Beberapa
ahli sosiologi mengemukakan pengertian perubahan sosial sebagai berikut.
- Menurut William F. Ogburn, bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial.
- Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
- Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat.
Berdasarkan
pendapat para ahli sosiologi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan
sosial terjadi dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu terhadap organisasi
sosial yang meliputi nilai-nilai norma, kebudayaan, dan sistem sosial, sehingga
terbentuk keseimbangan hubungan sosial masyarakat.
Beberapa
teori yang menjelaskan penyebab terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai
berikut.
a.
Teori evolusi (evolutionary theory)
Tokoh
yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies.
Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi memengaruhi cara
pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Adapun
Tonies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang
mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang
memiliki hubungan terspesialisasi, terpecah-pecah, terasing, dan mengalami
lemahnya ikatan sosial. Hal itu terjadi dalam masyarakat perkotaan. Teori ini
hanya menjelaskan mengenai terjadinya perubahan tanpa mampu menjelaskan mengapa
masyarakat berubah.
b.
Teori konflik (conflict theory)
Tokoh
dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan
merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip
dasar teori konflik sosial dan perubahan sosial, selalu melekat dalam struktur
masyarakat. Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas
masyarakat antara kelompok tertindas dengan kelompok penguasa, sehingga akan
mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx
yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling
penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
c.
Teori fungsional (functional theory)
Teori
fungsional berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan
masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi memengaruhi.mereka. Teori
ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat. Konsep
kejutan budaya (cultural lag) dari
William F. Ogburn berusaha menjelaskan perubahan sosial dalam kerangka
fungsionalis ini, menurutnya meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan
satu sama lain, beberapa unsur lainnya tidak secepat itu, sehingga tertinggal
di belakang. Ketinggalan itu menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan
budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur-unsur yang
berubah sangat lambat. Kesenjangan itu akan menyebabkan adanya kejutan dan
budaya pada masyarakat.
Ogburn
menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya
nonmaterial seperti kepercayaan bahwa perubahan teknologi seringkali menghasilkan
kejutan budaya yang pada gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku yang
baru, meskipun terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.
d.
Teori siklis (cyclical theory)
Teori
ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam melihat perubahan
sosial. Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam setiap masyarakat
terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini, kebangkitan dan
kemunduran suatu peradaban (budaya) tidak dapat dielakkan, dan tidak selamanya
perubahan sosial membawa dampak kebaikan.
Oswald
Spengler mengemukakan teorinya, bahwa setiap masyarakat berkembang melalui
empat tahapan perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu masa kelahiran,
kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Selama zaman pencerahan (renaissance) abad ke-18, tidak dapat dielakkan lagi peradaban barat
mulai mengalami kemunduran menuju ke masa tua tidak ada yang dapat menghentikan
proses ini. Seperti pada peradaban Babilonia, Mesir, Yunani, dan Romawi yang
terus mengalami kemunduran yang hingga akhirnya runtuh.
Mengenai
perubahan sosial, Arnold Y. Toynbee mengemukakan teorinya yang terkenal dengan challenge and response atau tantangan
dan tanggapan. Dia mengamati bahwa suatu masyarakat yang mampu merespon dan
menyesuaikan diri dengan tantangan-tantangan yang ada, maka masyarakat itu akan
bertahan dan berkembang. Sebaliknya, jika tidak mampu merespon tantangan yang
ada, maka akan mengalami kemunduran dan akhirnya punah. Menurut Toynbee, jika
suatu tantangan sudah dapat diatasi akan muncul tantangan baru lainnya yang
harus dihadapi masyarakat dalam bentuk interaksi timbal balik dengan
lingkungannya.
Sumber:
Sri
Sudarmi, W. Indriyanto. 2009. Sosiologi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA.
JAKARTA: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
