Sistem
lapisan dalam masyarakat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan
masyarakat yang bersangkutan. Akan tetapi, lapisan atau stratifikasi sosial ini
dapat terjadi dengan sengaja yang disusun untuk tujuan bersama. Alasan
terbentuknya lapisan masyarakat tanpa disengaja, seperti tingkat kepandaian
seseorang, usia, dekatnya hubungan kekerabatan dengan orang yang dihormati, atau
mungkin harta yang dimiliki seseorang, bergantung pada masyarakat yang
bersangkutan dalam memegang nilai dan norma sosial, sesuai dengan tujuan
masyarakat itu sendiri.
Stratifikasi
sosial yang dibentuk dengan sengaja, berhubungan dengan pembagian kekuasaan dan
wewenang secara resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti organisasi
pemerintahan, partai politik, militer, dan organisasi sosial lain yang dibentuk
berdasarkan tingkat tertentu. Sistem pelapisan sosial ini sengaja dibentuk
untuk mencapai tujuan tertentu.
Stratifikasi
sosial yang terdapat pada masyarakat dapat menyangkut pembagian uang, tanah,
kehormatan, dan benda-benda yang memiliki nilai ekonomis. Uang dapat dibagi
secara bebas di antara anggota suatu organisasi berdasarkan kepangkatan dan
ukuran senioritas, tanpa merusak keutuhan organisasi yang bersangkutan. Bahkan,
apabila dalam suatu sistem pemerintahan, kekuasaan, dan wewenang tidak lagi
dibagi secara teratur sesuai dengan ukuran stratanya, akan menimbulkan
kekacauan yang memecah keutuhan masyarakat dan secara tidak langsung memecah
keutuhan suatu negara.
Menurut
Soekanto, semua manusia dapat dianggap sederajat, tetapi sesuai dengan kenyataan
kehidupan dalam kelompok-kelompok sosial, tidaklah demikian. Perbedaan atas
lapisan-lapisan pada masyarakat, merupakan gejala yang universal yang merupakan
bagian dari sistem sosial setiap masyarakat. Pada masyarakat kecil dan homogen
dapat dikatakan hampir tidak terdapat pelapisan sosial. Adapun masyarakat yang
heterogen seperti di perkotaan, memperlihatkan kecenderungan menuju ke arah
stratifikasi yang lebih banyak dan kompleks, sebab dasar dari stratifikasinya adalah
pembagian kerja. Penilaian ditinjau dari segi peranan yang berhubungan dengan
jenis pekerjaannya dalam memenuhi kepentingan masyarakatnya yang didasarkan
atas penilaian biologis dan kebudayaan.
Robin
William J.R. menyebutkan pokok pedoman tentang proses terjadinya stratifikasi
sosial pada masyarakat, yaitu sebagai berikut.
- Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentangan yang terjadi pada masyarakat sehingga menjadi objek penyelidikan.
- Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, yaitu sebagai berikut.
- Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang.
- Sistem pertentangan yang diciptakan masyarakat (prestise dan penghargaan).
- Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat, hak milik, wewenang, atau kekuasaan.
- Lambang-lambang kedudukan, misalnya tingkah laku, cara berpakaian, bentuk rumah, keanggotaan dalam suatu organisasi formal.
- Mudah sukarnya berubah kedudukan.
- Solidaritas di antara individu atau kelompok sosial yang menduduki status sosial yang sama dalam sistem sosial, seperti pola-pola interaksi (struktur clique dan anggota keluarga), kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap, dan nilai, kesadaran akan status masing-masing, dan aktivitas dalam organisasi secara kolektif.
Sumber
:
Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Bagja
Waluya. 2009. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
