Faktor dan Teori Pendorong Perdagangan Internasional | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Minggu, 05 September 2021

Faktor dan Teori Pendorong Perdagangan Internasional

Motif untuk melakukan perdagangan internasional adalah karena adanya manfaat dari perdagangan (gain from trade) yang diperoleh kedua negara. Menurut para ekonom, penyebab utama dari perdagangan internasional terletak pada sisi produksi, yaitu karena suatu negara bisa menghasilkan barang tertentu secara lebih efisien dari pada negara lain.



Beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut.

 

  • Setiap negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
  • Setiap negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional dibandingkan barang yang diproduksi sendiri di dalam negeri.
  • Setiap negara memiliki perbedaan biaya produksi untuk memproduksi barang tertentu.
  • Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda.

Faktor-faktor lain penyebab perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut.



a. Teori Permintaan dan Penawaran

 

Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaaan permintaan dan penawaran antara dua negara. Perbedaan permintaan disebabkan adanya perbedaan tingkat pendapatan dan selera masyarakat. Adapun perbedaan penawaran, antara lain disebabkan adanya perbedaan kualitas dan kuantitas faktor-faktor produksi yang dimiliki kedua negara.



b. Vent of Surplus

 

Konsep ini berasal dari Adam Smith. Menurut Smith, perdagangan internasional terjadi karena adanya daerah baru yang lebih luas bagi pasar produk dalam negeri. Sumber-sumber dalam negeri yang semula berlebih (surplus) sekarang memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan.



c. Teori Siklus Produk



Menurut teori siklus produk dari Vernon (1996) dan Hirsch (1967) ke mudian, dikembangkan oleh Williamson (1983) perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya dinamika keunggulan komparatif dari suatu produk atau industri. Mengikuti perubahan waktu, setiap produk akan melalui suatu proses dari tahap pengembangan, kejenuhan sampai penurunan produksi. Hal ini, dapat dijelaskan dalam siklus produk yang terdiri dari empat tahap.

Tahap pertama adalah tahap inovasi atau produk baru, yaitu awal mula suatu produk (proses produksi) yang memiliki beberapa ciri, antara lain modal investasi yang sangat besar dan proses produksi yang berubah terus-menerus. Selain memerlukan modal besar, diperlukan juga sumber daya manusia (SDM) dengan technical skills serta kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pada umumnya, industri-industri di negara-negara maju yang dapat melakukan tahap ini.



Tahap kedua disebut tahap perluasan (pertumbuhan) produksi. Pada tahap ini, permintaan baik yang bersumber dari dalam negeri maupun internasional meningkat. Produk tersebut mulai diekspor ke negara-negara sedang berkembang. Pola proses produksinya juga berubah dengan mulai menerapkan sistem perakitan sehingga mulai muncul pemasok-pemasok baru, persaingan dalam inovasi, produk, dan kualitas berubah menjadi persaingan dalam harga. Dalam tahap
ini, negara-negara sedang berkembang mulai dapat bergabung dalam proses produksi, terutama karena upah tenaga kerja murah.

Tahap ketiga adalah tahap kejenuhan pasar (maturity), yaitu produk dan proses produksi telah mencapai suatu tingkat tinggi dari kejenuhan karena perubahan-perubahan inovatif terhadap produk dan proses produksinya tidak diperlukan lagi. Pada tahap ini persaingan semakin ketat dan produsen tidak lagi sebagai penentu harga (monopoli), tetapi berubah menjadi price takers.

Pada tahap ini, terjadi perpindahan keunggulan komparatif dari negara-negara maju ke negara-negara sedang berkembang, yang harga barang-barang, faktor-faktor produksi, serta bahan baku yang di perlukan lebih murah. Menurut Hirsch (1967), negara-negara sedang berkembang memiliki keunggulan komparatif tidak hanya dalam produksi barang-barang yang padat tenaga kerja, tetapi juga barang barang padat modal yang standar.

Tahap keempat adalah produksi di negara-negara maju menurun karena persaingan yang semakin kuat negara-negara sedang berkembang. Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva model siklus produk perdagangan internasional. Kurva 4.1 menunjukkan siklus produksi di negara maju. Adapun Kurva 4.2 menunjukkan siklus produksi di negara sedang berkembang.




Sumber:

Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lindert. Peter H. dan Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Boediono. 1999. Ekonomi Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. Yogyakarta: BPFE.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.

Deliarnov. 1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan PemikiranM    Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. 

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020