memerlukan sejumlah alokasi dana dalam membiayai kegiatan nya sehari-hari,
seperti dalam pengadaan bahan baku, peralatan atau mesin pabrik, upah tenaga
kerja, biaya sumber energi, dan biaya transportasi pemasaran produk. Besar
kecilnya dana yang diinvestasikan berbeda-beda, bergantung dari skala industri
yang dijalankan. Bagi industri-industri skala kecil, modal dapat berasal dari
pribadi pemilik pabrik atau dengan meminjam dari lembaga keuangan seperti
koperasi atau bank. Adapun bagi industri-industri besar modal berasal dari
peminjaman uang bank, penjualan saham, peminjaman ke pemerintah, atau investasi
modal asing. Oleh karena itu, dikenal istilah industri penanaman modal dalam
negeri (PMDN) dan modal asing (PMA).
4. Sumber Energi
Sumber
energi sangat diperlukan untuk menggerakkan mesin produksi. Sumber energi yang
biasa digunakan dalam kegiatan industri antara lain minyak solar (diesel), gas
alam, dan batu bara.
5. Teknologi
Faktor
teknologi menyangkut cara pengolahan serta peralatan yang digunakan dalam
proses industri. Semakin tinggi teknologi pengolahan industri, semakin tinggi
pula kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
6. Pasar
Pasar
merupakan tempat pendistribusian (penjualan) produk yang dihasilkan oleh
kegiatan industri atau pabrik. Sebab jika tidak ada tempat pemasaran produk
suatu industri keberlangsungan proses industri akan terhambat. Pemasaran hasil
produksi bisa di dalam atau di luar negeri.
7. Transportasi
Untuk
memperlancar proses pendistribusian komoditas hasil industri ke daerah
pemasaran dibutuhkan prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Jika
kualitas prasarana dan sarana transportasi kurang baik, proses pengiriman barang
dapat mengalami keterlambatan sampai di daerah pemasaran maupun tangan
konsumen.
8. Kebijakan Pemerintah
Kegiatan
industri tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan atau perundangan tentang
sistem perindustrian. Misalnya, ketentuan mengenai bea masuk, pajak, pembatasan
ekspor-impor, penentuan jenis dan lokasi industri, undang-undang ketenaga
kerjaan, dan upah minimum regional.
Sumber:
Allaby, Michael.1997. How it Works The Environment.
London: Horus Editions Limited.
Anonim. 1996. Indonesian Heritage Plants.
Jakarta: Jayakarta Agung Offset.
Anonim. 2000. The Usborne Encyclopedia of
Planet Earth. London: Usborne Publications.
Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk
Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soemarwoto, Otto. 1988. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
