Colhoun,
Light, dan Keller memberikan rambu-rambu tentang agama sehingga berbeda dengan
kepercayaan, yaitu sebagai berikut.
1.
Getaran Jiwa
Kepercayaan
agama dilandasi oleh getaran jiwa (emosi keagamaan) yang menyebabkan manusia
mempercayai atau menganut suatu agama atau kepercayaan. Dalam hal ini, manusia
mulai memercayai hal-hal gaib, seperti Tuhan, Dewa, makhluk halus, dan kekuatan
sakti. Misalnya, umat Islam percaya kepada Allah Yang Maha Esa dan
malaikat-malaikatnya. Umat Nasrani percaya kepada Tuhan Yesus, Bapa di Surga,
Bunda Maria, dan Roh Kudus.
2.
Simbol Agama
Simbol
agama yaitu lambang-lambang dalam keagamaan sehingga menunjukkan identitas
suatu agama. Simbol tersebut biasanya berwujud tempat peribadatan, pakaian,
benda-benda lain yang berhubungan dengan agamanya. Misalnya, wanita muslim
mengenakan jilbab dalam berpakaian.
3.
Praktik Agama
Praktik
keagamaan yang dilakukan menurut tata kelakuan baku disebut beribadat atau
upacara keagamaan atau ritual. Setiap praktik keagamaan ditunjang oleh empat
komponen, yaitu sebagai berikut.
- Sesuai dengan agama dan kepercayaannya, tempat beribadat keagamaan terdiri atas berbagai bentuk, seperti bangunan, pohon, batu, tempat-tempat keramat, dan sebagainya. Lokasinya bisa di dalam rumah atau bagian tertentu dari rumah, di sekitar rumah atau jauh dari pemukiman, seperti di gunung, pantai, goa, dan sebagainya. Contohnya, umat Islam melakukan ibadah salat di Masjid, umat Nasrani di gereja, umat Hindu di pura, umat Buddha di vihara, dan sebagainya.
- Waktu praktik terdiri atas ibadah rutin (waktunya ditentukanatau dilaksanakan secara berkala, seperti harian, mingguan, tahunan). Contohnya, umat Islam melaksanakan salat wajib lima kali dalam sehari, umat Nasrani beribadat di gereja setiap hari Minggu, umat Buddha sembahyang waktu pagi dan sore hari. Ibadah insidental (dilaksanakan apabila dianggap perlu), contohnya umat Islam melakukan salat Istisqo pada waktu kemarau panjang.
- Sarana atau prasarana keagamaan ialah segala bentuk peralatan yang digunakan dalam praktik keagamaan dengan tujuan demi lancarnya pelaksanaan ibadah.
- Umat beragama atau komunitas beragama merupakan pengelompokan pada komunitas agama yang pada umumnya didasari oleh ideologi atau paham keagamaan setiap penganutnya.
4.
Kitab Suci
Kitab
suci merupakan doktrin agama yang berisi ajaran-ajaran pokok yang bersumber
dari Tuhan yang disampaikan kepada umat manusia melalui utusannya. Misalnya,
kitab suci Al-Quran dan hadist bagi umat
Islam, umat Kristiani dalam Alkitab atau Injil bagi umat Kristiani, Tripitaka
bagi umat Buddha, Weda bagi umat Hindu, dan sebagainya. Setiap manusia dalam
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing didasarkan pada beberapa alasan,
seperti:
- sarana meditasi agar mendapatkan ketenangan hidup.
- mengakui adanya sesuatu yang lebih tinggi dari dirinya.
- doktrin orangtua, yang menginginkan agar agama yang dianutnya dapat pula oleh anak dan keturunannya.
- pengaruh lingkungan, baik di keluarga maupun masyarakat.
Sumber:
Bagja
Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
