Motif untuk melakukan perdagangan
internasional adalah karena adanya manfaat dari perdagangan (gain from trade) yang diperoleh kedua
negara. Menurut para ekonom, penyebab utama dari perdagangan internasional
terletak pada sisi produksi, yaitu karena suatu negara bisa menghasilkan barang
tertentu secara lebih efisien dari pada negara lain.
Beberapa faktor yang dapat
mendorong terjadinya perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut.
- Setiap negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
- Setiap negara akan memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional dibandingkan barang yang diproduksi sendiri di dalam negeri.
- Setiap negara memiliki perbedaan biaya produksi untuk memproduksi barang tertentu.
- Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda.
Faktor-faktor lain penyebab
perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Permintaan dan Penawaran
Perdagangan internasional
terjadi karena adanya perbedaaan permintaan dan penawaran antara dua negara.
Perbedaan permintaan disebabkan adanya perbedaan tingkat pendapatan dan selera
masyarakat. Adapun perbedaan penawaran, antara lain disebabkan adanya perbedaan
kualitas dan kuantitas faktor-faktor produksi yang dimiliki kedua negara.
b. Vent of Surplus
Konsep ini berasal dari
Adam Smith. Menurut Smith, perdagangan internasional terjadi karena adanya
daerah baru yang lebih luas bagi pasar produk dalam negeri. Sumber-sumber dalam negeri yang
semula berlebih (surplus) sekarang
memperoleh saluran (vent) untuk bisa
dimanfaatkan.
c. Teori Siklus Produk
Menurut teori siklus produk
dari Vernon (1996) dan Hirsch (1967) ke mudian, dikembangkan oleh Williamson
(1983) perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya dinamika
keunggulan komparatif dari suatu produk atau industri. Mengikuti perubahan
waktu, setiap produk akan melalui suatu proses dari tahap pengembangan,
kejenuhan sampai penurunan produksi. Hal ini, dapat dijelaskan dalam siklus
produk yang terdiri dari empat tahap.
Tahap pertama adalah tahap
inovasi atau produk baru, yaitu awal mula suatu produk (proses produksi) yang
memiliki beberapa ciri, antara lain modal investasi yang sangat besar dan proses
produksi yang berubah terus-menerus. Selain memerlukan modal besar, diperlukan
juga sumber daya manusia (SDM) dengan technical
skills serta kemajuan teknologi. Oleh karena itu, pada umumnya,
industri-industri di negara-negara maju yang dapat melakukan tahap ini.
Tahap kedua disebut tahap
perluasan (pertumbuhan) produksi. Pada tahap ini, permintaan baik yang
bersumber dari dalam negeri maupun internasional meningkat. Produk tersebut
mulai diekspor ke negara-negara sedang berkembang. Pola proses produksinya juga
berubah dengan mulai menerapkan sistem perakitan sehingga mulai muncul
pemasok-pemasok baru, persaingan dalam inovasi, produk, dan kualitas berubah
menjadi persaingan dalam harga. Dalam tahap
ini, negara-negara sedang berkembang mulai dapat bergabung
dalam proses produksi, terutama karena upah tenaga kerja murah.
Tahap ketiga adalah tahap
kejenuhan pasar (maturity), yaitu
produk dan proses produksi telah mencapai suatu tingkat tinggi dari kejenuhan
karena perubahan-perubahan inovatif terhadap produk dan proses produksinya
tidak diperlukan lagi. Pada tahap ini persaingan semakin ketat dan produsen
tidak lagi sebagai penentu harga (monopoli), tetapi berubah menjadi price takers.
Pada tahap ini, terjadi
perpindahan keunggulan komparatif dari negara-negara maju ke negara-negara
sedang berkembang, yang harga barang-barang, faktor-faktor
produksi, serta bahan baku yang di perlukan lebih murah. Menurut Hirsch (1967),
negara-negara sedang berkembang memiliki keunggulan komparatif tidak hanya
dalam produksi barang-barang yang padat tenaga kerja, tetapi juga barang barang
padat modal yang standar.
Tahap keempat adalah produksi di negara-negara maju menurun karena persaingan yang semakin kuat negara-negara sedang berkembang. Untuk lebih jelasnya perhatikan kurva model siklus produk perdagangan internasional. Kurva 4.1 menunjukkan siklus produksi di negara maju. Adapun Kurva 4.2 menunjukkan siklus produksi di negara sedang berkembang.
Sumber:
Imamul Arifin, Giana Hadi
Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Krugman, Paul R. dan
Maurice Obstfeld. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Lindert. Peter H. dan
Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Internasional. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Boediono. 1999. Ekonomi
Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3. Yogyakarta: BPFE.
Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan
Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta:
LP3ES.
Deliarnov. 1997. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan PemikiranM Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

