Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya di Kerajaan Bali Kuno | ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO)
Gunakan fitur "search my site" untuk mencari artikel yang anda inginkan
 

Rabu, 22 September 2021

Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya di Kerajaan Bali Kuno

 

A. Kehidupan Sosial Ekonomi

 

Struktur masyarakat yang berkembang pada masa Kerajaan Bali Kuno, sesuai dengan kebudayaan Hindu di India, yaitu pada awalnya diwarnai dengan sistem kasta yang disebut caturwarna. Untuk masyarakat yang berada di luar kasta disebut budak atau njaba. Selain itu, ada hal yang menarik dalam sistem keluarga di Bali yakni berkaitan dengan pemberian nama anak. Misalnya, Wayan, Made, Nyoman dan Ktut. Untuk anak pertama dari golongan brahmana dan kesatria disebut Putu.

 

Kehidupan perekonomian masyarakat dari Kerajaan Bali Kuno bertumpu pada pertanian. Beberapa istilah yang berkaitan dengan bercocok tanam, antara lain sawah, parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (irigasi). Selain bercocok tanam, ada yang bekerja sektor di kerajinan. Mereka memiliki kepandaian membuat barang-barang kerajian dari emas dan perak, perlatan rumah tangga, dan alat-alat pertanian. Bahkan, ada memiliki kepandaian memahat dan melukis.

 

Kegiatan perdagangan pun, sudah cukup maju. Di beberapa desa terdapat golongan saudagar yang disebut wanigrama (saudagar laki-laki) dan wanigrami (saudagar perempuan). Mereka memiliki kepala atau pejabat yang mengurus kegiatan perdagangan yang disebut banigrama atau banigrami.

 

B. Kehidupan Budaya

 

Masuknya kebudayaan Hindu–Buddha ke Bali, berpengaruh besar pada masyarakatnya. Sampai saat ini mayoritas penduduk Bali menganut agama Hindu. Agama Hindu di Bali telah bercampur dengan adat istiadat setempat sehingga Hindu khas Bali disebut Hindu Dharma. Agama Buddha juga berkembang, meskipun tidak sepesat agama Hindu. Hal ini dapat diketahui dari jumlah pedanda (pendeta) agama Hindu (Siwa) yang bergelar dangacarrya lebih banyak dari pada pendeta Buddha yang bergelar dang upadhyaya. Agama Hindu dan Buddha dapat hidup berdampingan secara damai, menunjukkan adanya tolerasi yang tinggi dalam masyarakat Bali.

 

PURA AGUNG BESAKIH

Di bidang budaya berkaitan dengan kehidupan keagamaan dapat dijumpai pada bangunan peninggalan masa kuno yang sampai sekarang masih dapat kita saksikan, seperti candi dan pura. Peninggalan bangunan candi, seperti Candi Padas di Gunung Kawi. Sebaliknya, untuk peninggalan pura di antaranya ialah Pura Agung Besakih.

 

Sumber:

 

Chalid Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pembina Peraga.

Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta:  Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Leo Agung S. dan Dwi Ari Listiyani. 2003. Sejarah Nasional dan Umum 2. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Nugroho Notosusanto. dkk . 1992. Sejarah Nasional Indonesia 2 dan 3. Jakarta: Depdikbud.

 
 
 
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (ARDI TRI YUWONO) © 2020