Berikut ini pembangunan ekonomi berdasarkan teori klasik yang didukung oleh Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus.
1.
Adam Smith
Adam
Smith melihat pembangunan ekonomi sebagai proses pertumbuhan ekonomi dengan
memanfaatkan mekanisme pasar. Suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang
jika mekanisme pasar berjalan dengan sempurna. Akumulasi modal akan ber
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap per-tumbuhan ekonomi.
Pengaruh langsung terjadi karena pertambahan faktor produksi yang akan
meningkatkan output (produksi barang dan jasa). Pengaruh tidak langsung dari
modal terhadap output adalah berupa peningkatan produktivitas melalui pembagian
kerja atau spesialisasi. Semakin besar modal, semakin besar dimungkinkannya
pembagian kerja dan semakin tinggi juga produktivitas pekerja.
Dalam
jangka panjang akan mendorong pertumbuhan ekonomi sampai posisi stasioner (stationary state), yaitu suatu kondisi
jika sumber daya alam sudah sepenuhnya dimanfaatkan. Walaupun ada pengangguran,
hanya bersifat sementara sehingga peran pemerintah diharapkan seminimal mungkin
dalam perekonomian.
2.
David Ricardo
Inti
dari pertumbuhan menurut Ricardo sebenarnya hampir sama dengan teori Smith.
Ricardo memusatkan perhatian pada peranan penduduk dalam pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain, output nasional (GDP) tergantung atau ditentukan semata-mata
oleh jumlah penduduk sebagai tenaga kerja. Ricardo menyatakan bahwa jumlah
penduduk ditentukan oleh tingkat upah yang berlaku. Jika tingkat upah di atas
tingkat subsisten (pas-pasan untuk bertahan hidup), jumlah penduduk dan tingkat
kesejahteraan akan cenderung meningkat. Dan sebaliknya, jika tingkat upah di
bawah tingkat kecukupan hidup, jumlah penduduk akan menurun mengingat setiap
orang tidak mampu menanggung beban hidup yang makin berat. Penurunan jumlah
penduduk akan menaikkan tingkat upah. Dalam jangka panjang, tingkat upah akan
cenderung sama dengan tingkat substansi, disebut juga dengan tingkat upah
alamiah (natural wage).
Oleh
karena itu, terbatasnya sumber daya alam (tanah) dan output tergantung pada
jumlah penduduk, diperkirakan dalam jangka panjang output nasional cenderung
konstan. Keterbatasan faktor produksi tanah akan membatasi pertumbuhan ekonomi
suatu negara dan hanya bisa tumbuh sampai batas tertentu yang mungkin dicapai
oleh sumber alamnya, dalam hal ini tanah.
3.
Thomas Robert Malthus
Malthus
membahas keterkaitan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi hanya tumbuh dalam jangka panjang jika pertumbuhan penduduk lebih
rendah dari pertumbuhan output (pangan atau produksi). Menurut Malthus,
pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur, sementara pertumbuhan pangan
atau produksi hanya mengikuti deret hitung, akan menyebabkan tingkat
perekonomian generasi mendatang cenderung buruk. Dalam arti, generasi mendatang
akan kekurangan pangan. Hal itu, dapat diatasi jika pertumbuhan penduduk
dikendalikan.
Sumber:
Imamul Arifin, Giana Hadi Wagiana. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
