Inflasi
merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue), kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas
(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya inflasi, diantaranya :
1.
Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull
Inflation)
Inflasi
ini dikenal juga dengan nama Philips Curve Inflation. Secara umum inflasi ini
disebabkan karena penawaran dan permintaan terhadap barang atau jasa di dalam
negeri untuk jangka panjang yang dibutuhkan masyarakat dengan jumlah besar.
Inflasi ini umum terjadi di negara dengan pertumbuhan perekonomian pesat.
Kesempatan kerja tinggi menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat tinggi.
2.
Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push
Inflation)
Inflasi
ini diakibatkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka
waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum, inflasi kenaikan biaya
produksi disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik.
Inflasi jenis ini biasa terjadi di negara dengan pertumbuhan ekonomi yang
sedang berkembang atau tumbuh pesat namun dengan angka pengangguran yang cukup
rendah. Di negara ini seperti ini, supply tenaga kerja terbatas namun
permintaan akan suatu barang produksi tinggi.
3.
Bertambahnya Jumlah Uang Beredar (JUB)
Teori
ini dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara
jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Jika jumlah barang tetap namun
jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat maka harga barang pun
menjadi lebih mahal dua kali lipat.
4.
Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Inflasi
ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi
karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan
terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan penyediaan
barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau
substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang
tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik.
5.
Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)
Inflasi
ekspektasi terjadi sebagai akibat perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa
kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi. Inflasi
jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu
signifikan.
6.
Struktural Ekonomi yang Kaku
Produsen
tidak bisa mencegah dengan cepat kenaikan permintaan yang diakibatkan oleh
pertumbuhan penduduk. Akhirnya permintaan sulit dipenuhi saat ada pertumbuhan
jumlah penduduk.
7.
Kekacauan Ekonomi dan Politik
Bila
suatu negara dalam kondisi yang tidak aman, harga-harga barang di negara
tersebut cenderung mahal. Hal ini juga pernah terjadi di Indonesia ketika ada
kekacauan politik dan ekonomi pada tahun 1998. Pada masa tersebut, level
inflasi di Indonesia mencapai 70% padahal level inflasi yang normal berkisar
antara 3 hingga 4%.
8.
Keputusan Perusahaan
Terkadang
inflasi terjadi secara alami ketika pasokan menurun dan permintaan meningkat,
tetapi di lain waktu inflasi diatur oleh perusahaan. Perusahaan yang membuat
barang-barang populer sering menaikkan harga hanya karena konsumen bersedia
membayar jumlah yang meningkat. Perusahaan juga menaikkan harga secara bebas
ketika barang yang dijual adalah sesuatu yang dibutuhkan konsumen untuk
keberadaan sehari-hari, seperti minyak dan gas.
9.
Hutang Nasional
Ketika
hutang suatu negara meningkat, pemerintah memiliki dua opsi yaitu, mereka dapat
menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk melunasi hutang. Kenaikan
pajak akan menyebabkan bisnis bereaksi dengan menaikkan harga untuk mengimbangi
kenaikan tarif pajak perusahaan. Atau, jika pemerintah memilih opsi yang
terakhir, mencetak lebih banyak uang akan mengarah langsung pada peningkatan jumlah
uang beredar, yang pada gilirannya akan mengarah pada devaluasi mata uang dan
kenaikan harga.
10.
Luar Negeri
Inflasi
juga dapat berasal dari sumber eksternal, misalnya kenaikan berkelanjutan dalam
harga minyak mentah atau komoditas impor lainnya, bahan makanan dan minuman.
Inflasi ini disebut imported inflation.
Secara
umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat.
Sumber:
Alam. 2007. Ekonomi
1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Supriyanto,
Ali Muhson. 2009. EKONOMI untuk SMA/MA KELAS X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
