Perindustrian dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Senin, 27 September 2021

Perindustrian dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam

 

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Definisi ini tidak seluruhnya benar, sebab pada dasarnya defnisi tersebut hanya merupakan bagian dari kegiatan industri atau sering disebut sebagai definisi industri dalam arti sempit. Dalam pengertian yang lebih luas industri dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat komersial untuk memenuhi kebutuhan hidup. Industri dalam pengertian luas dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

 

  • Industri primer, yaitu jenis industri yang langsung mengambil komoditas ekonomi dari alam tanpa proses pengolahan, seperti pertanian, pertambangan, dan kehutanan.

 

  • Industri sekunder, yaitu kegiatan manusia dalam mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi nilai kegunaanya. Industri sekunder dinamakan pula manufaktur atau pabrik.

 

Beberapa tujuan utama kegiatan industri khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut.

 

  • Memperkokoh struktur ekonomi serta devisa Indonesia.
  • Menaikkan pangsa pasar baik dalam negeri (pasar domestik) maupun pasar luar negeri melalui kegiatan ekspor-impor.
  • Memperluas kesempatan kerja.
  • Memperluas kesempatan berusaha bagi penduduk.
  • Meningkatkan pendapatan masyarakat sebagai tenaga kerja.
  • Meningkatkan usaha industri kecil dan menengah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
  • Mengurangi kebergantungan pada produk asing.

 


 

Di dalam prosesnya, industri merupakan produk dari serangkaian proses yang melibatkan berbagai komponen atau faktor yang memengaruhi kegiatan manufaktur tersebut. Beberapa faktor yang mendukung kegiatan industri antara lain sebagai berikut.

 

1. Bahan Mentah

 

Bahan mentah atau bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas industri. Tanpa adanya bahan mentah, mustahil kegiatan industri dapat berjalan. Bahan baku industri diperoleh dari kegiatan ekonomi sektor primer, yaitu hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan perikanan. Sebagai contoh, kapas sebagai bahan baku industri benang dan kain, karet mentah atau latex sebagai bahan baku industri ban, buah-buahan sebagai bahan baku industri minuman, atau kulit sebagai bahan baku industri tas, dan sepatu. Begitu pentingnya ketersediaan

bahan mentah ini, tidak sedikit beberapa jenis industri ditempatkan lokasinya mendekati daerah persediaan bahan mentah.

 

2. Tenaga Kerja

 

Faktor kedua yang sangat menunjang kelancaran aktivitas industri adalah tenaga kerja. Meskipun kegiatan industri didukung oleh faktor bahan baku berkualitas, modal tinggi, teknologi canggih, namun jika tidak ditunjang oleh ketersediaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja maka tetap saja industri tersebut tidak akan berjalan. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang terlibat dalam proses industri sangat bergantung dari jenis industri, besar kecilnya upah yang ditawarkan oleh perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, seperti tingkat pendidikan, keahlian, atau profesionalisme.

 

3. Modal

 

Industri memerlukan sejumlah alokasi dana dalam membiayai kegiatan nya sehari-hari, seperti dalam pengadaan bahan baku, peralatan atau mesin pabrik, upah tenaga kerja, biaya sumber energi, dan biaya transportasi pemasaran produk. Besar kecilnya dana yang diinvestasikan berbeda-beda, bergantung dari skala industri yang dijalankan. Bagi industri-industri skala kecil, modal dapat berasal dari pribadi pemilik pabrik atau dengan meminjam dari lembaga keuangan seperti koperasi atau bank. Adapun bagi industri-industri besar modal berasal dari peminjaman uang bank, penjualan saham, peminjaman ke pemerintah, atau investasi modal asing. Oleh karena itu, dikenal istilah industri penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan modal asing (PMA).

 

4. Sumber Energi

 

Sumber energi sangat diperlukan untuk menggerakkan mesin produksi. Sumber energi yang biasa digunakan dalam kegiatan industri antara lain minyak solar (diesel), gas alam, dan batu bara.

 

5. Teknologi

 

Faktor teknologi menyangkut cara pengolahan serta peralatan yang digunakan dalam proses industri. Semakin tinggi teknologi pengolahan industri, semakin tinggi pula kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

 

6. Pasar

 

Pasar merupakan tempat pendistribusian (penjualan) produk yang dihasilkan oleh kegiatan industri atau pabrik. Sebab jika tidak ada tempat pemasaran produk suatu industri keberlangsungan proses industri akan terhambat. Pemasaran hasil produksi bisa di dalam atau di luar negeri.

 

7. Transportasi

 

Untuk memperlancar proses pendistribusian komoditas hasil industri ke daerah pemasaran dibutuhkan prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Jika kualitas prasarana dan sarana transportasi kurang baik, proses pengiriman barang dapat mengalami keterlambatan sampai di daerah pemasaran maupun tangan konsumen.

 

8. Kebijakan Pemerintah

 

Kegiatan industri tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketentuan atau perundangan tentang sistem perindustrian. Misalnya, ketentuan mengenai bea masuk, pajak, pembatasan ekspor-impor, penentuan jenis dan lokasi industri, undang-undang ketenaga kerjaan, dan upah minimum regional.

 

Sumber:

 

Allaby, Michael.1997. How it Works The Environment. London: Horus Editions Limited.

Anonim. 1996. Indonesian Heritage Plants. Jakarta: Jayakarta Agung Offset.

Anonim. 2000. The Usborne Encyclopedia of Planet Earth. London: Usborne Publications.

Bambang Utoyo. 2009. Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Soemarwoto, Otto. 1988. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020