Setiap
mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak
selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak
dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial
tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut
ketinggalan kebudayaan (culture lag). Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi
dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau
kelas sosial yang baru sudah dilakukan. Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila
kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan.
Kebiasaan
dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas
atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial
yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang
memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat.
Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang
harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang
bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama
sebelum kedudukannya berubah.
Penyesuaian
diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya
manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang
yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan
seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan
kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
menyesuaikan diri.
Berikut
ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan
seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku
lambat menyesuaikan diri.
- Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya (bangkrut) kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya.
- Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya.
Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Halini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan (culture lag) yang dialami seseorang dalam masyarakatnya. Hal itu disebabkan karena perbedaan visi yang dialami individu dan masyarakat atau seseorang yang selalu merasa kesepian di tengah keramaian.
Sumber:
Bagja
Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Lawang, Robert M.Z. 1980.
Pengantar
Sosiologi. Jakarta: UT.
